#02

339 39 0
                                    

#KRINGGGGG

teleponku berbunyi. aku pun dengan cepat menghapus air mataku lalu mengangkat panggilan tersebut.

"kakekkk..." kataku sambil tersenyum kecil

"Chung..... kau baik-baik saja?... suaramu terdengar kurang baik"

"aniyaa... haraboeji.... tentu saja aku baik-baik sajaa... inikan hari pertamaku berkerja" bohongku

"baiklahh... berkerjalah dengan baik arrasoe???.... jangan berbuat ulahh...."

"okey sirr..."kataku cepat

kakek menutup teleponya. aku pun bangkit membersihkan lututku lalu berjalan pergi. tekadku sudah bulat. aku akan tetap tinggal di Korea sampai dia memberikan alasan sebenarnya kenapa dia bersikap dingin padaku hanya sampai aku tahu dan apapun penghalangnya aku harus bisa melewatinya termasuk itu Oppa sendiri.

"KAJJJAAA.... Chunghaa" teriakku

aku pun berjalan menuju loker para dokter wanita. aku pun masuk dan menemukan Mina yang sedang mengganti bajunya. lokerku dan Mina bersebelahan. dia melihat kearahku.

"haiii..." kataku sambil tersenyum ramah

"ohh... anyonghaseyo... Dr. Kim" katanya sopan

"aniyaa.. jangan panggil aku Dr.Kim.... panggil saja Chungha.... aku tidak suka dipanggil dengan sebutan itu" kataku cepat

"ohhh baiklah Chungha-shii...." katanya lagi dengan bahasa formal

"sudahlah... Mina... cukup chungha..saja.... kuharap kita bisa berteman dengan baik... maaf perkenalakanku tadi kurang baik" kataku menatapnya lekat

dia pun mengangguk kikuk. kami pun sibuk kembali dengan loker kami. aku memasukan tas ranselku yang sejak tadi kugendong. lalu mengambil Jas dokter yang terlipat rapi. aku menatap jas itu dengan sangat lekat. KAMU PASTI BISA  kataku dalam hati. aku pun dengan cepat memakainya lalu menutup loker dan menguncinya. Aku pun melihat Mina yang juga sudah selasai dengan urusannya akhirnya aku mengajaknya untuk kembali bersama.

aku pun duduk di mejaku. aku melihat kesekelilingku. terlihat Mingyu sedang bermain dengan teleponnya, Wonwoo sedang berkutat dengan buku yang ia baca sejak tadi dan Mina yang sedang juga sedang membaca buku. Lalu Jimin Oppa entahlah sejak tadi dia tidak ada di mejanya.

tiba-tiba pintu terbuka. pandangan kami pun mengarah pada pintu tersebut yang menampakan Jimin Oppa.

"kajja.... kita sudah dipangil..." katanya cepat

kami semua pun dengan cepat bergegas berjalan keluar.

"bahkan sekarang belum jam 9 tapi dia sudah memanggil kita..." kata Mingyu saat berjalan bersama mengikuti Jimin dari belakang.

ini pasti karena kejadian tadi. jadi ini yang dia maksud membuatku tersiksa. aku pastikan aku bisa bertahan sampai akhir.

kami pun sampai, terlihat Dr. Kim dan Dr. Im sudah berdiri rapi. kami pun langsung berbaris kesamping dengan rapi.

"dasar lambat..." katanya tiba-tiba

bahkan aku ragu bahwa dia kakak kandung. karena kakek selalu berkata bahwa appa dan omma orang yang baik dan ramah. dia bahkan tidak ramah sama sekali.

"jangan mengambil keputusan gegabah pikirkan dengan matang, jangan panik disaat semua orang panik, jangan mengambil keputusan sendiri, dan kalian harus memberitahu segala sesuatu yang kalian lihat, lakukan, berikan pada pasien pada saya setiap harinya.... jadilah dokter yang berguna.... bukan merepotkan.. dan jangan mencapurkan urusan luar dengan perkerjaan.... jadilah dokter yang profesional" kata-kata pedas keluar lagi dengan gampang dari mulutnya tanpa dicerna dulu.

HURT ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang