STORY 1 (4)

450 40 31
                                    

My infected little brother is more disgusting, but he is pity

My infected little brother is more disgusting, but he is pity

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Slurp ...

Eunhyuk bergedik jijik melihat adiknya yang berusaha untuk membuat cairan kental dihidungnya tidak menghalangi pernafasannya. Anak itu masih menderita demam cukup tinggi, bahkan kedua matanya terus berair seiring rasa panas yang mendera. Sayangnya, Eunhyuk seolah tak memahami keadaan payah adiknya. Beberapa menit yang lalu, ketika dirasa Donghae mulai kesulitan untuk mengambil nafas, ia dengan tega membangunkan Donghae, memintanya untuk duduk, agar pernafasannya bisa kembali normal. Hingga sekaranglah yang terjadi, waktu menunjukkan pukul 10 malam, tapi Donghae masih terjaga, bahkan sudah 3 jam lamanya.

Beberapa kali Donghae mengusap cairan kental pada hidungnya dengan selimut atau seragamnya, namun tak cukup membantu. Cairan kental berwarna sedikit kecoklatan itu masih terus saja mengalir, menghalangi jalur pernafasannya, hingga membuat Donghae seolah ingin menangis. Ia takut jika sang hyung akan kembali menjauhinya, meninggalkannya, dan enggan untuk merawatnya lagi.

"Kurasa, kau harus tidur dengan duduk saja, hae, agar pernafasanmu tidak menakutkan seperti tadi," ujar Eunhyuk. Lantas beranjak mengambil kursi belajar milik Donghae, "tidurlah disini, hae," titahnya. Donghae menurut. Ia berjalan terhuyung menuju sebuah kursi yang diletakkan tak jauh dari tempat tidurnya.

"Tapi ini tidak nyaman, hyung," protes Donghae. Posisi tidur dengan duduk tentu saja membuat seluruh tubuhnya terasa semakin sakit. Apalagi kursi yang terbuat dari kayu itu membuat pantatnya ngilu.

Eunhyuk menggeleng. Dengan jijik, ia mengambil selimut Donghae, lalu membalutkannya pada tubuh sang adik.

"Menurut informasi yang hyung dapat, posisi duduk akan memperlancar regulasi keluar masuknya udara melalui hidung untuk orang yang tengah menderita sesak nafas. Tentu saja aku tidak akan sembarangan menentukan sebuah keputusan, hae."

Donghae mengangguk ragu. Ia mencoba membuat tubuhnya nyaman berada diatas sana dengan mengubah posisinya lebih dari lima kali. Namun tetap saja, rasa nyaman tak bisa didapatnya dengan mudah. Kondisinya yang payah --demam tinggi, batuk, tenggorokannya yang terasa gatal dan sakit secara bersamaan, juga sesak nafas-- tentu saja membuatnya membutuhkan tempat tidur yang empuk dan hangat. Bukan kursi kayu yang keras dan tak nyaman seperti ini. Tapi sepertinya Eunhyuk tidak berpikir demikian. Menurutnya, sesak nafas yang diderita Donghae akan menjadi semakin parah jika posisi tidur sang adik masih seperti tadi. Berbeda dengan posisi duduk yang membuat jalur pernafasannya tidak terganggu.

Donghae ingin menangis melihat kondisinya yangbtak kunjung membaik, padahal Eunhyuk sudah mengupayakan segala cara untuk kesembuhannya. Ia tidak ingin mati malam ini juga. Setidaknya, tidak jika salah satu hyungnya tidak sedang berada disisinya.

STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang