Part 14

1.8K 79 5
                                    

Malam ini mereka akan jalan-jalan bersama setelah membuat janji satu sama lain untuk mengisi malam minggu agar bagi yang merasa jomlo tidak terlalu mengenaskan. Tak terkecuali Shilla yang sudah satu jam lebih mengobrak-abrik semua isi lemarinya dan mencobak mencocokkan satu persatu pakaian yang layak untuk ia gunakan. Padahal setengah jam lagi mereka semua akan berkumpul di tempat dan Shilla belum berkemas sedikit pun.

Kamar yang biasa rapi kini terlihat berantakan dengan pakaian yang berserakan di mana-mana. Cermin besar di kamar menjadi langganannya sejak tadi untuk menilai pakaian mana yang ia pilih. Shilla menghela napas lalu menggeleng pelan dengan pakaian yang sudah terpasang rapi di tubuhnya sebelum berbalik ke kamar mandi untuk menukar dengan baju yang lain. Diam-diam Shilla berharap pakaian ini akan cocok dengannya. Jujur saja ia sudah letih bolak-balik sejak tadi dan belum menemukan yang cocok.

Senyum Shilla merekah ketika merasa pas dengan pakaian yang kali ini ia gunakan. Dress selutut dengan atasan biru tanpa lengan dan bawahan putih.

Lima belas menit berlalu, kini Shilla terpaku memandang dirinya yang berada dalam kaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lima belas menit berlalu, kini Shilla terpaku memandang dirinya yang berada dalam kaca. Rambut bagian atas yang di kepang rapi dan bagian bawahnya di gerai, sekaligus sneakers biru bercampur putih hitam itu tampak Indah di pandang mata dan rak lupa tas terslempang di bahunya.

Setelah yakin dengan penampilannya, Shilla bergegas keluar dari kamar sambil bersenandung kecil.

"Kemana, Sayang?" Suara itu membuat langkah Shilla terhenti kemudian berbalik ke arah wanita paruh baya yang tengah memegang sebuah majalah.

Shilla tersenyum. "Jalan, Ma."

Mama Shilla turut tersenyum melihat tingkah anak gadisnya itu. "Mama tau kamu mau pergi, tapi pergi ke mana dengan siapa?" tanya Mama Iwid yang berjalan mendekati anaknya.

Shilla menyeringai sambil menggaruk kepala bagian belakang." Itu ... pergi bareng teman-teman, Ma ... Alvin juga."

"Ya sudah, pulangnya jangan terlalu malam. Hati-hati ya, Sayang," ujar Mama Iwid memegang lengan Shilla yang mengangguk dan menyalami mamanya.

¶Yoshil¶

Sepuluh menit sudah Shilla terdiam berdiri di depan gerbang rumah. Orang yang di tunggunya tak kunjung datang. Shilla melirik jam tangan--untuk kesekian kalinya-- yang kini menunjukkan pukul 18:21.

"Non temannya belum datang juga?" tanya Pak Tejo membuka gerbang sedikit.

Shilla menoleh dan tersenyum canggung. Pasalnya dari tadi pak Tejo telah memperhatikannya dari pos satpam. "Eh, iya Pak, teman aku belum datang."

"Mau di antar nggak, Non? Kalau iya, biar saya panggil Pak Ahmad."

Shilla menggeleng. "Nggak usah, Pak. Palingan bentar lagi datang."

Pangeran Es [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang