PART 4

66 11 0
                                    

Haiiiii, nih aku update, inget-inget ya cerita yg part 3 gmn karna nyambung hehehe... kalo udh lupa boleh baca lagi ya saayy 😊😊
.
.
.
.
Aku dan Ibu sama-sama dalam keadaan diam karna Ibu tak kunjung berbicara siapa pemilik kalung ini.

"Buuu..." kataku memecahkan lamunan Ibu

"Ooh ooh iyaa, ah itu kan kalung pemberian Ibunya marko untuk kamu, memang sengaja tidak Ibu perlihatkan ke kamu, malah ada dikamarmu" kata Ibu sambil bersedekap tangan didada

"Lohh Bu... kenapa begitu Bu?" Tanyak ku sambil mengeryitkan dahi

"Iya, Ibu fikir itu tidak terlalu penting Diva.. " jawab Ibu

"Tapi apa salahnya Bu kalau Ibu memberikannya pada Diva? Kapan Ibunya Marko memberikan kalung itu Bu ?"

"saat mereka hendak pergi ke Malang"

"Tapi bagaimana bisa Ibu berfikir itu tidak penting? Itu bisa menjadi kenang-kenangan untukku"

"Lagipula Marko dan keluarganya tidak akan kembali ke sini, mereka akan tetap berkehidupan disana

Untuk apa memyimpan kenang-kenangan darinya? Sudahlah Diva, itu hanya hal sepele, sebaiknya kamu segera pergi ke cafe sekarang" sambung Ibu sambil membalikkan tubuhnya jadi membelakangiku
-
-
-
-
bukankah sangat aneh apabila Ibu bilang ini hal sepele dan tidak perlu diingat? Jelas-jelas aku mengharapkan Marko kembali dan semua peristiwa-peristiwa baik atau buruk bersama Marko pun aku mengingatnya, kalung ini begitu nyata bagiku, aku memiliki kenangan sebuah barang yang melengkapi saat-saat kerinduanku pada Marko yang kurasa semakin meluas.
~~~~
~
~
~
Tidak begitu bersemangat hari ini untuk mengontrol seluruh kegiatan cafe, aku hanya terduduk di dekat meja kasir, namun tidak berniat sedikitpun untuk turun mengatur keuangan malam ini. Aku memutar beberapa lagu yang ada di playlist smartphoneku sebagai pelengkap cafe. Memang biasanya selalu ada musik seperti ini, tapi bukan dari smartphone ku, berhubung kali ini aku sedang benar-benar merindukan Marko, akan ku putarkan lagu-lagu yang cocok dengan keinginan hatiku.
.
.
"Mba mba... " ucap Zufar sembari menepuk pundakku

"Hhmmm?"

"Mba ini ada masalah apa sih dengan kalung itu? Dari tadi saya lihat mba terus memandang kekalung itu?"

"Memangnya pekerjaanmu sudah benar-benar selesai?"

"Sudah mba, beresss deh pokoknya tenang saja mba"

"Baiklah kalau begitu, aku akan bercerita padamu, karna aku merasa percaya padamu, karna ini masalah yang bersangkutan dengan hatiku..." kataku sambil berbisik pada Zufar
---
---
---
---
Setelah 20 menit lamanya bercerita dengan Zufar, sepertinya Zufar sangat mengerti perasaanku, Ia memberikan saran-saran yang dapat aku lakukan. Aku juga menceritakan perdebatanku dengan Ibu, menurut Zufar pasti ada maksud baik dibalik semua perkataan Ibu padaku tadi, tapi mungkin aku yang belum dapat menemukannya. Ku simpan dengan rapi kalung itu didalam tasku, ku pastikan kalung itu sudah ada didalam tasku sebelum aku pulang kerumah.
.
.
.
.
Sesampainya dirumah, seperti biasanya aku melakukan kegiatan rutin yaitu, belajar, merapikan buku, dan bersiap untuk tidur. Terus kupandangi kalung tersebut dan semakin teringat pada Marko, apa sebaiknya aku mengikuti kata-kata Ibu untuk perlahan tidak mengingat Marko yang memang tidak kembali untuk tinggal disini? Tapi kan bisa saja suatu saat keluarganya memutuskan untuk pindah kesini lagi atau bisa saja saat kuliah nanti Marko berniat untuk berkuliah disini? Ah sangat banyak yang aku pikirkan.

MARKO, I'M OFFICIALLY MISSING YOU. -Divana, your childhood friend.
._
._
._
._
._
._
Haaaaaaaiiiiiiii aku upate lagi nihhhh, heheh maaf lama ga update yaa😆😆. Mungkin yang biasanya sehari sekali update, sekarang gabisa kayanya, karena aku udh mulai sekolah dan berjumpa tugas-tugasku sayang heheh. Teruss aku juga mau bilang sesuatu hehe, ternyata guru bahasa Inggrisku tau kalo aku nulis cerita di wattpad dan dia bilang ikutin cerita ini dan baca selalu hehe, thanks miss 😙😙 .
And for you all don't forget to vote and comment.
Penuh cinta, Flower🌹

ALL ABOUT YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang