#16

199 25 1
                                    

sudah 2 hari berlalu semenjak kejadian di Lab itu tapi Chungha tidak bisa melupakannya. Jantungnya selalu berdetak lebih cepat jka memikirkannya terus. Bahkan dia menghindar dari Chief Kang yang akhir-akhir selalu menghantuinya. entah apa yang ia rasakan sekarang Chungha benar-benar Bingung.

"Chunggg.... kau bengong lagiii..." kata Wonwoo menyadarkan Chungha dari pikiran gilanya

sekarang Chungha dan Wonwoo sedang belajar bersama diruang intern untuk ujian internnya.

"kenapa akhir-akhir ini kau sering bengong sihhh??" tanya Wonwoo terlihat kesal

"Hah? Tidak aku hanya memikirkan ini" tunjuk Chungha asal ke buku.

"Aishhhh... Kau ini sudahlah aku pergi dulu... Ada pasien yang harus kutemui...." Kata Wonwoo langsung pergi begitu saja.

Chungha pun membanting pensil yang sejak tadi ia pegang. Pikirannya kacau dan benar-benar kacau. Ia hanya bingung dengan apa yang ia rasakan. Chungha pun ikut keluar dan memeriksa beberapa pasiennya. Seketika dirinya melewati seorang pasien yang terbaring lemah dengan alat-alat medis hampir disekujur tubuhnya. Ya, dia itu korban tabrak lari yang Chungha operasi secara terpaksa. Pasien itu sudah kembali dari masa kritisnya seluruh keluarganya sudah ada disana berputar mengelilinginya. Terlihat juga seorang anak yang kecil memuluk pasien itu erat. Sepertinya dia anaknya. Pasien itu belum sembuh total tapi setidaknya sekarang ia bisa membuka matanya setelah 3-4 hari koma. Chungha pun tersenyum kecil. Terlihat juga ibu pasien itu menangis sedih melihat anaknya sudah bangun.

"Beruntungnya......."

"Beruntung apanya??"

Terdengar Suara dari samping Chungha membuatnya kaget

"Kamja-kya... Chief Kang... " Kata Chungha cepat saat melihat Chief Kang orang yang ia jauhi beberapa hari ini sekarang berada didepannya.

"Aku tanya apa yang beruntung... Bukan namaku..." Kata Chief Kang cepat.

Chungha pun kembali melihat pasien itu. Ya. Saat ini dia berani berada didekat Chief Kang karena tidak ada seorang pun ditempat itu. Karena tempat itu adalah kamar (pasien yang memiliki penyakit yang serius). Jadinya hanya keluarga dan beberapa dokter dan perawat saja yang boleh masuk.

"Anak itu..... Dia beruntung karena dapat melihat ayahnya bisa membuka matanya lagi...." Kata Chungha perlahan.

Chief Kang terdiam. Entah kenapa apa yang dikatakan Chungha sakit rasanya. Ia seperti menahan pedih dihatinya. Ya, ini karena ingatannya kembali. Masa lalu yang sangat ingin ia lupakan. Yang membuatnya hidup Sekacau ini dan yang membuat keluarganya hancur.

Daniel kecil pulang dari sekolah dengan hati yang sangat senang karena ibunya akan mengajaknya pergi untuk membeli makanan kesukaannya. Setelah bel berbunyi dengan cepat Daniel kecil berlari keluar dari sekolah dan mendapati ibunya sudah melambaikan tangan didepan pagar sekolahnya. Daniel kecil pun menambah kecepatannya berlari kearah ibunya dan langsung memeluknya.

"Yaa... Kenapa kau berlari.... Nanti kalau jatuh gimana?" Tanya ibunya sambil mengusap kepala Daniel.

"Omma... Cepatlah... Aku sudah sangat lapar...." Rengek Daniel

"Arrasooo... Kajja...." Kata ibu Daniel sambil menggenggam tangannya erat dan mengajaknya berjalan bersama.

Daniel sangat menyayangi ibunya melebihi apapun. Ibunya satu-satunya penyemangat hidup bagi Daniel. Ya, ayah Daniel adalah orang yang pekerja keras. ia tidak pernah meluangkan sedikit pun waktunya untuk Daniel. Ayahnya akan pulang pagi dengan keadaan yang sudah berantakan dan langsung tidur lalu bangun lebih awal untuk berangkat kerja. Daniel bahkan jarang bertemu dengan ayahnya. Saat hari libur pun ayahnya bahkan tidak pulang kerumah. Kata ibunya, ayahnya pergi keluar kota tapi Daniel tidak pernah percaya jika tidak dilihat dengan mata kepalanya sendiri.

HURT ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang