16. Detektif?

2.6K 159 3
                                    

      Sambil menunggu Clara selesai mandi, aku memainkan games favorite ku, flappy bird. Oiya, untuk sebulan ini, aku libur bekerja menjadi penyanyi cafe dulu. Kontrakku di Cafe yang lama sudah habis, dan aku belum mengambil kontrak dengan cafe lain. Aku mau beristirahat dulu sebulan ini.

Tring!

      Sedang asik-asik main game, ponselku berbunyi pertanda ada 1 pesan line masuk.

Vino Adrian: Fy, u dmana? W mau ke rmh u.

Ifytaalee: Gua lagi di rumah temen gua, Kak. Mau ngapain emang?

Vino Adrian: Mo pinjem buku sejarah punya u. emerjensi ini

Ifytaalee: Kok minjemnya sama gua, Kak? Lu kan kls 12?

Vino Adrian: Pr yg dikasih Bu Gita pelajaran kls 11. Entah apa yang ada di pikirannya -_-Gc kasih alamatnya.

Ifytaalee: Sip.

"Sono gantian mandi!" perintah Clara yang sudah keluar dari kamar mandi dengan rambut basah, tapi lengkap memakai pakaian.

"Males ah." balasku menatapnya sebentar lalu kembali membalas pesan dari Kak Vino untuk memberikan alamat rumah Clara.

"Ya Allah, Ify." aku hanya terkekeh pelan. Akhirnya, akupun berhenti memainkan ponsel lalu mandi.

      25 menit kemudian, aku sudah selesai mandi. Menurut kalian, aku mandinya cepat atau lama? Lama ya? Asal tau aja, 25 menit itu waktu mandiku yang paling cepat. Biasanya kalo aku mandi, aku bisa menghabiskan waktu setengah jam atau bahkan lebih.

"Ify, ada temen lo di bawah." ucap Clara sambil masuk ke dalam kamar. Aku yang sedang mengeringkan rambut dengan hair dryer menghentikkan aktifitas dan menatap Clara bingung.

"Siapa?"

"Gak tau siapa. Cowok."

"Namanya?"

"Gak tau, sayang." Clara menekan kata 'sayang'. Akupun memutuskan untuk keluar kamar dan melihat siapa temanku itu.

"Loh, Kak Vino, kok ada disini?" tanyaku bingung. Kak Vino malah menatapku bingung.

"Lo itu amnesia apa gimana? Tadi 'kan gue udah ngeline lo, mau pinjem buku Fisika. Gimana si?" ujarnya dengan nada malas sekaligus kesal. Gak pernah denger 'kan nada kek gitu? Sama.

"Eh, iya iya. Maap Kak, lupa, abis mandi soalnya. Jadi pikiran-pikiran yang diotak gue itu ikut pergi bersamaan dengan kotoran-kotoran yang ada ditubuh." loh? Kok omonganku jadi ngaco gini ya? Gak berfaedah.

"Lo ngomong apaan, Fy? Kok gue makin yakin ya, otak lo bener-bener muter balik 360 derajat." Bentar deh, 360 derajat 'kan gak berubah ya. Sudahlah daripada omongannya jadi makin ngaco, akupun pergi ke kamar Clara untuk mengambil buku Sejarah yang ada di dalam tas sekolahku.

      Setelah mengambil buku sejarah, aku kembali ke ruang tamu lalu duduk disebelah Kak Vino.

"Nih."

"Gue pinjem dulu ya." ucapnya sambil mengambil buku Sejarah yang ada ditanganku.

"Eh, btw, tadi 'kan pas gue dateng yang bukain pintu kok bidadari ya?" tanyanya sambil senyum-senyum seperti orang yang tidak waras.

"Siapa emangnya?" tanyaku bingung. Karena di rumah Clara sekarang cuman ada aku, Clara, dan Bi Kokom, asisten rumah tangga keluarga Clara. Orangtua Clara lagi pulang kampung buat beberapa hari. Makanya aku nginep disini buat temenin Clara.

"Itu, cewek yang rambutnya pirang. Kayaknya dia yang punya rumah. Siapa namanya?"

"Oh, Clara?"

"Jadi namanya Clara ya? Wah sama kayak namanya ya, cantik." aku mengernyit bingung melihat wajah Kak Vino yang seperti kucing ngebet kawin. Padahal aku juga belum pernah liat kucing ngebet kawin.

FRIENDZONE [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang