1. Pindah Kelas?

7.8K 311 4
                                    

"Masih untung lo gak kena penggaris besi sakti Pak Andre." Komentar seorang gadis yang merupakan teman sebangku dan juga sahabat Ify.

"Lagian lo itu makan apa sih Fy, sampe sans banget gitu?" tanya seorang pria yang juga merupakan sahabat Ify.

"Putra, Viona, sahabatku yang cantik dan ganteng, kalian bisa diem gak sih? Gue laper ini, mau makan aja enggak tenang sama sekali. Ntar aja deh, kalo mau ngomong-ngomong sama guenya." ujar Ify lalu kembali fokus dengan mie ayamnya.

"Yaudah cepetan makannya! Gue mau ngomong nih," sahut Viona. Ify memutar bola matanya malas lalu menghabiskan mie ayamnya dengan tenang.

"Nah udah abis nih. Lo mau ngomong apa? Gue dengerin."

"Lo tau gak? Sekarang kakak kelas lagi pada ngomongin lo mulu tau." bisik Viona. Ify yang diberi informasi bertingkah biasa saja seolah-olah hal itu sudah sangat biasa untuknya.

"Udah bisa gue mah, Na. Sans."

"Serius ego. Kemaren tuh gue di kamar mandi, terus rombongan kelas 12 yang ceweknya, geng Tania pada ke kamar mandi juga buat ngaca dan cuci muka sedangkan gue ada di dalam kamar mandinya. Terus gue denger, dia pada ngomongin lo gitu. Katanya lo itu sok cantik, cabe, berandalan, demen masuk ruang BK, ngebet famous, gitulah pokoknya. Gue sendiri aja panas dengernya," ujar Viona panjang lebar.

"Sebenernya tuh, Ify gak berandalan. Cuman dia itu tomboy, jadi keliatan berandalan. Terus, Ify mah kaga sok cantik, dia mah emang udah cantik dari sononya, temen cowok gue aja banyak yang nanyain Ify. Kakel juga banyak kali yang cowoknya ngincer Ify," ujar Putra kemudian.

"Woylah, Putra! Liat noh diatas, Ify kepentok plafon! Ngefly ege dia. Woy turun lo, Fy!" ucap Viona sambil berteriak keatas seolah-olah Ify terbang karena pujian Putra tadi. Sebenarnya bukan pujian, lebih tepatnya, fakta.

"Elah, biasa aja sih gue mah. Bodoamat lah, males ngurusin orang mulu. Terserah mereka mau ngapain, enggak mau peduli gue. Buang-buang waktu kalo ditanggepin mah. Masalah gue aja udah banyak," jawab Ify setelah menyedot es jeruknya.

"Bener sih kata Putra. Tapi yang bikin orang-orang mengambil kesimpulan lo itu berandalan gara-gara lo keluar masuk ruang BK mulu, Fy. Tapi untung aja lo itu masa bodo amatan. Jadi yakin deh, lo gak bakal ada masalah sama anak 12 yang ceweknya. Apalagi gengannya Tania. Jijik gue."

"Bodo ah," sahut Ify cuek.

      Tiba-tiba, 2 orang gadis yang merupakan teman sekelas Ify datang ke meja kantin tempat Ify, Putra, dan Viona duduk.

"Ify, lo dipanggil Bu Sri di ruang guru." ucap salah satu dari mereka. Ify menautkan kedua alisnya.

"Ngapain?"

"Gak tau, kita cuman disuruh manggil lo doang."

"Oh, yaudah. Thanks ya!" ucapan Ify dijawab anggukan oleh kedua gadis itu lalu pergi.

"Dan sekarang, lo dipanggil wali kelas ke ruang guru?" tanya Putra sambil berdecak dramatis. Tanpa menanggapi ucapan Putra, Ify bangun dari duduknya dan pergi berjalan ke ruang guru. Diikuti oleh Putra dan Viona dibelakangnya.

***

"Ada apa ya Bu?" tanya Ify sopan kepada wali kelasnya.

"Jadi gini, sebenernya, kelas sebelas dua kekurangan murid, dan karena kelas kita, sebelas tiga kelebihan murid, jadi Ibu akan memindahkan murid Ibu ke kelas sebelah." ujar Bu Sri. Ify mengangguk mengerti.

"Yaudah Bu, pindahin aja. Jadikan rata, tuh, enggak ada yang kelebihan, enggak ada yang kekurangan juga. Tapi ya Bu, apa masalahnya sama saya? Kalo Ibu mau pindahin anak murid sebelas tiga, ya Ibu tinggal pindahin aja. Kenapa harus manggil saya kesini?" tanya Ify polos.

FRIENDZONE [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang