Bab 9 (TAMAT)

301 7 0
                                    

Lan Lan bertanya, "Coba katakan, apa kau ini gadis jelek?"

Hiang-hiang geleng kepala.

"Kalau kau anggap dirimu cantik dan elok, kenapa tidak kau perlihatkan kecantikanmu di hadapan mereka?"

Air mata masih membasahi pipi, pelan Hiang-hiang membaringkan jenazah Thio-gongcu di lantai, lalu berdiri dan maju beberapa langkah ke depan, dengan gaya yang mempesona, pelan-pelan ia mencopot pakaian satu per satu hingga tubuhnya telanjang tanpa selembar benang melekat di tubuhnya.

Dalam keadaan telanjang, sebagai gadis terhormat, bugil di depan umum, sudah tentu gerak-geriknya tidak enak dipandang mata. Tapi postur tubuhnya memang indah, montok semampai dan menggiurkan, payudaranya tumbuh tegak, montok lagi padat dan kenyal, pinggang yang ramping, pinggul nan bulat besar, pahanya yang jenjang mulus, tidak setiap laki-laki bisa menyaksikan tubuh semulus dan seelok ini.

Lan Lan juga perempuan cantik, namun ia pun kesemsem melihat kemontokan Hiang-hiang, katanya kemudian, "Bagaimana, cantik tidak dia?"

"Cantik sekali," Ling-liong-siang-kiam menjawab bersama.

"Coba kalian perhatikan lebih seksama."

"Kami puas melihat tubuhnya, tapi kami juga ingin melihat tubuhmu," ucap Ling-liong-siang-kiam bersaudara dengan tersenyum nakal.

Lan Lan pun tertawa manis, "Usiaku sudah tua, seperti nenek-nenek, tubuhku tidak bagus untuk dipamerkan, tapi kalau kalian ingin menyaksikan, ya, aku ...." Kepalanya menunduk, jari-jarinya mulai membuka kancing. Dalam kancing bajunya ini tersimpan senjata rahasia yang lihai lagi ganas.

Namun sebelum senjata rahasia dalam kancing menyerang musuh, pedang Ling-liong-siang-kiam bergerak lebih dulu. Bahwasanya kedua bersaudara cebol ini tidak lagi memperhatikan tangan Lan Lan yang membuka kancing, karena sedikit curiga, jago silat yang banyak pengalaman ini segera bersiaga.

Lan Lan menghela napas, "Agaknya aku keliru menilai kalian, dari yang cebol sampai yang gede, dari tua sampai muda, laki-laki yang ada di pendopo ini semua bukan pejantan, agaknya kalian sudah dikebiri oleh tua bangka laknat itu." Karena sudah telanjur, terpaksa Lan Lan tetap menyerang dengan senjata rahasia yang tersembunyi dalam kancing bajunya. Namun dengan mudah senjata rahasianya disampuk jatuh oleh pedang Ling-liong-siang-kiam.

Ling-liong-siang-kiam adalah saudara kembar, lahir dan batin bersatu padu, katakanlah dwi-tunggal, maka permainan Kim-gin-siang-kiam (sepasang pedang emas dan perak) saudara kembar ini amat rapat, ketat dan lihai.

Dalam menghadapi keadaan yang kritis ini, Lan Lan dipaksa menampakkan diri sebagai jago kungfu yang tidak lemah kepandaiannya, gadis ini memang pandai silat, namun menghadapi rangsekan sepasang pedang emas dan perak saudara kembar cebol ini, ia terdesak di bawah angin.

Hanya beberapa gebrak saja, sanggul kepalanya tersampuk lepas, pedang emas menyilaukan seperti membelit tubuhnya, sementara cahaya pedang perak beberapa kali hampir menusuk bolong lehernya. Namun Lan Lan terus bertahan dan melawan sekuat tenaga meski napasnya sudah mulai ngos-ngosan. Karena kewalahan dan terdesak, terpaksa ia berteriak minta tolong, "Siau Ma, lekas bantu aku."

Siau Ma ingin menolongnya, dalam beberapa gebrak tinjunya sudah berulang kali mematahkan serangan kakek penyapu kembang yang timpang, tapi pipa cangklong Pok Can selalu mengacau dari pinggir, beberapa kali gaman orang mengetuk mukanya. Pipa cangklong ini berat lagi besar, tembakaunya juga menyala dan panas, sebelum berhasil merobohkan lawan, terpaksa Siau Ma harus menyelamatkan diri. Padahal Lan Lan sudah terdesak di bawah angin, jiwanya terancam, namun karena dirinya juga terlibat dalam keroyokan dua lawan tangguh, jangan kata menolong Lan Lan, untuk mempertahankan diri sendiri saja sukar, mana mungkin membantu si nona.

Serial 7 Senjata (Qi Zhong Wu Qi Zhi) - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang