#03

279 44 0
                                    

"AKKKKKKKKHHHHHHHH....."

Aku pun dengan cepat berlari Kearah suara tersebut. Aku pun kaget bukan main saat melihat seorang ibu yang menggendong anaknya dengan tangan kanan dan tangan kirinya memegang pisau yang entah dari mana ia dapat. Ibu itu mengarahkan pisaunya kearah orang-orang disekitarnya sambil berteriak-teriak. Tidak jauh dari sana Aku pun dapat melihat Jimin Oppa dan Mingyu yang mencoba mendekati ibu tersebut. Tapi ibu tersebut mengancam akan melukai orang-orang disekitarnya.

"Menjauhhh.... kalian tidak lihat Uri Joon Jae sedang tidur....sssstttttt....jangan berisik...." katanya mengarahkan pisaunya keanak kecil tersebut. Semua orang kembali berteriak saat melihat ibu itu melakukan itu.

"KENAPA KALIAN BERISIK SEKALI???" teriaknya sambil mengarahkan pisaunya kearah orang sekitarnya. Semua orang kembali mundur begitupun dengan aku yang saat ini berada di paling depan bersama Mingyu dan Jimin.

"Apa yang terjadi???" Tanyaku pada Jimin Oppa dan Mingyu.

"Ibu ini mengamuk.... dia baru 5 hari yang lalu melahirkan anaknya itu. Dia kembali ke Rumah selama beberapa hari dan anaknya masih baik-baik saja tapi setelah 4 hari berlalu tiba-tiba anaknya tidak bisa bergerak sama sekali dan saat tadi Mingyu mengecek denyut nadinya.... sudah menghilang...." kata Jimin panjang lebar.

"Jadilah itu penyebabnya....." kata Jimin Oppa menambahkan.

"Kemana suaminya???" Tanyaku cepat

"Aku juga tidak tahu...... dia datang sendirian hanya bersama anaknya" kata Mingyu cepat

Aku pun melihat kearah ibu itu. Beberapa saat aku terlintas ide gila dengan langsung mendekati ibu itu tapi itu tidak mungkin itu bisa membahayakan nyawaku juga.

"Tolong cari Chief KIM....." teriak Mingyu pada para perawat. Terlihat beberapa perawat mulai berlari keluar dari ruang gawat darurat mencari Chief Kim . Dan tersisa aku, Jimin OppaMingyu dan tiga orang Security.

Tidak ada cara lain aku harus melakukannya. Sebenarnya hanya satu caranya mengalihkan perhatiannya

"Ibu..... Joon....... Jaeee....." kataku terbata-bata.

"Apaaaa??? Apa yang mau lakukan pada anakku jangan dekati kami...." teriaknya sambil mengarahkan pisau tersebut kearahku. Spontan aku langsung mundur.

"Tenanglah Ibu Joon Jae.... saya tidak akan melakukan apapun pada kalian...." kataku sedikit gugup

"Lalu apa yang kalian lakukan disini??? Cepat pergi... Joon Jae Ingin tidur.....dia sedang tidak enak badan Jadi dia perlu banyak istirahat" katanya dengan mata melotot penuh kearahku dan yang lain.

"Joon Jae... tidak enak badan.... apa dia baik-baik saja???" Tanyaku mengalihkan perhatian

"Tentu saja.... Joon Jae baik-baik saja.... tapi dia sepertinya sedang marah padaku sejak tadi dia tidak ingin membuka matanya melihat ibunya...." kata Ibu Joon Jae mulai menangis.

"Benarkah???...... Joon Jae-yaa... apakah kau marah pada ibumu??? Tolong jangan marah Joon Jae-yaa...." kataku sambil sedikit demi sedikit mendekati ibu tersebut. Ibu itu tampak melihat kearah anaknya dengan mata berkaca-kaca. Entah kenapa melihat ibu itu seperti itu membuatku ikut merasa sedih.

"Joon Jae.... tolong buka matamu.... jangan marah lagi pada ibu...." katanya sambil menangis ku.

Jimin oppa menahanku supaya tidak lebih dekat lagi tapi aku menggeser tangannya yang menghalangi dan memberi kode untuk percaya padaku. Hingga akhirnya aku persis berdiri didepan ibu itu.

"Lihat.... Joon Jae mulai membuka matanya..... " bohongku

"Joon Jae-yaaaa.... kau mendengar Unnie??? Apa kau masih marah pada ibumu???" Kataku lagi. Ibu itu tampak percaya dengan kebohongan ku. Ya ini memang efek dari depresi yaitu melihat khayalan.

HURT ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang