Ify's POV
Rasa sesak itu ada.
Ketika yang kau fikirkan berjalan tidak sesuai dengan apa yang ada dipikiran kita.
Apa yang harus kita lakukan?
Bagaimana rasanya?
Sakit. Sesak. Tidak terima.
Itu yang kurasakan.
Ketika kau sudah terbang tinggi hingga apapun yang kau fikirkan pasti terjadi, takdir menamparmu dengan sebuah kenyataan yang pahit. Yang membuat kita jatuh ke dasar jurang. Membuat kita kecewa karena apa yang ada dipikiranmu tidak terjadi. Tidak akan terjadi.
Aku merasa, Kak Dika menyukaiku. Semua sikap yang ia berikan, aku berfikir bahwa ia juga menyukaiku. Perasaanku terbalas. Aku bahagia. Sangat bahagia. Harapanku semakin menjadi-jadi. Menunggunya menyatakan perasaan padanya padaku. Perasaan yang sama sepertiku.
Tapi tidak. Ia bersama gadis itu. Perasaannya untuk gadis itu. Ia memberikan hatinya untuk gadis itu. Sebuah kenyataan yang membuat rasa sesak itu hadir. Gadis itu adikku. Adik kandungku. Rambut hitam yang sering kubelai saat ia menangis.
Mengapa harus Keyla? Kami lahir dari rahim yang sama. Mengapa harus Keyla? Gadis yang sudah kuanggap seperti sahabatku sendiri, bukan seperti adik. Mengapa Keyla? Gadis yang sekarang membenciku dan menatapku dengan tatapan tajam.
Aku sudah menunggu Kak Dika 1 tahun. Bahkan aku berpikir, jerih payahku untuk menunggu tidak akan sia-sia karena sikapnya yang begitu manis padaku.
Tapi apa?
Ia bersama adikku.
Yeah, kata 'love you' itu tidak akan pernah untukku. Hanya untuk Keyla Olivia Bramansta. Nama belakang yang sama sepertiku.
Tidak pernah terpikir olehku sedikitpun bahwa mereka akan berpacaran, memiliki status atas nama cinta satu sama lain. Bilang alay aja gapapa, orang galau mah bebas.
Entahlah. Aku terlalu heran dengan kehidupanku. Bukan heran. Aku merasakan bahwa kehidupanku terlalu malang. Mengapa mereka bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan begitu mudah?
Keluargaku tidak lagi peduli sama sekali. Apapun yang aku lakukan, mereka tidak akan peduli. Lalu bang Harris. Ia bahkan tidak ingin memiliki adik sepertiku. Aku seperti makhluk terkutuk yang tidak diinginkan. Kezia, adik kecilku yang bodoh. Bodoh karena ia memberikan ginjalnya padaku. Membuatku dibenci oleh semua orang, tapi tetap, aku tidak akan bisa membenci Kezia. Bang Zyan, satu-satunya orang yang memihakkupun jauh dariku sekarang. Kami terpisahkan oleh jarak dan waktu. Lalu dimana semuanya? Dimana keluargaku? Tidak, aku tidak memiliki siapa-siapa. Aku sendirian.
Sahabatku? Ya, aku memang punya sahabat. Mereka memang selalu ada untukku. Terlebih Clara. Tapi tetaplah, keluarga berbeda dengan sahabat. Walaupun sahabatku sudah kuanggap sebagai saudari kandungku, tetap saja rasanya lain.
Kak Dika. Pria yang membuatku selalu ingin tahu semua tentangnya. Pria yang membuatku semangat ke sekolah hanya untuk melihatnya. Pria yang kuharapkan tapi tidak berani mendekatinya sedikitpun. Pria yang membuatku seperti orang tidak waras karena menunggu orang yang bahkan tidak mengenalku. Tapi aku tidak peduli. Yeah, aku memang gila.
Tapi takdir begitu baik padaku sehingga kita bisa dekat tanpa pernah kuduga. Tapi takdir itu hanya baik sementara. Takdir mempermainkanku. Pria itu tidak menyukaiku! Tidak sama sekali! Ia sudah mempunya gadis yang mengisi hatinya dan itu bukanlah aku.
Hidupku terlalu malang. Menyedihkan sekali. Aku berharap, penyakit ginjal kronikku kembali. Katakan saja aku ini gadis gila. Aku tidak peduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE [✓]
Teen Fiction"Sometimes I hate it when I remember that we're just a best friend." publish: 2017 republish: 2020