STORY 1 (2)

526 51 23
                                    

On the second day, his condition worsened slightly

On the second day, his condition worsened slightly

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sakit tenggorokan?

Eunhyuk kembali mengunci pintu kamar Donghae. Membiarkan sang adik menangis keras sembari menggedor-gedor pintu kamarnya. Teriakan Donghae teramat menyakitkan bagi Eunhyuk sebenarnya, tapi ia harus tetap mengeraskan hati agar tidak turut terinveksi virus tersebut.

Setelah memastikan pintu sudah terkunci rapat. Ia segera beranjak ke dapur. Membuatkan Donghae bubur nasi tanpa rasa dan segelas ginseng hangat tanpa gula. Untuk sementara, hanya itu saja yang bisa ia berikan untuk sang adik. Karena berdasarkan informasi yang didapatnya dari internet, rempah-rempah semacam ginseng bisa membantu mengobati virus tersebut jika dikonsumsi setiap hari.

***

Donghae menekuk kedua lututnya dibalik pintu. Sambil menangis tersedu, ia benamkan kepalanya yang terasa pening diantara kedua lututnya. Ia tak memiliki hiburan sama sekali didalam kamarnya, bahkan ponselnya pun tertinggal di ruang tengah karena kemarin ia tak sempat membawanya saat sang hyung mendorongnya dengan kasar. Oleh karenanya, wajar jika Donghae berontak dan segera ingin keluar. Ditambah kondisi tubuhnya yang tengah demam tinggi dan sepertinya ia juga terkena radang tenggorokan.

Donghae mengusap hidungnya yang telah basah dengan lengan seragam putihnya. Penampilannya benar-benar kacau, rambutnya lepek oleh keringan dingin, wajahnya teramat pucat dan bibirnya kering. Selain itu, ia juga merasa sangat lapar, selepas pulang sekolah kemarin ia belum sempat untuk makan. Dan hari ini, Eunhyuk juga melarangnya untuk makan?

"Hyung, hiks ..."

Isakannya masih berlanjut. Ia merindukan Heechul hyungnya jika begini. Lelaki itu pasti akan sangat mengkhawatirkannya jika ia tengah menderita sakit. Namun malangnya, Heechul hyungnya sedang tidak berada di rumah, entah untuk berapa lama.

Lamat-lamat, Donghae mulai mendengar seseorang tengah menaiki tangga, menuju ke kamarnya. Ia yakin itu adalah langkah Eunhyuk. Maka, dengan penuh pengharapan, Donghae mulai berdiri, memegang gagang pintu kuat-kuat, berniat untuk menyerobot kabur saat Eunhyuk membuka kuncinya. Tapi tentu saja, Eunhyuk tidak sebodoh itu. Sebelum ia membuka kunci kamar sang adik, ia menempelkan telinganya pada daun pintu kamar Donghae. Mencoba mendengar dimana posisi Donghae saat ini. Ia curiga anak itu tengah berdiri dibalik pintu. Lalu akan mendorongnya hingga jatuh dan kabur begitu saja dari dalam ruang isolasinya.

Eunhyuk menggeleng-gelengkan kepala, ia tak akan membiarkan hal itu benar-benar terjadi. Maka dari itu, ia harus memastikan terlebih dahulu dimana posisi Donghae sekarang.

"Donghae-ya ..."

Panggilnya selembut mungkin. Namun Donghae tak menjawab, membuatnya semakin curiga jika Donghae benar-benar akan menyerangnya diam-diam.

Eunhyuk menghela nafas. Memikirkan cara untuk mengetahui posisi adiknya saat ini. Ia mengamati pintu kamar Donghae, lalu melihat sedikit celah dibawah pintu yang memperlihatkan sebuah bayangan yang ... mirip ... bayangan seseorang.

STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang