#01

401 42 2
                                    

Masih dalam keadaan mengantuk aku memaksa membuka mataku. Aku pun melihat kearah jam wekerku yang sudah berbunyi sejak tadi. Sekarang sudah jam 7.40 tunggu 20 menit lagi aku harus berada di rumah sakit. Ya, pertemuan dengan Chief yang terkenal galak itu jam 8 pagi. Disaat departemen lain melakukan pertemuan jam 9/10 kita harus datang lebih awal.

"Aku terlambat"

Aku pun langsung meloncat dari tempat tidur Dan berjalan ke kamar Mandi dengan cepat, memakai baju lalu langsung berangkat. Aku langsung berlari ke lift lalu menekan tombol tapi lift tak kunjung terbuka dengan pasrah aku langsung turun dengan tangga darurat. Berlari dan berlari hingga sampai di halte bus. Sekejap aku melihat ke arah jam yang sudah menunjukan pukul 7.50 tinggal 10 menit bagaimana bisa aku sampai dalam waktu 10. Jarak rumah sakit dengan apartemenku memang tidak terlalu jauh tapi tidak ada yang tahu apa yang bisa terjadi di jalanan kota Seoul. Melihat tidak ada tanda-tanda bus yang akan datang aku kembali berlari lagi. Tanpa melihat ke kiri atau kanan aku berlari secepat kilat agar bisa sampai. Disela-sela lariku aku kembali melihat kearah jam yang menunjukan pukul 7.57 tinggal 3 menit lagi. Dan beruntung aku sudah sampai di depan rumah sakit.

Berterima kasihlah aku pada guru olaragaku saat Senior High school yang selalu menghukumku berlari setiap pagi karena terlambat masuk sekolah. Setidaknya tidak sia-sia selama ini aku berlari tiap pagi. Beruntung ruang gawat darurat berada di lantai 2 jadi aku tidak perlu repot-repot berlari beberapa lantai cukup satu lantai.

Saat sampai aku dapat melihat jelas 4 orang sedang berbaris kesamping dan 2 orang berada didepan mereka. Aku pun mempercepat langkahku dan seketika aku mendengar namaku dipanggil.

"KIM CHUNGHA...."

"Aku...... disiniiii...." kataku sambil berdiri di paling pojok barisan dan mengatur napasku yang tersengal-sengal. Aku melihat kearah sampingku terlihat, terlihat para itern lain sudah berdiri rapi dengan jas dokter yang sudah mereka kenakan. Aku pun tersenyum ramah kepada mereka

"Kau terlambat....."

Aku pun melihat kearah suara tersebut. Aku melihat seorang yang sedang membelakangi kami semua sambil memegang sebuah kertas. Aku pun melihat kearah jam tanganku

"Ini hanya lewat 2 menit...." kataku masih dengan napas tersengal-sengal.

"Tetap saja kau terlambat.... bagaimana kau bisa menjadi dokter yang baik jika bangun pagi saja susah. Kau ini berada di departemen gawat darurat dan kau harus siap siaga. Apa yang kau lakukan jika mendapat panggilan jam 3 pagi..???" Teriaknya

Entah kenapa mendengar orang itu berteriak padaku membuatku sangat takut. Seketika orang itu berputar dan menatap kearahku. Aku pun kaget bukan main. Mataku mulai berkaca-kaca. Rasa sesak mulai terasa. Aku pun mulai susah bernafas dan jantung berpacu lebih cepat. Tidak mungkin secepat ini, tidak mungkin, tidak mungkin, tidak mungkin dia Kim JongIn, kakakku Teriakku dalam hati

"APA YANG KAU LIHAT????" Teriaknya lagi.

Air mataku lepas begitu saja. Dengan cepat aku menghapusnya

"Maafkan saya...." kataku sambil membungkukkan badan dan air mataku kembali menetes.

Pikiranku mulai kacau. Di hari pertamaku menjadi itern tidak mungkin sesulit ini. Aku pun menguatkan diri lalu berdiri tegak.

"Nama saya Kim Jong In. Aku adalah kepala departemen gawat darurat. Kalian bisa memanggilku Chief Kim..... kalau begitu sampai jumpa" katanya langsung pergi

"Apakah sebenci itukah dia padaku sampai tidak menganggpku sama sekali. Jadi ini permainanmu Oppa baiklah mari kita lakukan. Kita akan lihat siapa yang bertahan" kataku dalam hati

HURT ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang