HIDUP BAHAGIA

2.5K 166 0
                                    


Dua bulan setelah meninggalnya Chana dengan cara mendadak yang berdekatan pula dengan Kaisar mengumumkan pernikahannya membuat rakyat semakin mencemooh keluarga istana. Berbagai hujatan, cacian, dan hinaan baik yang dialamatkan pada Kaisar dan Kwon tak ada henti-hentinya berhembus ke istana setiap hari. Tan yang sudah kebal dengan keadaan ini merasa tidak ada beban untuk melalui ini semua. Bahkan ia mulai memberlakukan kebijakan-kebijakan kasar untuk menertibkan warga sipil yang dengan sengaja berkata kasar atau bahkan meneror istana.


 Itu tidak malah membuat rakyat bersimpati tetapi membuat rakyat semakin membenci pemimpinnya itu. Berbeda dengan Kwon yang semakin melemah. Cemoohan baginya bahkan lebih kasar daripada cemoohan Kaisar, ditambah lagi diberikan ketika adiknya tiada itu hanya akan menambah kesedihannya. Kesedihan-kesedihan yang tiada henti itu berdampak pada kesehatannya. Kesehatan Kwon turun drastis bahkan cenderung tidak kunjung sembuh. Terhitung semenjak hari meninggalnya Chana hingga kini memasuki bulan kedua, kondisinya tak kunjung membaik justru memburuk. Hari-harinya ia habiskan di ranjang kamarnya.



Kabar sakitnya Kwon ini sejak awal sudah sampai ke Kaisar, bahkan Kaisarlah yang memilihkan langsung tabib terbaik untuk merawat Kwon agar Kwon kembali beraktivitas normal. Setelah memilihkan tabib seperti biasanya Kasim Jang lah yang melanjutkan kebutuhan-kebutuhan tabib yang menangani Kwon.

"Tugasmu hanyalah memeriksa Kwon. Untuk urusan ramuan serahkan saja padaku. Ini perintah Kaisar", ucap Kasim Jang tegas.

"Tapi Kaisar tidak pernah bilang begitu padaku"

"Kau meragukanku? Kau pikir aku tidak bisa menyuruh Kaisar untuk membunuhmu? Tinggal masukan racun pada ramuan Dayang Kwon maka kau akan tamat!"

Tabib itu menurut pada Kasim Jang. Ia berprasangka baik siapa tahu memang Kaisar menyuruh Kasim Jang demikian untuk mempermudah pengawasan kesehatan Kwon.



Pagi itu adalah hari ke sekian Kasim Jang meramukan obat untuk Kwon. Meninggalnya Chana, menurunnya kepercayaan rakyat pada Kaisar bagi Kasim Jang semuanya adalah salah Kwon. Jika dibiarkan begini terus Kaisar akan kehilangan simpatiannya dan terus dibenci rakyat. Melihat kondisi Kwon yang semakin terpuruk ini adalah kesempatan baginya menghilangkan Kwon. Kwon hanya akan jadi batu kerikil jika dibiarkan. Disisi lain ia juga tidak ingin Kaisar semakin redup pamornya. Ia tidak punya pilihan lain selain melenyapkan Kwon. 


Pada setiap ramuan obat untuk Kwon ia campurkan sedikit racun untuk memperparah dan menghilangkan kesadaran Kwon. Racun yang ia bubuhkan pada ramuan itu akan membuat Kwon tidak sadarkan diri, bahkan bisa membunuh Kwon secara perlaha. Ia sengaja tidak membubuhkan itu sekaligus karena otomatis ia bisa dicurigai apabila Kwon mati mendadak dan ditemukan racun di tubuhnya. Ini satu-satunya cara dan kesempatan untuk memisahkan Kaisar dengan Kwon. Kalau bukan Kaisar, maka Kwon yang harus pergi. Ramuan untuk Kwon bekerja sebagaimana yang diinginkan Kasim Jang. Kian hari Kwon kian melemah. Setiap hari kesadarannya kian berkurang. 


Pagi itu Kwon memejamkan matanya ketika Dayang Tal membawakan ramuan yang ia terima dari Kasim Jang. Dayang Tal paham betul kondisi kesehatan Kwon yang akhir-akhir ini makin memburuk jadi tanpa membangunkan Kwon ia langsung suapkan ramuan itu ke bibir Kwon, dan Kwon dengan mudahnya menelan itu semua. Selama berhari-hari Dayang Tal mengabdikan diri dengan merawat dayang tertinggi di istana itu. Setiap hari ia merawat Kwon dengan sabar seperti putrinya sendiri. Ia bisa merasakan kepiluan dan kesedihan yang dirasakan Kwon hanya dengan memegang tangannya.

Empress KwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang