PART 11

52 10 2
                                    

Pagi hari ini kami, bersiap-siap untuk kembali ke Tangerang, setelah melaksanakan kegiatan GTC selama 6 hari 5 malam. Walaupun selama di Malang ini aku menemukan banyak hal, da menemukan Marko, tetapi tetap saja kurang rasanya waktu untuk tetap terus bersama-sama dengan Marko, tidak bisakah Marko ikut bersamaku? Hanya pikiran liar yang terlintas dan tidak akan terjadi rasanya. Jelas-jelas Marko dan keluarganya sudah berkehidupan dengan baik disini. Selamat tinggal Marko. Semoga kita bertemu lagi nanti, di satu universitas mungkin. Amin.
.
.
Aku dan Marko sudah saling bertukar kontak untuk berkomunikasi, sehingga tidak sulit lagi bukan untuk selalu mengetahui keadaannya.

TO : Marko
"Assalamualaikum... hari ini gue pulang ya Mar, maaf belum sempet ketemu lagi sama lo, terus juga gabisa kerumah lo untuk ketemu om sama tante. Tapi gue seneng banget bisa ketemu sama lo disini. Sampein juga salam gue buat kedua orang tua lo, bilang gue kangen sama mereka." Begitulah pesan singkat yang kukirim untuk Marko sebagai ucapan pamit.
.
Aku terus menyandarkan kepalaku pada kaca bus yang terus kami tumpangi. Heni hanya bingung memandangiku yang sama sekali tidak berbicara padanya.

"Div, lo kenapa sih? Gasemangat ya buat pulang? Gue tau kok Div gimana rasanya, lo tau kan kalo emang direstuin buat ketemu lagi pasti nanti ketemu kok... sabar yaa.." ucap Heni sambil memegang pundakku.

"Makasih Hen, lo emang bener bener ngerti banget perasaan gue" balasku pada Heni.
.
.
Setelah kira-kira 10 menit pesanku terkirim pada Marko, ada balasan dari Marko. Aku segera membukanya

FROM : Marko
"Waalaikumsalam,, hati-hati dijalan Div, gue harap kita bisa ketemu lagi.. need more time with you Div... nanti salam lo gue sampein ke Mama sama Papa, terus lo jangan mikirin gue mulu Div.. HAHA. Salam juga buat keluarga lo di Tangerang gue kangen mereka. ❤❤"

.
.
Senyumku mengembang membaca pesan dari Marko, ditambah lagi terdapat simbol hati disana, semakin membuat wajahku memerah dan ingin terbang rasanya. Walapun terkesan alay tapi memang senang rasanya. Kugenggam ponselku dan kupegang erat, sambil tersenyum. Ohh Marko....
.
.
3 Hari kemudian...

MARKO POV
Siang ini Papa memintaku untuk menemaninya ke kantornya entah untuk apa tujuannya. Aku turun dari mobil dan segera mengikuti langkah Papa yang terburu-buru menuju ruangan rapatnya. Aku hanya menunggu diruangan Papa dan menyebarkan pandanganku melihat seisi ruangan Papa.

Lama-lama bosan rasanya hanya menunggu, sebaiknya aku menghubungi Diva.

MARKO : "Div.."

DIVA : "Iya, kenapa Mar?"

MARKO : " ga ada apa-apa sih,"
MARKO : "lo ga kangen apa sama gue ?"

DIVA : " duh apa banget deh lo Mar, gue kira ada yang penting, taunya nanyain kangen atau engga"

MARKO : " ini penting kali Div, masa gue doang yang kangen sama lo tapi lo nya engga. Kan ga adil Div... :(("

DIVA : "OOO gitu yaaa, jadi ceritanya kangen niihh ??? Heheh"

MARKO : "IYAAAAA"

DIVA : "sini pindah ke Tangerang lagi supaya bisa ketemu terus sama gue hehe"

MARKO : " jangan kaget ya lo kalo tiba-tiba gue beneran ke sana "

DIVA : "ohh boleh banget, silahkan Mar, dengan senang hati gue tunggu, walaupun kayanya kemungkinannya kecil lo pindah kesini lagi hehe"
.
Tiba-tiba Papa keluar dari ruangan rapatnya dan segera menghampiriku, sementara belum sempat ku balas pesan dari Diva yang masuk ke ponselku.

"Marko, ada sebuah berita yang kamu harus tau, Papa tidak tau apakah ini berita baik atau buruk bagi kamu" ucap Papa.

"Apa Pa? Tolong segera bicarakan" sahutku.

"Hasil rapat kali ini, perusahaan ini akan mendirikan cabagnya dikota lain, dan Papa ditunjuk sebagai pimpinan yang akan ditempatkan dikota tersebut, dan sudah dipastikan perusahaan selanjutnya akan didirikan di kota Tangerang. Berdekatan dengan rumah yang kita tempati 8 tahun yang lalu. Semua syarat untuk urus perpindahan ini, sudah diselesaikan oleh pihak perusahaan, termasuk rumah yang kita tempati nanti dan sekolahmu juga adikmu." Ujar Papa panjang lebar.

Aku sempat terdiam beberapa saat sambil mencerna seluruh perkataan Papa. TANGERANG??!! APAKAH SEPERTI MIMPI RASANYA, BARU SAJA AKU BERBICARA DENGAN DIVA, DAN SEKARANG SUDAH ADA JALAN UNTUK MEMPERMUDAH. Tapi aku tetap memikirkan sekolahku disini, teman-teman dan yang lainnya. Tentu tidak semudah itu untuk meninggalkan ini.

"Jadi kita benar-benar akan pindah Pa? Apakah untuk menetap atau sementara ?" Tanyaku.

"Untuk itu akan segera ditentukan oleh pihak perusahaan, jadi Papa juga belum bisa mengetahui pastinya" jawab Papa

"Kira-kira kapan kita berangkat pa?" Tanyaku.

"Setelah kamu dan adikmu melewati ujian kenaikkan kelas, supaya memudahkan proses pindah sekolah. Dan ujian kamu sekitar 2 minggu lagi bukan?" Ucap Papa

Benar. Ujian kenaikkan kelasku sebentar lagi, menuju kelas 12. Sulit bukan?  harus pindah saat akan menghadapi masa-masa kelas 12 dan akan menghadapi ujian nasional. Tapi disisi lain aku juga merasa senang karna akan bertemu dengan Diva dan keluarganya.
.
.
Papa memintaku untuk yang mengendarai mobil, karena Papa sedang sibuk menerima telfon dan merapikan berkas-berkas yang dibawanya. Aku tetap menjaga fokusku pada jalan, dan berniat untuk tidak memberi tahu Diva terlebih dahulu tentang ini. Supaya aku dan Diva sama-sama fokus untuk menghadapi ujian kenaikkan kelas yang sebentar lagi terlaksana.

DIVA POV

kemana Marko? Kenapa dia tidak membalas pesan ini? Ah sudahlah mungkin kuotanya habis, atau sedang sibuk, atau ada kepentingan mendadak, atau harus melakukan suatu hal, atau yang lainnya. Wajar saja apabila Marko sibuk, dia memang memiliki kegiatan yang sangat padat.

Sudah sekitar 3 hari GTC selesai, kami diberikan waktu libur 1 hari untuk beristirahat, sebelum kembali ke aktivitas sekolah dan menghadapi ujian kenaikkan kelas.

***
***

Ujian kenaikkan baru saja selesai dilaksanakan setelah sepekan aku benar-benar fokus pada ujianku dan tidak berkomunikasi dengan Marko, tidak terasa kelas 12 sudah menanti hehe. Aku mengaktifkan ponselku dan membuka sosial mediaku. Karna hari ini adalah hari minggu dan ujian kenaikkan kelas baru kemarin selsai, aku memilih untuk beristirahat dirumah, dan mencoba menghubungi Marko. Tetapi saatku buka Instagram, sekitar 3 jam yang laluMarko memposting fotonya bersama keluarganya di depan pesawat. Kemana mereka akan pergi ? Segera ku hubungi Marko , tapi nomornya tidak aktif, kukirim pesan singkat pun tidak dibalas. Mungkin sedang sibuk pikirku.
.
.
Tidak terasa aku sangat mengantuk dan meletakkan ponselku, di meja belajarku, dan aku memutuskan untuk tidur.
.
.
MARKO POV
kemana sih Diva, daritadi di telfon ga diangkat, aku ini udah di Tangerang Div.... padahal niatku ingin menanyakan alamat rumahnya dan aku ingin berkunjung kerumahnya, tapi telfonnya tidak diangkat. Akhirnya aku berusaha untuk mencari alamat rumah Diva dari loksi yang disertakan apabila Diva memposting foto di sosial media. YAP KETEMU.

Segera ku lajukan mobil menuju alamat rumah Diva, setelah 2 jam sampai dirumah. Disini Papa diberikan banyak fasilitas termasuk mobil, motor dan rumah.

Setelah sekitar 10 menit sampai didepan rumah Diva, seperti di alamat yang ku dapatkan, segera aku keluar dari mobil dan mengetuk pintu rumah Diva sambil mengucapkan salam.
.
.
DIVA POV

Siapa yang mengetuk pintu? Apakah tidak ada orang dibawah yang bisa membukakam pintu? Kamarku berada di atas dan belum sepenuhnya aku bangun dari tidurku, namun bisa terdengar ada yang mengetuk pintu, dengan tubuh lemas, rambut berantakan dan mata yang belum sepenuhnya terbuku aku berjalan gontai keluar kamar, menuruni tangga berniat membuka pintu sambil mengucek mataku pelan. Siapa sih ini mengganggu tidurku... gumamku dalam hati.
_.
_.
_.
_.
Haallloooowww aku update lagii nihhhh hehehe, gimana nihhh, Marko ke Tangerang lohhh ketemu sama Diva heheh. Maaf yaa kemaren aku lagi sibuk dan banyak tugas, jadi baru bisa update lagi karna inspirasi yang baru nongol juga hehehe, maaf ya membuat kalian menunggu lama. Abis baca jangan lupa vote dan komen, terus yg mau follow aku juga gapapa, tapi yang mau aja yaa guyzz.

  Aku cinta readers aktif 💚💙, flower🌹

ALL ABOUT YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang