Tok tok tok....
Sebuah suara membuat mimpi indahku terusik. Aku mengucek mataku dan mencoba duduk berusaha mengumpulkan nyawaku. Bahkan ini masih jam 7 pagi.
Tok tok tok...
"Non Ify..."
Sebuah suara yang berasal dari luar kamarku kembali terdengar. Aku menyibakkan selimutku lalu berjalan gontai untuk membuka pintu. Ah harusnya aku bangun siang hari ini untuk menikmati Sabtu pagi yang agak mendung ini. Sungguh, aku masih sangat mengantuk.
Cklek..
"Kenapa Bi?" tanyaku langsung dengan suara khas bangun tidur setelah membuka pintu kamar.
"Non disuruh sarapan bareng di bawah sama tuan." perkataan Bi Ijah membuatku berdecak sebal. Apalagi mengingat apa yang aku dapatkan kemarin. Membuatku semakin malas saja.
"Bilang, Ify gak mau."
"Tapi non--
"Bi, bilang aja Ify nya lagi gak enak badan, masih mau tidur. Ya? Ify ngantuk banget nih semalem tidur jam 3 soalnya. Please Bi." aku memasang wajah memohon. Sarapan bersama? Hah mendengarnya saja sudah membuat nafsu makanku hilang. Pasti yang ada akhirnya moodku akan rusak.
"Yaudah non." ucapan Bi Ijah membuatku tersenyum.
"Makasih ya Bi." setelah itu, aku kembali menutup pintu kamar dan menguncinya kembali. Ya, ruang privasiku ini memang selalu kukunci.
Aku kembali merebahkan badanku diatas ranjang. Hah seperti ini lebih baik. Aku sangat lelah setidaknya aku bisa mengistirahatkan pikiran dan badanku sebentar saja.
Tring!
Siapa yang mengirimku line sepagi ini?
Raffa: jam 11 gw jemput
Ifytaalee: Mau kemana?
Raffa: gk usah bnyk tanya
Ifytaalee: y
***
Astaga, gak ada baju yang bagus ish!
Aku sudah membongkar lemari pakaianku, tapi aku belum juga menemukan baju yang cocok untuk pergi bersama Raffa nanti. Bahkan sekarang jam sudah menunjukkan pukul 10.30 dan itu artinya waktuku hanya tinggal setengah jam.
Tok tok tok...
"Ify?"
Aku menoleh ke arah pintu kamarku. Asal suaranya dari luar kamar. Sepertinya aku kenal suara siapa yang memanggilku tadi. Kayak suara Clara. Akupun melangkahkan kakiku ke arah pintu untuk membukanya.
"Clara?" benar. Clara-lah yang tadi mengetuk kamarku dan memanggilku. Tapi untuk apa ia ke rumahku pagi-pagi begini? Ya, meskipun sudah jam setengah 11 tapi menurutku ini masih pagi.
"Gue boleh masuk?" tanyanya. Aku mengangguk cepat lalu segera mempersilahkan Clara masuk ke dalam kamarku.
"Astagfirullah, Fy kamar lo berantakan banget!" pasti Clara melihat baju-baju yang berserakan karena ya, seperti yang kukatakan tadi. Aku sedang mencari pakaian yang tepat.
"Gue lagi nyari baju, Cla." jawabku sambil mengunci kamarku kembali.
"Nyari baju apaan?" tanyanya sambil duduk di kursi belajarku.
"Ya, nyari baju biasa. Buat pergi sama Raffa." kataku santai sambil duduk diatas meja belajar. Ia menatapku penuh arti sambil tersenyum. Kenapa? Apa aku salah bicara?
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE [✓]
Teen Fiction"Sometimes I hate it when I remember that we're just a best friend." publish: 2017 republish: 2020