"Nadiva.." panggil Ima-Ibunya.
Gadis yang berkerudung sepanjang pinggang itu menoleh.
"Kamu ngapain aja sih, udah jam segini kok masih blum siap"
"Iya Bu sebentar aku juga lagi siap-siap ini"
Nadiva terburu-buru karena Ibu sudah menegornya.
"Ayo Bang nanti terlambat" berjalan cepat menuruni tangga.
"Kamu Div yang bikin terlambat dandan saja lama gitu" omel Ibu.
"Maaf Bu, tadi kerudungku belum rapih" Ibu menggelengkan kepalanya.
"Adek gimana sih jadi telat kan cuma nunggu kamu dandan doang" cerocos Ridho-Abangnya yang juga kesal karna menunggu Diva.
"Maaf Bang, Diva nggak begitu lagi deh" dengan dua jari membentuk huruf 'V'
Mereka berdua berpamitan pada Ibu dan ayah mencium punggung tangan keduanya. Mobil yang mereka tumpangi meluncur keluar dari kawasan perumahan Kirana.
Sampainya di gerbang sekolah Nadiva membenarkan jilbabnya "Bang aku pamit ya, assalamualaikum" mencium punggung tangan keduanya. "Waalaikumsalam, belajar yang bener dek" Diva mengangguk.
"Diva..!" teriak Ratna-sahabatnya memanggil Diva dari gerbang sekolah.
"Ish! Ratna kamu jangan teriak gitu dong bikin kaget aja" omelnya.
"Maaf, yuk cepet masuk kelas udah jam segini" ditarik tangan Nadiva.
"Eh jangan narik narik dong sakit tau" teriak Diva karna tak dilepaskan tangannya oleh Ratna.
Sampainya dikelas.
"Loh tumben kalian berdua dateng nya terlambat biasanya pagi-pagi udah disini" tanya salah satu teman sekelasnya.
"Nggak terlambat sih tapi hampir telat, baru bel juga kan guru juga blum masuk" ucap Cecep yang baru memasuki kelas dengan santai langsung menyambar.
"Apasih Cep nyamber aja udah kayak listrik, gue nanya ke mereka berdua bukan ke lo!" cetus Ita-orang yang paling judes dikelasnya.
Keduanya menghembuskan nafas kasar menggelengkan kepalanya, jalan ke tempat duduknya.
Ita masih saja nyerocos sesekali Cecep ladenin dan setelahnya nyuekin. Teman-teman memperhatikan tingkah keduanya yang terus menerus bertengkar, tertawa terbahak bahak.
Ita capek sendiri karna terus ngoceh.
"Udah selesaikan ngocehnya, capek gak?" ledek Cecep, Ita membuang muka ke arah tembok dengan tangannya yang disilang depan dada."Lo berdua cocok sumpah!" canda Arip membuat semua tertawa. Keduanya membuang muka.
Ibu guru memasuki kelas semua terdiam. Dimulai nya kegiatan belajar mengajar.
Bel istirahat.
"Diva ayo ke kantin udah laper nih" ajaknya manja .
"Iya sabar aku rapihin buku dulu"
Ratna berjalan cepat meninggalkan Nadiva, sampai Nadiva mengejar nya.
Buukk!
"Gimana sih liat liat dong sakit nih hidung gue, udah tau rame gini pake lari-larian segala" omel cowok itu sambil mengusap hidungnya yang mancung.
"Maaf nggak liat, lagi ngejar temen ninggalin dia ngambek" menundukkan kepala.
"Bodo itu urusan lu!"
"Div ada apa kok dia marah-marah sama kamu?" tanya Ratna yang menghampiri Diva melihat diomeli kakak kelas.
"Nggak papa kok Rat" Ratna menarik tangan Diva untuk segera meninggalkan kakak kelas yang berdiri memegangi hidungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir
EspiritualJika memang takdir, Cinta kan pasti bertemu, Meski aku dan kamu berada diujung dunia.