Bab 7: Memancing Naga Hijau di Bawah Sinar Rembulan

367 10 0
                                    

Orang itu dapat bertemu Toan Giok, boleh dibilang merupakan nasib mujurnya.

Sekarang ia sudah bisa duduk, tapi sepasang matanya sedang mengawasi kertas pengumuman di meja dengan mata melotot.

Paras muka Hoa Hoa-hong ikut berubah, tapi Toan Giok masih tersenyum, malah tanyanya, "Menurut kau, apakah dia mirip seorang pembunuh?"

"Tidak mirip!" jawab orang itu. Akhimya orang itu buka suara juga! .

Tampaknya Toan Giok semakin kegirangan, lagi-lagi ujarnya sambil tertawa, "Aku pun merasa tidak mirip."

"Orang lain menuduh dia membunuh siapa?" tiba-tiba orang itu bertanya lagi.

"Seseorang yang sama sekali belum pernah dijumpainya, orang itu she Lu bemama Siau-hun."

"Padahal Lu Siau-hun bukan mati dibunuh olehnya."

"Tentu saja bukan," sahut Toan Giok sambil tertawa getir. "Akan tetapi bila ada sepuluh orang mengatakan kau telah membunuh orang, maka secara tiba-tiba kau pun akan berubah menjadi seorang pembunuh."

Perlahan-lahan orang itu mengangguk.

"Aku bisa merasakan bagaimana rasanya menerima tuduhan semacam itu, karena aku pun pernah dimasukkan orang ke dalam peti," katanya.

"Tapi sekarang kau berhasil lobos dari dalam peti dan dialah yang telah menyelamatkan jiwamu," tak tahan Hoa Hoa-hong menimbrung.

Sekali lagi orang itu mengangguk, mengangguk perlahan.

"Oleh karena itu, meski kau tak berdaya menyelamatkan dirinya, paling tidak kau pun tidak seharusnya menginginkan lima ribu tahil perak itu," kata Hoa Hoa-hong lagi.

Tiba-tiba terlintas perasaan pedih dan menderita di wajah orang itu, sahutnya dengan sedih,
"Aku memang tak mampu menyelamatkan dia, sekarang aku hanya ingin minum arak." "Oh, jadi kau pun pandai minum arak?" tegur Toan Giok sambil tertawa.

Orang itu tertawa, senyumannya amat getir, sahutnya, "Buat orang yang pernah dimasukkan ke dalam peti, paling tidak dia pasti pandai minum."

Ternyata arak yang diteguknya tidak sedikit.

Kenyataan dia minum arak begitu cepat dan banyak, cawan demi cawan sambung menyambung. Pada hakikatnya dia tak pernah berhenti meneguk.

Semakin banyak yang diteguk, semakin pucat paras mukanya, mimik penderitaan pun makin lama semakin menebal.

Toan Giok memandangnya sekejap, kemudian setelah menghela napas, katanya, "Aku tahu, kau ingin sekali membantu diriku, namun sekalipun kau tak bisa membantu pun tak perlu sedih dan menderita, karena sekarang memang tak ada orang yang bisa menyelamatkan aku dari dalam peti besar."

Mendadak orang itu mendongakkan kepala dan menatap pemuda itu, tanyanya, "Bagaimana rencanamu?"

"Mungkin saja saat ini tinggal sebuah jalan yang dapat kutempuh," jawab Toan Giok setelah berpikir sejenak.

"Jalan yang mana?"

"Temukan dahulu Hoa Ya-lay, sebab hanya dia seorang yang dapat membuktikan kalau kemarin malam aku memang berada di dalam rumah itu. Siapa tahu hanya dia pula yang tahu siapakah pembunuh Lu Siau-hun yang sebenarnya."

"Kenapa?" tanya orang itu.

"Sebab hanya dia pula yang tahu jejak Lu Siau-hun selama beberapa hari belakangan ini."

"Atas dasar apa kau berkata begitu?"

"Selama beberapa hari ini Lu Siau-hun pasti berada bersamanya, karena itu untaian mutiara serta lencana Giok-pay dari keluarga Lu terjatuh ke tangannya."

Serial 7 Senjata (Qi Zhong Wu Qi Zhi) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang