PART 18

20 2 0
                                    

"Haiii Hen !!" Aku menyapa Heni yang sedang duduk di kantin menyantap makan siangnya. Namun tetap Heni tidak memberikan jawaban.

Sudah 3 hari Heni memperlakukanku seperti ini. Ada apa sebenarnya dengan Heni. Aku tetap berusaha berbicara padanya walau terus-terusan diabaikan.

"Hen, lo ngomong dong, gue ada salah apa sama lo, kenapa lo diemin gue kaya gini? Gaenak Hen, gue gabisa diginiin terus sama lo" ucapku

Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut Heni, dia malah pergi meninggalkan ku tanpa berbicara apapun. Segera ku tarik tangannya untuk tetap berada disini.

"Hen tunggu, salah gue apa sama lo? Kita bisa bicarain Hen, kenapa lo tiba-tiba kaya gini sama gue ?" Ucapku sambil menahan tangannya.

"Lepasin tangan gue sekarang!" Ucap Heni sambil melepaskan tanganku dari tangannya.

Karna dalam keadaan yang lemas dan Heni menarik tangannya dengan kuat, aku tersungkur ke lantai.

"HENNN TUNGGU HENN !! LO BELUM JELASIN KE GUE KENAPA LO KAYA GINI!! HEENN . . ." ucapku sambil sedikit meninggikan nada suaraku, tanpa disadari air mata sudah membasahi pipiku.

MARKO POV

Niatku untuk segera kembali kekelas setelah dari toilet gagal sudah. Saat melihat Diva sedang berbicara dengan Heni, namun Heni tetap diam tidak merespon sedikit pun, ada apa ini sebenarnya ? Bukannya Diva dan Heni sudah bersahabat?

Terus ku perhatikan mereka dari jauh, terlihat Diva yang terus berusaha berbicara padanya, TIBA-TIBA SAJA . . . . Heni menarik tangannya yang di genggam Diva menyebabkan Diva terjatuh.

"Divaaa. . " ucapku spontan.

Tapi aku masih terdiam di tempat ku saat ini. Aku melihat rahma, lalu aku mengintruksikannya untuk membawa Diva ke taman untuk menenangkannya. Karna Rahma juga teman dekatnya Diva, Rahma pasti bisa menenangkan Diva.

DIVA POV

saat tubuhku terjatuh kelantai, Rahma tiba-tiba saja membantuku untuk berdiri dan membantuku untuk berjalan menuju taman, tidak sanggup lagi aku menahan air mata ini, apa yang harus kuperbuat?

Ku ceritakan semuanya yang terjadi pada Rahma. Tak lama Rahma menemaniku Ia harus ke ruang guru karna ada yang perlu diurus.

Saat ini aku duduk sendiri ditaman, angin terus berbisik padaku, daun-daun yang turut menyanyi bersama hembusan angin. Tiba-tiba ada tangan yang menyodorkan sapu tangan ke arahku.

"Marko ?" Ucapku saat melihat siapa yang memberikan ini padaku.

"Udah lo bersihin dulu tuh air matanya, apa mau gue aja yang bersihin ? Heheh" ucap Marko

"Gausah, gue aja sendiri" ucapku sambil mengusap wajahku dengan sapu tangan milik Marko.

"Lo lagi ada masalah sama Heni ? Perasaan masih baik-baik aja deh" ucap Marko yang duduk disebelahku namun badannya miring mengahadap wajahku.

"Gue juga gatau kenapa tiba-tiba Heni jadi kaya gini. Gue udah berusaha tanya apa salah gue ke dia, kenapa dia acuh banget sama gue, tapi ga ada jawaban apapun Mar . . . " ucapku sambil tak kuasa menahan air mata yang semakin deras.

"Udah Div, jangan nangis kaya gitu, coba nanti gue bantuin ngomong yaa ke Heni, gue kan sekelas sama dia jadi bisa lah ada kesempatan ngomong." Ucap Marko.

Tangannya tak henti-henti mengusap air mata ku dengan tangan kosong.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 06, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALL ABOUT YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang