Guratan jingga kemerahan mulai terlihat di langit Seoul. Udara yang semula hangat, kini berubah menjadi sedikit dingin dengan hembusan angin yang mulai menguat. Beberapa orang terlihat berlalu lalang entah akan menuju keperaduan mereka ataukah justru memulai pekerjaan saat senja akan berganti petang. Yang jelas, mereka terlihat bergegas menuju tempat yang mereka inginkan.
Seseorang berparas tampan dengan selalu menyunggingkan senyumannya terus mengayuh sepeda yang tak lagi diam ketika dikayuhnya. Bunyi gemeretak dari sisi bawah sepeda itu mulai terdengar semakin keras hari demi hari.
Namun nyatanya hal itu tak menjadi masalah, toh juga selama ini sepeda tua itu masih bisa digunakannya untuk kesana-kemari. Bahkan ketika ia harus mengikutsertakan sang adik yang duduk di belakangnya juga. Seperti sekarang ini. Dua kakak-beradik tersebut tersenyum lebar kala merasakan hembusan udara khas sore hari yang sejuk dan menenangkan.
"Kau menyukainya?" Tanya sosok hyung yang masih terus mengayuh sepeda tua itu. Sang adik hanya terseyum dan mengangguk antusias meng'iya'kan pertanyaan itu. Ia kembali mengeratkan pegangannya dipinggang sang hyung. Sesekali ia akan mengedarkan pandangannya mengamati suasana yang mulai jarang bisa ia nikmati.
"Sekarang kita akan pulang, hae, udara sudah semakin dingin dan sebentar lagi hyung juga harus bekerja."
Satu kalimat yang meluncur dari bibir Sungmin mampu membuat kerucutan dibibir sang adik semakin terlihat. Namun tetap saja ia mengayuh cepat kearah rumah kecil yang berada dipinggiran ibu kota, bukankah lelaki itu memang tak melihat raut kesal adiknya?
Maka ia kayuh cepat sepeda itu hingga sampai didepan sebuah rumah bercat putih yang sudah mulai mengelupas dibeberapa bagian.
"Kita sudah sampai, hyung akan segera pergi bekerja setelahnya. Apa perlu aku memanggil Jung ahjusshi untuk menemanimu?" Tanya sosok hyung yang sekarang tengah disibukkan dengan menggandeng sang adik menuju ruang tengah. "Hyung sudah menyiapkan makan malam disini jika kau lapar, dan hyung akan sangat senang jika kau segan untuk memakannya walau hanya sesuap saja saengi-ya," kalimat yang penuh penekanan ia sampaikan agar sang adik tidak serta merta hanya mendiamkan makanan itu saja, dan berakhir di tong sampah keesokan harinya, seperti hari-hari sebelumnya.
"Ish, aku akan memakannya hyung, kau tenang saja," ucap Donghae meyakinkan. Ia menatap kearah sumber suara yang menginterupsinya untuk memakan makanan masakannya.
"Jangan hanya mengatakan ya saja, hae, awas jika kau berbohong padaku."
"Euhm, arraseo."
***
Waktu hampir beranjak pagi, sosok kurus dengan kulit putih pucatnya tetap saja menampilkan senyuman termanisnya melayani setiap pelanggan yang datang. "Selamat datang," ucapnya menyambut. Lantas manik matanya kembali tertuju pada layar monitor didepannya kala pelanggan sudah memasuki minimarket tersebut. Ia harus merekap jumlah yang didapat hari ini, beserta setiap barang yang terjual.
"Sungmin-sshi, sekarang istirahatlah, biar aku yang berjaga. Kau memiliki 2 jam istirahat sebelum bekerja di proyek. Bukankah itu lumayan? Hehe, maaf jika aku terlalu pulas tertidur hingga membuat jam istirahatmu berkurang," sesal Jin wook rekan sesama shift malam.
Memang, seharusnya masing-masing individu memiliki waktu istirahat 3 jam per-malamnya, tapi kali ini Jin wook tertidur lebih lama hingga memakan waktu istirahat Sungmin.
"Ah, gwaenchana, lagipula aku masih merekap pendanaan hari ini. Setelah aku menyelesaikannya, aku akan tidur," tenang Sungmin dengan menyungginggkan seulas senyuman. Sungmin memang dikenal sebagai sosok yang hangat dan ramah, hingga tak dapat dipungkiri jika semua pegawai menyukainya. Jin wook bahkan sangat beruntung bisa satu pertner dengannya. Ia bisa beristirahat lebih lama tanpa mendapat amarah, salah satu alasannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STORIES
Hayran Kurgu[COMPLETED] One-shoot series, kisah Donghae bersama ke-14 member Super Junior dengan kisah yang berbeda.