PART 12

47 11 2
                                    

HALLOO !! AKU UPDATE, JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT ❤❤. Maaf jikalau terdapat typo mengganggu. Happy reading!.

Marko pov

Sedari tadi terus ku ketuk pintu rumah Diva, tidak ada tanda sahutan dari dalam,  tapi aku tidak menyerah, terus ku ketuk sambil memanggil Diva yang tak kunjung keluar. Aku memutar balik tubuhku membelakangi pintu rumah Diva dan menyebarkan pandanganku di taman sederhana didepan rumah Diva. Seperti kembali teringat semua kenanganku dengan Diva, aku bersedekap tangan didada sambil tersenyum mengingat kenangan tersebut. Tidak disangka-sangka rasanya aku bisa kembali lagi kesini meskipun sempat 8 tahun tidak menginjakkan kaki disini, senyumku kian mengembang, tiba-tiba suara pintu yang sedari kutunggu pun terbuka....

Diva pov
Aku terus berjalan gontai menyusuri ruang tamu sambil mengikat rambutku asal-asalan dan mengusap mataku agar pandanganku bisa terbuka jelas. Segera ku buka pintu dan segera menjumpai tamu yang mengganggu tidur siangku.

Orang yang sedang membelakangiku saat ini, seperti belum lama kulihat tubuh ini, tapi siapa dia? Apa perlunya? Ibu dan ayah sedang tidak dirumah? Tamu siapa ini sebenarnya?

"Waalaikumsalam, iya saya Diva, ingin bertemu siapa ya?" Jawabku pada orang yang berdiri membelakangiku ini.

Orang itu langsung membalikkan tubuhnya menghadapku, betapa terkejutnya, oh siapakah ini yang datang??!! Terus ku usap-usap mataku dengan keras dan berulang untuk memastikan tamu yang kulihat ini tidak salah, tapi tetap saja menunjukkan hasil yang sama. Ya dia adalah Marko. Akan ku ulang sekali lagi sekaligus ku perjelas, YA BENAR, MARKO YANG DATANG.

Tangan Marko yang membuyarkan lamunanku, dan menepuk-nepuk pipiku untuk menyadarkanku.

"Div, Div... hallooo, ini gue Div, kenapa ngelamun gitu sih? Udah ah kagetnya, apa-apaan sih, perasaan belum lama ketemu gue" kata Marko

"Lo apa-apaan disini hah??!! Masa tiba-tiba lo didepan rumah gue? Ini mimpi kali ya, tidur siang kenapa mimpinya indah banget siihhh" sahutku.

"Bukannya lo yang nantang gue buat kesini waktu kita chattingan itu? Masa lupa sih? Ini demi lo, karna lo yang nantang loh hehe" sambung Marko.

"Ah becanda mulu si lo, yakali gara-gara gue ngomong gt doang terus lo langsung kesini beneran? Emang lo ga sekolah? Orang tua lo gimana ? Terus ko cepet banget? Lo kesini pake ap...." mulutku langsung ditutup dengan jari telunjuk Marko yang di letakkan didepan bibirku membuat aku berhenti berucap, padahal masih ada puluhan pertanyaan yang ingin ku tanyakan padanya.

"Mending buruan lo rapi-rapi, mandi, dandan, sholat ashar karna ini udah jam 3 lebih, terus ini rambut ditata yang rapi lah, perempuan dikit Div, abis itu ajak gue jalan-jalan dong, udah lama kan ga kesini. Gih sana buruan" ucap Marko sambil mengusap rambutku yang terikat asal-asalan.

"Iya iya bawel banget heran gue,... sini masuk duduk didalem aja." Ucapku

"Ga mau ah, mau disini aja gue mau inget-inget waktu Marko dan Diva masa kecil main di taman itu." Ucap Marko sambil menunjuk taman itu.

"Ya ya terserah lo deh ya, kalo cape berdiri duduk aja ya kedalem, gue beres-beres dulu." Sahutku.

~~
~~
~~

Setelah 30 menit bersiap-siap, aku berdiri di depan cermin dan memeriksa penampilanku, menggunakan blouse berwarna biru muda yang cukup sampai menutup lututku, dan ku kenakan sneaker putihku juga tidak lupa kubawa slingbag putihku. Langsung aku berjalan mememui Marko yang sudah lama menungguku. Tidak lupa ku kunci pintu rumahku dan mengirim pesan singkat pada Ibu mengatakan bahwa aku pergi.

"Ayo Mar, udh rapi nih" Ucapku pada Marko.

"Baguskan rambut lo kalo rapi begini, cantik banget, ko lo ga pake rok minnie mouse lagi Div?" Ucap Marko sambil terkekeh.

"Lo yang bener aja deh Mar, itu rok gue waktu kecil, mana muat kalo dipake sekarang.." ucapku

"Ngerti ko tuan putri, kan cuma bercanda." Ucap Marko sambil tersenyum sangat manis padaku.

.
.
Setelah menempuh perjalan selama 20 menit menggunakan mobil yang membuat kami terjebak dalam kemacetan, harusnya 10 menit saja menuju cafe tujuan kami. Kami langsung menuju meja yang kosong dan memesan makan juga minum yang kami inginkan.

"Mar lo mau makan apa? Sekalian gue panggilin mbanya nih." Tanyaku.

"Apa aja deh Div makanannya. Tapi minumnya gue mau jus alpukat yaa hehe" Ucap Marko yang tetap terfokus pada ponselnya.

Makanan dan minuman yang kami pesan sudah datang, tapi Marko masih memainkan ponselnya. Oh tidak bisakah dia meletakkan ponselnya, dia ini sedang bersama ku sekarang,seperti tidak dianggap rasanya.

"Mar, udahlah taro dulu, makanannya udah dateng ini." Ucapku pada Marko.

"Iya Div lagi rame nih di grup" sahutnya namun tidak melepaskan pandangannya pada ponselnya.

"Terserah lo aja Mar, kalo lo mau main hp terus, abis makan gue mau pulang." Sahtku kesal.

Marko langsung terbelalak mendengar perkataanku barusan.

"Div, ah jangan gitu dong, gue kan kesini mau ketemu sama lo, masa mau ditinggal pulang..."  ucap Marko sambil memegang tanganku erat.

"Abis daritadi lo cuma main hp terus Mar.. didiemin terus daritadi guenya." Sahutku

"Iya ngerti, maaf ya, mungkin rasanya belum bisa pisah sama temen-temen diMalang, karna gue kan bener-bener bakal berkehidupan disini Div..." ucap Marko.

Aku kaget bukan main. Dia bilang BAKAL BERKEHIDUPAN DISINI. Berarti maksudnya akan menetap bukan?

"Lo bakal menetap disini lagi Mar?" Tanyaku.

"Iya Div, papa dikirim buat pimpin perusahaan cabang baru disini, jadi pindah semua kesini. Paling kalo untum bolak -balik ke Malang ya cuma papa, itupun kalo ada urusan aja paling. Jadi gue belum sepenuhnya bisa pisah sama temen-temen gue disana walaupun disini ada lo. Maafin gue ya Div... janji deh ga diulangin lagi.. " ucap Marko panjang lebar.

"Malah harusnya gue yang minta maaf sama lo Mar, gue kira lo kesini tuh cuma main aja liburan gitu, jadi gue gamau waktu gue sama lo kepotong sama kegiatan kita masing-masing, tapi ternyata lo bakal menetap disini, ga seharusnya lah gue marah sama lo." Ucapku pada Marko, lalu ku tundukkan kepalaku, tidak berani menatap Marko, karna merasa bersalah karna telah Marah pada Marko.

"Div, udah ah gapapa ko.. lo kan juga gatau, harusnya juga gue langsung cerita dulu sama lo tadi, bukannya langsung sibuk sama hp gue." Ucapknya sambil mengangkat daguku untuk membuat kepalaku kembali ke posisi semula alias tidak menunduk lagi.

"Ayo sekarang kita makan deh, biar ga salah-salahan gini. Mau disuapin?" Ledek Marko.

"Apaansih Mar, gue bisa makan sendiri kali." Sahutku pada Marko.

"Diva.. Diva , sikap lo bener-bener ga berubah ya, malah yang kaya gini yang gue senengin dari lo, lucunya ga ketolongan." Ucap Marko sambil mengusap puncak kepalaku dan tersenyum lebar. Membuatku semakin salah tingkah.

.
.
Setelah selesai makan, Marko mengajakku untuk mengunjungi tempat yang lain, tapi saat ingin menuju ke mobilnya Marko, tiba-tiba saja hujan turun mengguyur. Marko langsung melepas jaket bombernya dan segera membukanya lebar untuk melindungi kepala kami berdua sambil berlari kecil menuju mobil.

Kami sudah berada di dalam mobil sekarang. Jaket bomber Marko yang membalut tubuhku sekarang rasanya tidak menolong rasa dingin yang menembus tubuhku. Marko yang melihat aku sibuk menggosok-gosokkan tanganku untuk mendapat kehangatan segera mengambil tanganku, dan membantu ku sambil menggosok kedua tangannya sendiri lalu meletakkan pada pipiku. Sangat hangat rasanya, belum pernah Marko melakukan ini padaku sebelumnya. Dia terlihat sangat perhatian dan menyayangiku, tapi rasa apa ini yang aku rasakan saat pandangan  kami bertemu.

"Tangan lo dingin banget Div.., sini biar gue genggam terus. Biar cepet anget Div.." ucap Marko.

Aku hanya mengangguk pelan sambil tersenyum. Markooo I love you lah pokoknya. Teriakku dalam hati.
_.
_.
_.
_.

HALLLOOWW UPDATE LAGI, MAAF YA SLOW UPDATE TAPI AKU TETEP USAHAIN UPDATE HEHE, KEEP VOTING AND COMMENT, ITU SANGAT BERARTI LOH BUAT AKU.
  
    AYO DONG AKTIF 💜💜, FLOWER 🌹

ALL ABOUT YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang