Part 18

2.3K 98 3
                                    

Malam hari Shilla duduk di balkon kamar menatap langit malam di taburi ribuan bintang terang di atas sana. Pikirannya melayang ke siang tadi saat pengakuan Alvin yang membuatnya benar-benar kaget.


Alvin selama ini menyukainya?

Shilla mengusap air mata. Perasannya kacau balau. Bagaimana dia menghadapi Alvin setelah tahu semuanya? Via? Bagaimana dia bisa menjelaskan semuanya? Pasti gadis itu akan semakin membencinya.


Tanpa di minta, potongan-potongan kebersamaannya bersama Alvin selama ini melintas jelas di benaknya.

Sore hari di suatu danau terlihat sepasang pemuda yang tengah berdiri di pinggir danau, menatapnya takjub.

"Lo suka?" Gadis di sampingnya menoleh dan mengangguk dengan mata yang berbinar indah.

"Suka banget!"

Pemuda itu memasukkan tangan kanan ke dalam saku celana.

"Syukurlah."

Shilla mengulum senyum manis kemudian memegang tangan kiri Alvin yang membuat pemuda itu meliriknya.

"Naik perahu itu, yuk!" ajak Shilla menunjuk perahu kayu yang tergeletak tak jauh dari mereka berdiri.

Alvin yang awalnya ingin menolak, terpaksa mengikuti Shilla karena gadis itu terlebih dulu menariknya tanpa meminta persetujuannya. Alvin menaiki perahu itu terlebih dahulu kemudian disusul Shilla dengan tangan yang di pegang Alvin.

"Hati-hati." Yang di jawab deheman dari Shilla.

Alvin mendayung perahu mereka tumpangi ke tengah, sedangkan Shilla mencelupkan tangan ke danau sambil melongokkan wajah menatap air danau yang jernih.

"Sejuk banget, Vin. Air nya jernih dan ...." Shilla mengalihkan pandangannya sebentar pada Alvin yang menatapnya datar.

"... indah. Apa lo sering ke sini?"

Alvin berdehem menjawabnya.

"Ah, itu bunga teratainya cantik banget ya, Vin. Kita kesana yuk," tunjuk Shilla ke kumpulan bunga teratai.

"Nggak!"

"Ah, Alvin ada penyu. Kesana yuk!" pekik Shilla saat melihat satu penyu kecil muncul ke permukaan.

"No!"

Jawaban penolakan Alvin membuat Shilla meliriknya sekilas dan merebut paksa dayung yang di pegang Alvin. Alvin menahan dayung itu, membuat Shilla kesusahan mengambil alihnya dan perahu kayu tersebut hilang keseimbangan, akibatnya Alvin dan Shilla tercebur ke dalam danau.

Alvin menggeram kesal saat melihat Shilla muncul ke permukaan dengan cengiran khas miliknya.

"Ashilla!"

Kilatan marah terlihat jelas di mata Alvin. Shilla meneguk ludahh dan menampilkan senyum termanis miliknya berharap Alvin tidak akan memarahinya.

"Lo ...."

Tanpa ingin mendengar celotehan Alvin yang membuat telinganya sakit. Shilla lebih memilih berenang ke arah perahu dan menaikinya.

Alvin yang melihat Shilla kesusahan menaiki perahu kayu itu memilih menghampiri dan menolongnya. Setelah Shilla berhasil menaiki perahu dengan bantuan Alvin, Shilla mengulurkan tangannya untuk menarik Alvin.

Pangeran Es [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang