YEHAE

2.6K 157 11
                                    

"Kenapa kau selalu mengikutiku, eoh? Apa tidak ada pekerjaan lain selain menguntit orang lain? Pergi dari sini!"

"Hyung, apa kau tetap tidak ingin membeli makanan ini, eoh? Aku butuh banyak uang. Jebal ..."

"Apa kau tidak dengar apa yang kukatakan tadi, huh? Cepat pergi dari sini," bentaknya sekali lagi.

Dan kini sosok bocah kecil dengan penampilan lusuh terpaksa pergi meninggalkan seorang lelaki berusia sekitar 25 tahun yang berpakaian rapi dengan menenteng tas di tangannya. Tak lupa, umpatan kesal ia luncurkan setelah bocah itu berjalan sedikit menjauh, "dasar bocah pengemis sialan. Apa dia tidak melihat kalau aku sedang dalam masalah, eoh?" Gerutunya, masih menatap kearah datangnya bus. Sesekali ia akan mengusap keringatnya saat dirasa sudah merusak penampilannya ditengah terik musim panas.

Ia kembali melihat jam dipergelangan kirinya, "sial! Ini sudah 30 menit, bodoh, kenapa kau belum muncul juga, eoh?" Umpatnya sekali lagi, setelah sekian lama ia hanya berdiri di halte tanpa kepastian. Akhirnya ia memilih untuk membeli minuman di sekitar tempat itu. Ia memadang berkeliling, mencari toko terdekat.

Beberapa detik ia mengedarkan pandangannya di sekitar tempat itu. Akhirnya, sosok bocah yang menyebalkan itu tertangkap retinanya lagi.

Bocah bermata sendu dengan memakai kaos berwarna putih polos yang sudah lusuh, celana pendek yang telah sobek dibeberapa bagian. Dengan suara khasnya masih menjajakan makanan ringan yang dijualnya ke beberapa pengguna jalan.

"Ahjumma, apa kau mau membeli makananku? Ini sangat enak, bagaimana jika kau hanya membelinya satu saja? Dan jika kau menyukainya, kau bisa membelinya lagi, aku akan menunggu komentarmu mengenai makanan ini, ajjumma ..." lamat-lamat suara bersemangat dari sosok itu kembali didengarnya.

Tak terasa, satu senyuman ia berikan untuk anak itu. Ia mulai berpikir, bagaimana bisa anak seusianya mau berjualan ditengah terik seperti ini. Bahkan jika dipikir, anak diusia itu pasti sudah merengek untuk pergi berlibur karena ini adalah saatnya liburan musim panas. Tapi tidak untuk sosok yang tengah ia perhatikan kini. Ia bahkan rela berpanas-panasan demi menjajakan dagangannya yang terlihat masih banyak.

"Ahjusshi ... apa kau ..."

"Tidak!"

Satu penolakan lagi didengarnya, dan dapat Yesung lihat, bentakan itu sempat membuat sosok kecil itu merengut sedih. Tapi itu hanya sesaat, karena setelahnya, ia kembali tersenyum menampilkan deretan gigi susunya kepada setiap pejalan kaki.

Kembali Yesung mengulum senyum, "anak itu lucu sekali," gumamnya lirih, bahkan tanpa ia sadari 2 bus sudah ia lewatkan begitu saja.

Sosok bocah itu ternyata mampu menyita perhatiannya. Yesung melangkah perlahan mendekati sosok tersebut saat anak itu terlihat sedikit mengusap keringat yang membasahi keningnya.

"Hai," sapa Yesung, saat mendapati bocah itu hanya berdiri ditengah para pejalan kaki dengan putus asa. Sosok itu menoleh, menampilkan wajah merahnya pada Yesung.

"Hyung? kau kembali?" Girangnya, ia segera kembali membuka tutup makanan yang masih digendongannya. "Kau mau membeli makananku, hyung?" Tanyanya senang menyambut Yesung, ia berharap jika Yesung mau membeli makanannya.

"Ani," jawabnya, dan berhasil memunculkan raut kecewa diwajah polos anak itu lagi.

"Ikut aku," ajak Yesung menggandeng tangan kurus itu ke tempat yang lebih teduh.

Setelah mendapat tempat yang diinginkan, Yesung kembali membuka suara, "siapa namamu?" Tanya Yesung, sembari menatap wajah polosnya yang kini berubah memerah.

"Lee Donghae," jawabnya dengan ceria, ia mengulurkan tangannya pada Yesung.

Sedikit tersenyum, Yesung menyambut uluran tangan itu dengan senang hati, "Kim Yesung" balas Yesung lembut. "Ambillah sapu tangan ini, dan lap keringatmu," tunjuk Yesung pada kening Donghae yang kini telah basah oleh keringat.

STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang