35. My Little Sister

2K 146 21
                                    

      Aku membuka pintu kamar dan hal yang pertama kali kulihat adalah seorang gadis berambut hitam yang tak lain adalah adik kandungku itu sedang duduk diatas ranjang. Matanya entah menatap apa tapi sepertinya ia sedang memikirkan sesuatu.

Krek..

      Suara pintu yang ditutup olehku membuat gadis itu menoleh kearahku. Ia menatapku bingung lalu seperkian detik kemudian, matanya membulat sempurna.

"Ify? Jadi yang nyulik gue itu--

"Gue gak nyulik lo, Key. Mana ada tawanan penculikan dikasih tempat senyaman ini." Jawabku santai lalu duduk di kursi belajar yang tak jauh dari ranjang.

"Gue mau pulang." Ia menyibakkan selimutnya lalu bangkit dari ranjang.

"Lo gak bisa pulang sebelum gue selesai bicara sama lo, Keyla." Ia terdiam. Aku bangkit dari dudukku lalu berjalan kearahnya.

"Gue mau ngomong sesuatu. Penting," kataku setelah berdiri tepat dihadapannya. Tingginya saat ini hampir sama denganku. Padahal dulu saat kecil aku sering mengejeknya karena ia hanya setinggi bahuku. Adikku sudah sebesar ini ternyata.

Tapi ia jahat padamu, Ify.

      Entah darimana suara itu berasal. Ya aku tahu, ia sudah jahat padaku tapi.. entahlah. Rasanya sulit sekali percaya pada semua sikap Keyla padaku. Tapi aku tahu bahwa semua hal itu adalah nyata. Ia melakukan semua itu karena membenciku. Tapi aku kembali berpikir. Ia Keyla. Adik kandungku. She's my sister.

"Lo menghilang saat mau dipindahin ke asrama. Lo tinggal disini?" Ia menatap keseliling kamar. Aku menggeleng.

"Gue gak tinggal disini."

"Kenapa lo kabur? Kenapa lo gak mau dipindahin ke asrama?" Mengapa jadi ia yang terus bertanya? Tapi biarlah.

"Kenapa lo benci sama gue?" Aku tahu itu bukanlah sebuah jawaban. Tapi entah mengapa rasanya mulutku seolah otomatis mengeluarkan pertanyaan itu.

"Lo--

      Aku tidak tahu apa yang membuat ucapannya mengambang. Matanya menatapku dari atas ke bawah. Lalu tatapannya berhenti pada..

Lututku.

"Jadi.. l-lo.. yang--

"Sekarang giliran gue yang ngomong, Key." Aku menghentikan ucapannya. Aku tahu dia pasti shock saat mengetahui fakta bahwa orang yang menolongnya tadi adalah aku. Orang yang dibencinya.

"Lo... tahu tentang perselingkuhan Papa?"

      Raut wajahnya berubah menjadi bingung. Ayolah Keyla coba ingat! Dia 'kan tidak amnesia pasti ia bisa mengingat hal itu dengan mudah.

"Apa?"

      Aku mengeluarkan sebuah foto Bu Ayu, Papa, dan seorang bayi yang baru lahir dari dalam sakuku. Foto yang latarnya jelas-jelas menunjukkan bahwa mereka sedang di rumah sakit karena Bu Ayu baru saja melahirkan Kevin, bayi yang ada di foto itu. Lalu aku memperlihatkan foto itu pada Keyla.

"Dulu lo tahu tentang hal ini 'kan Key?"

      Raut wajahnya seketika berubah dan tubuhnya menegang. Aku tahu bahwa ia pasti baru saja mengingat hal ini. Ia merampas foto yang ada di tanganku lalu menatap foto itu lama.

"Gue gak tahu." Ia kembali memberikan foto itu kepadaku lalu menunjukkan wajah tanpa ekspresinya. Aku tahu, ia pasti sedang berpura-pura. Ia pasti ingat. Tidak mungkin jika Keyla tidak mengingat hal itu.

"Jangan bohong, Key. Gue tahu lo pasti inget. Gak mungkin--

"GUE BILANG, GUE GAK TAHU. JANGAN PAKSA GUE!" ia berteriak sambil memegang kepalanya. Aku tahu pasti ia sangat terguncang saat ini. Pasti rasanya sangat berat apalagi ia hampir saja gila kalau saja ia tidak dibimbing oleh seorang psikolog pribadi keluarga Bramansta.

FRIENDZONE [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang