STORY 1 (5)

736 45 17
                                    

On the third day, we nearly got catch because my infected little brother still suffering high fever

Pagi-pagi sekali, setelah merampungkan tugasnya menyiapkan sarapan pagi Donghae --semangkuk bubur nasi, segelas ginseng hangat, juga seiris ginseng, Eunhyuk segera mengambil duduk didepan Donghae yang masih tidur diatas kursi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi-pagi sekali, setelah merampungkan tugasnya menyiapkan sarapan pagi Donghae --semangkuk bubur nasi, segelas ginseng hangat, juga seiris ginseng, Eunhyuk segera mengambil duduk didepan Donghae yang masih tidur diatas kursi. Kepalanya menunduk dalam, kedua lengannya menggantung dikedua sandaran tangan kursi. Terhitung hanya 3 jam ia berhasil benar-benar tertidur lelap, sebelum Eunhyuk kembali membangunkannya, mengguncang bahunya, juga menepuk-nepuk pipinya pelan.

"Donghae-ya, cepat bangun. Bukankah hari ini kita akan pergi ke sauna, huh?"

Donghae mulai melenguh. Suhu tubuhnya masih cukup tinggi, cairan kental berwarna kuning juga masih menyumpal di hidungnya hingga membuatnya kesulitan bernafas. Matanya terasa perih dan lengket. Wajahnya merona merah seperti kepiting yang telah masak diatas kuali besi.

"Kajja, hyung akan menyuapimu, setelah itu kita segera berangkat ke sauna, sebelum terlalu siang."

Eunhyuk sudah mengambil suapan pertama untuk adiknya. Sementara Donghae hanya bisa menerima sesuap demi sesuap bubur itu tanpa protes, ia tak bisa menolak tentu saja, meski terasa pahit dan tak berselera, ia tetap berusaha untuk menelannya. Baginya apapun akan ia lakukan untuk kesembuhannya. Apalagi Eunhyuk hyung-nya sudah bersedia merawatnya lagi.

"Hyuk-hyung akan memakai pakaian ini saat pergi ke sauna?" Tanya Donghae disela ajang makan paginya.

Eunhyuk menghentikan kegiatannya sejenak, ia juga nampak berpikir tentang hal itu sepertinya.

"Apa kau mau tertangkap jika aku memakai pakaian ini, huh? Kita akan menggunakan tali untuk menjaga jarak."

"Huh?" Donghae tak mengerti, tali?

Eunhyuk mendengus, "euhm, physical distancing. Kita akan menggunakan alasan itu nanti."

"Eoh?" Donghae masih menatap hyungnya bingung. Lalu apa gunanya tali? Bukankah mereka hanya perlu untuk berjalan sedikit berjauhan saja?

Eunhyuk mendengus. Ia meletakkan sendok ditangannya dengan kasar. Menciptakan bunyi berdecak yang cukup keras.

"Ish, kau masih tak mengerti juga, eoh? Kita akan menggunakan tali untuk menjaga jarak, hae. Aku akan mengikatnya dipergelangan tanganku dan tanganmu. Kau anak yang bodoh. Tentu saja aku tak bisa membiarkanmu pergi sendirian begitu saja. Atau, membiarkanmu berjalan dbelakangku terlalu jauh. Aku harus tetap mengawasimu dengan memasang tali itu agar kau tidak tersesat, kau mengerti?"

"Euhm," jawab Donghae, mengangguk mengerti. Hatinya terasa cukup hangat mendengar pengakuan itu. Nyatanya, Eunhyuk begitu mengkhawatirkannya.

STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang