10 :: Bagian dari hidupnya.

10.1K 1.1K 17
                                    

It's too cold outside...

The A Team - Ed Sheeran

***

Cita masih terbengong-bengong seperti orang bodoh. Sungguh, yang ada di hadapannya ini benar-benar bukan Mira! Mana mungkin Mira yang sombong itu mau bersikap seperti ini kepadanya? Baik dan lembut, bahkan sikap itu sudah Cita masukkan kedalam list hal-hal yang tidak akan pernah Mira lakukan.

Dan sepertinya list itu harus segera dia musnahkan, karena hal-hal mustahil yang dia tulis, kini benar-benar terjadi!

"Hey, bengong, Cit." tegur Nadi.

Cita mengerjap kaget. "Ah apa? Kenapa? Di mana? Siapa? Baga-"

"-Nggak sekalian 5W+1H?" potong Aurell sambil tertawa.

Nadi ikut tertawa, mau tidak mau Cita juga ikut tertawa. Walau pun sejujurnya Cita kurang mengerti apa yang ditertawakan Nadi dan Aurell. Otak Cita sedang dalam mode blank.

"Entah kenapa gue ngerasa kita bertiga itu cocok." kata Aurell sambil mengelus dagu.

"Hah? Kita? Bukan lo sama Candra?" celetuk Cita.

Namun sayang, respon yang didapat tidak sesuai ekspetasinya. Nadi malah terdiam kaku, dan Aurell malah terdiam dengan wajah yang memerah.

Cita menggaruk tengkuk. "Gue salah ngomong, ya?"

Nadi menggeleng pelan. "Lo suka Candra, Rell?" tanyanya pelan.

Aurell gelagapan. "Nggak. Nggak. Gue nggak suka dia. Pokoknya gue nggak suka dia."

Nadi mengulum senyum. "Ahahaha, nggak papa kali, Rell. Akhirnya lo bisa suka juga sama seseorang. Gue pikir lo nggak normal."

"Setan," balas Aurell dengan wajah datar, "tapi serius deh, dua rius kalo perlu. Gue nggak suka dia. Titik!"

"Suka juga nggak papa." kata Nadi.

Aurell menggeleng ragu. "Nggak, Nad. Dia jahat sama lo, gue nggak bisa suka sama orang yang kerjaannya ngejahatin lo tau nggak sih."

Nadi terenyuh. Dia kehabisan kata-kata. Memang hanya Aurell yang bisa membuatnya kehabisan kata-kata seperti ini.

"Kalian debat udah kayak debat internasional. Sengit amat." celetuk Cita tiba-tiba.

Aurell dan Nadi tertawa. Setidaknya Cita berhasil mencairkan suasana.

"Eh, eh, gue bikin grup Line yah." kata Cita mengeluarkan hpnya.

"Buat apa?" tanya Aurell, Nadi mengangguk menyetujui.

Bibir Cita mengerucut. "Ya buat chat-tanlah! Lagian seru tahu kalau di Line, ada stiker lucu-lucu gemesin gituuu,"

Aurell menggeplak kepala Cita. "Bocah."

Cita menggerutu, mengusap kepalanya dengan wajah tertekuk.

Nadi tersenyum, betapa pemandangan ini terasa hangat. "Buat aja, Cit." kata Nadi menengahi.

Cita bersorak, Aurell memutar bola matanya malas. Lalu Cita sibuk sendiri dengan hpnya. Sesekali terlihat berpikir, sesekali terkikik sendiri. Aurell mulai berpikir bahwa ada kemungkinan rumah Nadi angker. Siapa tahu 'kan Cita tiba-tiba udah kerasukan?

Beberapa saat kemudian, hp Aurell dan Nadi berbunyi nyaris bersamaan. Aurell dan Nadi mengambil hp mereka masing-masing, dan melihat notifikasi yang masuk.

"Grup macam apa ini??" kata Aurell geli.

Nadi sudah sibuk sendiri berusaha menyembunyikan tawanya.

Diary Of The Antagonist Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang