Just say you won't let go...
Say You Won't Let Go - James Arthur
***
Iyan memarkir mobilnya di halaman rumah Candra. Dia turun dari mobil sambil bersiul-siul senang. Ini malam minggu dan dia akan kencan berdua dengan Ari.
Baru saja Iyan ingin memencet bel, pintu depan rumah itu terbuka dan sosok Ari yang sudah rapih keluar sambil tersenyum simpul.
“Hai Kak!” sapanya riang.
Iyan tersenyum. “Baru aja aku pengen masuk, kamunya udah keluar.”
Bibir Ari membentuk huruf O. “Itu sih aku udah denger bunyi mobil Kakak duluan kali.”
Iyan mengangguk mendengar itu. “Oh iya Candra mana?”
“Lagi galau dia, Kak.”
“Hah?”
Ari terkekeh kemudian menutup pintu. “Dia ngajakin Kak Aurell malem mingguan tapi ditolak mentah-mentah, ya dianya galau lah apalagi pas tau aku mau keluar sama Kakak, tambah galau deh.”
Iyan menggeleng-geleng sambil tertawa. “Sarap emang tuh anak. Udah dibilangin langsung lamar aja si Aurellnya supaya semuanya done, eh nggak mau didengerin.”
Ari ikut tertawa. “Apaan sih Kak.”
Iyan tesenyum menatap wajah gadis yang tengah tertawa itu. Rasanya senang saat tahu gadis ini tertawa karenanya.
“Yaudah, yuk jalan.”
Ari mengangkat tangannya membentuk tanda 'Ok' lalu mengekori Iyan dan masuk ke dalam mobil.
“Eh Kak,”
Iyan yang sedang menyetir, menoleh sebentar. “Iya?”
Ari menopang dagunya di tangan. “Masa ya Kak, Ed Sheeran mau konser di Indonesia.”
Iyan mengangguk-ngangguk sok paham. “Iya, terus?”
Seketika Ari langsung menatap sinis. “Peka dikit kek!”
Iyan terkekeh. “Kenapa emang? Mau nonton? Emang kamu suka Ed Sheeran?”
Ari melotot. “Aku? Suka Ed Sheeran?!” dia menunjuk dirinya sendiri, “ya iyalah! Suka banget malah! Kakak kemana aja selama ini?!” dia nyaris histeris di dalam mobil.
Tawa Iyan mengurai di dalam mobil. “Histeris banget sih. Akunya nggak tau kamu suka Ed Sheeran,”
Ari langsung cemberut berat.
Kemudian Iyan tersenyum dan melanjutkan, “soalnya aku kira kamu sukanya sama aku.”
Ari langsung menoleh ke arah Iyan dengan pipi memerah. Dia mati-matian menahan senyum. “Apaan sih udah jago gombal ya sekarang.”
Iyan mengacak rambut Ari. “Kan gombalnya ke kamu aja.”
“Iyadeh iyaa terserah Kakak aja,” kata Ari sambil mendengus geli, “eh tapi ini mau ke mana ya Kak?”
“Nggak tau juga sih. Ke PIM aja kali ya?”
Ari mendengus. “Jujur amat Kak. Aku pikir udah ada rencana,”
Iyan tertawa sebentar. “Ya abisnya gimana, aku udah gugup seharian mikirin mau malem mingguan sama kamu jadi nggak sempet buat rencana deh.”
Ari ikut tertawa mendengar pengakuan itu. Kemudian dia mengalihkan pandangannya ke jendela dan seketika dia melebarkan kedua matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Of The Antagonist
Teen FictionORDER DIARY OF THE ANTAGONIST VERSI CETAK DI INSTAGRAM @PENERBIT_RDIAMOND ATAU @INTANMHRNI1 Dia, adalah Nadia Azmira. Setiap orang yang melihatnya pasti akan menilainya sebagai 'Si Antagonis' yang tidak punya hati. Padahal, sesungguhnya banyak sekal...