"He, triplek!"
Ify yang sedang memakan kentang gorengnya tidak menoleh pura-pura tuli walau tahu panggilan itu adalah untuknya. Ia mengabaikan pria dihadapannya yang sudah mengacungkan kamera ponselnya, merekam Ify yang tengah mencocol kentangnya ke saus.
"Woy, triplekku sayang, nengok dong," pria itu kembali memanggil, masih sambil mengacungkan kamera. Tetap saja, Ify tidak menoleh.
"Woy anjay Ifyta Aleecia ini durasi!" Setelah itu, Ify baru menoleh. Menatap pria tampan berjambul dan kulit putih khas belasteran.
"Apa, Kak Vino?"
Iya, pria itu adalah Vino. Hari ini, hari Minggu, sore, dan entah darimana datangnya, Vino menjemput Ify, mengajak gadis itu pergi. Dan sekarang disinilah mereka berada. McD salah satu pusat perbelanjaan di pusat Kota.
"Daritadi gue panggil, nengok dong. Mau di upload di instagram."
"Hah, emang lo manggil nama gue, Kak? Nggak ah,"
"Manggil ego, gue panggil triplek, triplek, kagak nyahut."
Ify berdecak malas, "ya lagian lo manggil gue triplek, emangnya nama gue triplek?" Ify bertanya santai, kembali menyuap kentang.
"Yaila pundungan banget kek cewek!" Vino menyentil pelan kening Ify, tangannya terlihat di kamera.
"Gue cewek, nying!" Ify menepis tangan Vino dengan kesal sambil merengut.
"Lah, sejak kapan lo cewek?" tanya Vino yang sekarang mulai memperlihatkan dirinya. Yang semula hanya menyorot Ify, menggunakan kamera belakang, sekarang ia ikut muncul, mengubah menjadi front camera.
"Sejak dulu lah, lo tuh kapan pinter sih, Kak?" tanya Ify tanpa beban. Mengabaikan delikkan tajam Vino.
"Bodoamat. Nengok sini, Fy, say hello," Vino mencubit hidung Ify, memaksa gadis itu agar menoleh ke front camera. Gadis itu meronta, menabok tangan Vino lalu merengut kesal, membuat Vino mau tak mau melepaskan tangannya sambil terkekeh kecil melihat hidung mancung gadis itu memerah.
"Say hiiiii!" Vino sudah nyengir kearah kamera, Ifypun ikut menoleh ke kamera, tersenyum lebar lalu melambaikkan tangannya.
Setelah itu, Vino menurunkan ponselnya. Mengutak-utik video itu sebelum di upload. Sedangkan Ify kembali sibuk di dunianya, dengan kentang goreng dan es krimnya.
"Anjay baru beberapa detik di upload udah banyak yang komen," Vino berbicara sendiri dengan mata yang fokus memandangi layar gadget nya.
Ify mengangkat wajah, menatap Vino dengan tatapan bingung, "lo upload?" tanya Ify. Vino mengangguk.
"He, bego, lo lagi gebet Clara 'kan?" tanya Ify menatap Vino yang masih sibuk dengan handphone. Lagi-lagi, Vino hanya mengangguk, santai.
"Dih si goblo, nanti kalo Clara lihat gimana?" tanya Ify kesal karena pria tidak peka dihadapannya ini. Vino akhirnya mengangkat wajah, menatap Ify dengan tatapan tidak mengerti.
"Lah, kenapa emang?" Vino memasang wajah bodoh. Gadis itu mendengus kesal lalu menatap Vino malas.
"Udah deh, lo mending urusin jambul lo aja. Gak usah sok-sok nge-gebet sahabat gue," kata Ify tak santai sambil menunjuk jambul kebanggan Vino selama ini. Jambul khas ala Vino yang membuat pria itu selalu tampak tampan dan menjadi most wanted di sekolah.
"Lah kenapa sih bego gue nggak ngerti?" Vino masih menunjukkan wajah bingung bodohnya, membuat Ify rasanya ingin sekali menyiram wajah itu menggunakan Pepsi milik pria itu.
"Gini ya, Kak Vino, selama ini lo 'kan lagi ngejar Clara nih, terus respon dia pas pertama-tama dideketin gimana?" Ify memajukan badannya, menatap Vino serius. Pria itu mengernyit.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE [✓]
Teen Fiction"Sometimes I hate it when I remember that we're just a best friend." publish: 2017 republish: 2020