Bab 2: Perempuan Cantik Dalam Perahu

493 9 0
                                    

Lalu dengan suara halus dan lembut, tegurnya, "Toan- kongcu jangan-jangan kau masuk angin? Kebetulan aku punya koyo cap pipa, paling bagus untuk mengobati batuk."

Kini Toan Giok tak berani mendehem lagi, bersuara sedikit pun tak berani, ia tertawa paksa. "Ah, tidak usah tidak usah Cayhe baik.. baik sekali."

"Kongcu, aku tahu kau memang baik sekali," ucap gadis cantik itu sambil tersenyum. Merah padam wajah Toan Giok karena jengah, selanya, "Aku bukan bermaksud begitu, maksudku.. maksudku, aku tidak berpenyakit."

Senyuman gadis berbaju putih itu makin manis dan menghanyutkan.

"Oh, alangkah baiknya bila kau tak berpenyakit. Dalam perahu, aku masih menyimpan sebotol Tiok-yap-cing usia tua"

"Tidak usah, tidak usah sungkan," tukas Toan Giok cepat,"Cayhe akan mohon diri."

"Bila kongcu ingin pergi, tentu saja aku tak berani menghalangi," perlahan gadis berbaju putih itu menundukkan vpala, ''hanya saja, semisal Kongcu sudah pergi dan kawanan hwesio jahat itu balik lagi, apa yang harus kuperbuat?"

Toan Giok tak dapat menjawab, ia terbungkam.

Kalau ingin jadi orang baik, alangkah baiknya jadi orang baik hingga akhir.

Tiba-tiba dari tepi telaga terdengar seseorang berteriak,
"Kongcu yang berada di atas perahu, uang arakmu total satu tahil tujuh rence dan belum dibayar ...."

Sambil tertawa, gadis cantik berbaju putih itu segera menyahut, "Uang arak kongcu ini, biar aku...."

"Tidak usah, kau tak perlu sungkan, aku punya uang," potong Toan Giok segera.
Minta cewek membayar rekening araknya? Oh, suatu kejadian yang sangat memalukan. Memangnya Toan Giok turun tangan menolongnya hanya gara-gara ingin dibayari? Jelas hal ini sangat memalukan, dia tak ingin orang lain salah-paham, apalagi salah mengartikan tujuan pertolongannya. —

Toan Giok segera mengeluarkan kantong uangnya.

Karena gugup, dia jadi kurang hati-hati, bukan hanya uang kertas dan kepingan daun emasnya yang jatuh berceceran di lantai geladak, bahkan golok kumala hijau pun ikut terjatuh.

Masih untung gadis berbaju putih itu tidak terlalu menaruh perhatian, sepasang matanya yang jeli seakan sudah terpikat oleh sepasang lesung pipi di wajah Toan Giok dan begitu terpikat sampai dia segan mengalihkan perhatiannya ke arah lain.

***

Arak Tiok-yap-cing memang terbukti arak bagus. Bukan hanya warnanya membuat mata jadi lega, begitu masuk ke mulut, rasanya halus, lembut dan hangat, seperti lidah kekasih yang dijulurkan ke dalam bibir.

Kebetulan gadis cantik berbaju putih sedang menjulurkan lidahnya yang mungil, sedang menjilat bibir sendiri.

Buru-buru Toan Giok menundukkan kepala sambil menghabiskan arak dalam cawannya, sekarang dia baru teringat, ternyata dalam sekali gebrakan, dia sudah melanggar beberapa pantangan sekaligus. Pantangan pertama, keempat, kelima dan ketujuh. Empat pantangan besar sekaligus.

Yang lebih parah lagi, entah sejak kapan perahu pesiar itu telah berlayar menuju ke tengah telaga. Saat ini, dia sudah tak sempat lagi pergi meninggalkan tempat itu.
Apalagi sekarang dia telah menganggap dirinya sebagai teman, walau pun dia sendiri belum tahu siapa nama gadis itu.

"Aku she Hoa, bernama Ya-lay"

Hoa Ya-lay! Sebuah nama yang indah, sebuah nama yang menawan.

Cahaya rembulan yang indah ditambah suasana yang indah dan arak yang wangi. Segala sesuatunya begitu indah dan menawan, bagaikan hidup dalam alam nirwana.

Serial 7 Senjata (Qi Zhong Wu Qi Zhi) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang