#31

144 19 0
                                    

Sudah seharian Chief Kim mencari Chungha tapi tak kunjung ketemu. Ia juga sempat menanyakan pada Daniel tapi Laki-laki itu juga tak melihat Chungha sejak pagi. sekarang sudah jam makan siang biasanya ia pastikan akan menemukan Chungha makan dengan Mina di kedai sekitar Rumah sakit tapi saat melihat Mina keluar dari Rumah sakit, ia tak bersama Chungha melainkan bersama Mingyu dan Wonwoo. itu cukup membuat rasa khawatir Chief Kim kembali meningkat. Sebenernya kemana Chungha ia benar-benar Pusing mencari Chungha. langkahnya terhenti saat melihat seseorang dengan jas dokter duduk di kursi taman di rumah sakit. Kali in ia yakin betul itu Chungha. Chief Kim pun langsung duduk di samping Chungha. Chungha yang merasakan keberadaan seseorang disebahnya langsung menengok dan mendapati Chief Kim duduk disampingnya sambil memandang ke langit. Chungha yang tidak ingin bertemu dengan Chief Kim langsung saja berdiri tapi pergerakannya ditahan oleh Chief Kim cepat.

"duduklah.... aku mau berbicara denganmu..." kata Chief Kim lembut.

Chungha pun pasrah. ia tak bisa lari lagi. Mungkin ini saatnya ia menghadapi kenytaan hidupnya. Tapi kenapa harus sekarang? disaat semua kebahagian yang ia dambakan telah terwujud. pertama, ia menemukan orang yang dapat menyanyaginya lalu kedua, hubungannya dan sang kakak sudah membaik. ia hanya tidak mau mendengar kenyataan pahit yang terjadi pada kakaknya dan dirinya selama ini. ia tidak mau memutar kembali masa lalunya yang sangat menyakitkan.

Chungha mengangguk tak berani menjawab.

"selamat ulang tahun...." kata Chief Kim seketika membuat Chungha bingung. bahkan hari ini bukan ulang tahunnya kenapa Chief Kim mengucapkan selamat ulang tahun padanya.

"aku mau mengucapkan selamat ulang tahun padamu....... yang sudah kelewatkan sejak 20 tahun yang lalu...." kata Chief Kim lagi. seketika Chungha membeku tidak mungkin kakaknya mengucapkan selamat ulang tahun padanya. yang ia tahu kakaknya itu sangat membenci hari ulang tahunnya. ia tak tahu kenapa ia bisa menyadari itu tapi saat hari ulang tahunnya kakaknya tak pernah mengucapkan selamat ulang tahun padanya. bahkan kakeknya selalu menyempatkan diri neleponnya dari Korea untuk mengucapkan selamat ulang tahun. ia memang tak pernah merayakannya tapi ia berhak mendapatkan ucapan dari kakeknya. tapi sang kakak tidak, ia tidak pernah mengucapkannya pada Chungha jadi saat kecil Chungha menyimpulkan kakaknya tak pernah menyukai hari ulang tahunnya. Chungha pun teringat jika saat kecil, ia selalu merayakan hari ulang tahunnya sendiri di kamar hanya dengan lilin dan teddy bearnya lalu ia meniup lilinnya dan membuat wish . itu saja tapi sangat berkesan bagi Chungha

"aku tahu mungkin sudah terlalu terlambat tapi ini..... harusnya aku memberikan ini padamu sejak awal...." kata Chief Kim melepaskan kalung dari lehernya.

"ini kalung yang dititipkan ibu saat kau masih dalam kandungan.... dia bilang aku harus memberikannya saat kau sudah besar nanti.... aku juga punya satu... dan satu lagi untukmu" kata Chief Kim memberikan kalung leontin bergambarkan merpati.

Mata Chungha berkaca-kaca. ia mulai tak percaya jika ibunya memiliki hadiah kecil untuknya. ia kira ibunya tak terlalu peduli padanya. karena kakek pun tak pernah mau membicarakan tentang ibu atau ayahnya. jika ditanya tentang orang tuanya, Kakek selalu mengalihkan pembicaraannya. Chungha sejak kecil memang tak pernah mengenal orang tuanya dan tak ada satupun anggota keluarganya yang mau menceritakannya pada Chungha.

"aku tak akan mengungkit masa lalu lagi.... karena aku tahu itu sama saja menyakitimu dan aku mulai sadar jika kau tersakiti labih dari aku yang tersakiti.... jadi mulai sekarang aku mau kita mulai semuanya dari awal.... aku akan belajar menjadi kakak yang baik untukmu... aku berjanji.... maafkan kakakmu yang selama ini menyakitimu terus" kata Chief Kim membawa Chungha kedalam pelukannya. Chungha langsung terisak kencang. ia tak tahu, ia hanya merasakan kasih sayang yang selama ia impikan. kasih sayang dari kakaknya yang tak pernah menganggap keberadaannya. Chief Kim juga tak dapat menahan air matanya. ia sekarang telah mengabulkan permintaan terakhir ibunya. -untuk selalu menjaga adiknya-

"Ibu.... aku berjanji.... mulai saat ini.... ibu tak akan melihat Chungha menangis lagi... aku akan menjaganya mulai sekarang....." kata Chief Kim dalam hati.

"terima kasih anakku...."

Chief Kim tertegun mendengar suara ibunya berbisik ditelingannya. ia tak mungkin salah dengar jelas-jelas ia mendengarnya. ia pun meregangkan pelukannya pada Chungha dan melihat sekitar tak ada seorang pun di taman itu. Mungkin ia hanya berhalusinasi karena terlalu merindukan ibunya. apa sekarang ia harus menjenguk ibunya sudah hampir tujuh tahun ia tak menjenguk ibu dan ayahnya lagi semenjak tinggal di Korea. Mungkin ia akan mengajak Chungha juga kali ini. Chief Kim juga paham perasaan Chungha. Ia pasti sangat ingin menemui Ayah dan Ibu tapi dari sejak kecil Chief Kim dan kakeknya sudah berjanji tak akan mengungkit apa-apa tentang ayah dan ibu sampai Chungha bisa mengerti. Mungkin saat ini adalah saatnya Chungha mengetahui semuanya.

"Chief.... aku... benaar-benar.... berterimakasihh" kata Chungha masih mencoba manahan air matanya.

"tidak ada Chief lagi.... aku mau kau memanggilku JongIn Oppa" kata Chief Kim tersenyum ramah.

"JongIn Oppa... ingat.... aku pergi dulu.... ada meeting dengan beberapa Dokter" kata Chief Kim mengacak rambut Chungha dan pergi.

Chungha pun tersenyum.

"jangan lupa makan..... ini sudah siangg" teriak Chief Kim dari kejahuan

Chungha mengacungkan jempolnya mengerti.

"Kim Chungha.... apa kau harus pulang sekarang???" tanya Chungha pada dirinya sendiri

Ya, semua sudah selesai. Tujuannya datang ke Korea dan mengalami penyiksaan selama ini sudah selesai disini. apa ia harus memesan tiket untuk pulang ke rumahnya sekarang? tapi entah kenapa ia benar-benar tak mau meninggalkan tempat ini. Chungha akui banyak sekali air mata yang mengalir saat tinggal di Korea, tapi banyak juga tawa saat tinggal di Korea.

"Mom... Dad.... terima kasih" kata Chungha memandang ke langit lalu berjalan pergi.

Saat berjalan menuju Ruang Gawat Darurat, Ia berpapasan dengan Chief Kang. Chief Kang yang melihat Chungha langsung memeluknya erat dan mengangkat badannya sedikit.

"Chief.... Chief.... ini dirumah sakit" kata Chungha cepat

"aku tahu.... tapi aku benar-benar merindukanmu" kata Chief Kang tak mau melepaskan pelukannya dari Chief Kang.

"tapi bagaimana jika ada yang lihat" kata Chungha panik melihat kesekeliling lorong.

"aku tidak peduli.... pokoknya setelah aku mengangantikan posisi ayahku menjadi Direktur di Rumah sakit ini.... aku akan langsung menikahimu...." kata Chief Kang. Chungha pun langsung menutup mulut Chief Kang dengan kedua tangannya

"Yaaa.... Chief bagaimana kau bisa menyebutkan nama Direktur seperti itu... bagaimana jika ada yang tahu" kata Chungha cepat.

Chief Kang tersenyum bahagia. "Arra... Arra.... sebelum aku pergi berikan aku energi dulu..." kata Chief Kang seketika membuat Chungha bingung.

"energi???"

Chief Kang pun langsung mendekatkan wajahnya hendak mencium Chungha tapi dengan cekatan Chungha keluar dari peluka Chief Kang dan berkata

"ini di Rumah sakit"

lalu berbalik dan pergi meninggalkan Chief Kang yang tampak sedih.




HURT ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang