GADIS FILOSOFI PART 2

611 76 2
                                    


Suara sangkakala berbunyi. Tanda hari akhir sudah tiba. Mereka berteriak lantang memanggil nama seorang pahlawan. Sementara yang dipanggil, meringkuk ketakutan dibawah selimut, sambil memegang boneka teddy bear kesayangannya. Berharap, ada pahlawan lain yang datang, menyelamatkan semua orang, dan berhasil mengalahkan yang jahat. Rasanya ingin menertawakan sendiri. Keberanian seorang pecundang, datang disaat genting. Tapi, tidak menjadi kebiasaan, dunia bukan sekali membuat masalh, tapi berjuta-juta kali dia harus terbangun di tengah malam, terburu-buru ditengah makan, dan lari terbirit-birit di senja sore. Kenapa harus aku? Tanya seorang pahlawan, terhadap dirinya sendiri.

"haduuh.. mungkin yang di buku itu pahlawannya bego kali yah.." kata wanita itu sambil melahap kentang goreng di tangannya. Aku memandang dia, seolah mengatakan , ini cerita mau dilanjutin?

"judul buku ini apa sih..? kok isinya, penderitaan semua? Nanti, yang baca, punya pikiran negatif mulu loh, auranya rada-rada suram gituuh..."

"HERO IS a TRULY LOSERS."

"pantesan.. bacaan mu memang yang beginia yah? Tau gak, buku yang isinya beginian, bisa bikin kamu negatif thingking mulu, beban hidup mu makin berat, dan yang pasti bisa bikin jalan hidup mu sesat."

"pemikiran itu hanya berlaku bagi orang yang gampang terpengaruh."

"lalu bagaimana denganmu?" aku terdiam.

"sudahlah, ku sudah melanjutkan ceritanya. Beri aku jawaban." Dia lalu menepuk kedua telapak tangannya. Menyeruput segelas cola dingin dan berkata,

"jadi kau tidak menemukannya??"

"kalau aku menemukannya, untuk apa aku sekarang ada disini. Sudahlah jangan buang waktu, cepat katakan" dia tertawa kecil.

"kuat." Katanya sambil tersenyum percaya diri. Aku masih bingung

"dengar, manusia itu tidak seperti batu. Semakin terkena hujan, dia akan semakin menipis. justru kita sebaliknya. Waktu dimana kita harus bersedih, maka bersedilah..waktu dimana kita harus jatuh kedalam lubang, maka jatuhlah..Kita ini seperti...."

"seperti apa?"

"hmm... apa yah...." Sambungnya sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh arah.

"mungkin...permen karet??"

"haa??!" wajahku semakin bingung. Sungguh, aku tidak mengerti seluruh filosofi mahluk yang sekarang berada di depanku.

"kau tidak bisa menjelaskannya lebih spesifik?? Aku tidak terlalu mengerti dengan hal yang diluar logika."

"hahahah... kau sudah membaca banyak buku, tapi kau tidak menegrti ucapanku... aneh. Hahaha"

"oh, ayolah... aku mungkin senang membaca, tapi aku kurang pandai menerjemahkan pemahaman hidup seperti mu"

Tiba-tiba dia berdiri dari tempt duduknya.Meneguk cola terakhirnya dan berkata,

"besok. Jam dan tempat yang sama. Lanjutkan besok saja. Hari ini aku bosan dan mengantuk. Harus segera pulang."

"apaa??!! Jangan pergi seenaknya.!"

"bye,bye gadis penghayal..!" katanya sambil melambaikan tangan memberikan tanda untuk segera berlalu. Ada banyak hal yang tidak kumngerti tentang kehidupan. Aku tidak belajar secara praktik, tapi secara teori. Itulah mengapa aku selalu tidak pernah peduli dengan orang-orang yang sok bijak dan selalu membawa tiap filosofinya dalam langkahnya. Seakan ini benar terjadi, di tempa langsung dengan kenyataan.

"dasar...gadis filosofi."

***


GADIS FILOSOFITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang