Long time no see. How have you been? You waited for so long. I won't go anywhere now, baby don't worry.
iKON - Long Time No See (translation)
***
Mata gadis itu tertutup, seperti tertidur. Tapi tidak. Dia hanya berusaha menikmati semilir angin yang sejuk di taman rumah sakit ini. Sebenarnya dia takut menutup matanya, karena saat kedua matanya tertutup dia bisa melihat dengan jelas luka-lukanya selama ini.
Luka yang dia rawat dengan cara yang salah. Dalam pejaman matanya, Nadi bisa merasakan air mata yang memberontak keluar. Dia tidak ingin menangis tapi rasanya sangat janggal jika dia menahannya.
Jadi, dia membiarkan air matanya jatuh begitu saja, bersama kenangan dan luka yang dia simpan selama ini. Dia tau dia salah dari awal karena berpikir lukanya akan sembuh jika dia tidak lagi memikirkan orang lain dan hanya dirinya sendiri.
Dia terlalu sibuk mencari perlindungan untuk dirinya sendiri hingga melupakan bahwa masih ada orang lain yang siap berdiri di sampingnya walaupun tidak banyak. Dia terlalu takut setelah kepergian ayahnya, dia takut untuk di tinggal sendirian hingga tanpa sadar dirinya sendiri lah yang membuat kesendirian itu menyelimutinya.
Tangan Nadi terangkat dan menyeka air mataya yang tidak berhenti turun. Dia belum mau membuka matanya, dia masih ingin membasuh semua lukanya lewat air matanya. Dia ingin ketika dia membuka mata maka semua lukanya pun telah hilang.
Kemudian, Nadi merasakan sebuah tangan yang melingkar di bahunya. Perlahan, Nadi membuka matanya. Hal pertama yang dia lihat adalah bunga-bunga di depannya. Kemudian, Nadi menoleh dan menemukan bundanya tengah merangkulnya.
Anita tersenyum tipis, dia tau anaknya ini sedang memikirkan banyak hal, tapi dia tidak ingin bertanya kecuali Nadi sendiri yang ingin memberi tau.
"Apa itu bun?" tanya Nadi sambil melihat tangan bundanya.
Anita mengangkat beberapa map yang dia pegang. "Ah, ini berkas-berkas rujukan kamu."
Nadi mengangguk kemudian kembali menoleh ke depan.
"Kamu tau nggak?"
Nadi kembali menoleh ke arah bundanya.
"Bunda pikir udah nggak ada jalan buat kamu maafin bunda. Bunda pikir kamu udah tutup hati kamu buat bunda, tapi ternyata bunda lewatin satu kenyataan tentang kamu.."
"Apa?" Nadi menyela.
Anita mengelus rambut Nadi. "Bunda lupa kalau Nadi itu anak baik. Seburuk apapun perlakuan orang sama dia, tetap dia maafin walaupun nggak langsung. Nadi itu hatinya lembut, walaupun dia selalu nunjukin sosok kerasnya sama orang lain. Nadi itu penakut, walaupun dia selalu kelihatan sangat berani di depan orang lain."
Nadi kehilangan kata-kata, dia hanya bisa menatap wajah bundanya.
"Maaf karena bunda udah jadi salah satu alasan kamu nyembunyiin diri kamu yang sebenernya. Makasih karna udah mau kasih bunda kesempatan untuk perbaiki semuanya." lanjut Anita.
Hati Nadi terenyuh sekali lagi. Dia mendekat dan memeluk bundanya dengan tulus.
"Maafin Nadi bunda," dia berbisik pelan, "makasih udah mau nerima Nadi dalam hidup bunda dan ayah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Of The Antagonist
Teen FictionORDER DIARY OF THE ANTAGONIST VERSI CETAK DI INSTAGRAM @PENERBIT_RDIAMOND ATAU @INTANMHRNI1 Dia, adalah Nadia Azmira. Setiap orang yang melihatnya pasti akan menilainya sebagai 'Si Antagonis' yang tidak punya hati. Padahal, sesungguhnya banyak sekal...