51. Almost Is Never Enough

855 39 7
                                    

      Danau belakang sekolah Southeast Wood benar-benar sepi kala itu. Hanya ada pemuda bersurai hitam, duduk di atas rumput sekitar sepuluh meter dari danau. Menatap kosong pemandangan di depannya. 

"He!"

      Raffa tersentak, lantas menoleh. Menemukan sosok gadis bersurai panjang yang sengaja dicepol asal, memakai hoodie kebesaran berwarna merah muda dan celana pensil. Raffa masih terdiam, menatap tak percaya gadis itu yang tiba-tiba muncul. 

"Ngapain anjir bengong sendirian di sini? Enggak takut kesambet, lo?" tanya gadis itu sambil mengambil tempat di sebelah Raffa. 

"Lu ... Ify?" tanya Raffa masih clueless. Benar-benar kaget karena sedari tadi sebenernya Raffa sedang memikirkan gadis itu. Takut manusia yang sudah duduk di sampingnya ini ternyata hanya imajinasi saja. 

"Bukan. Gue Ariana Grande."


Raffa jadi percaya kalau gadis itu benar-benar Ify. 


Laki-laki itu kemudian berdecih pelan, "Kenapa enggak sekolah? Hapenya mati lagi," tanya Raffa dengan nada judes.


Ify terkekeh pelan, "Males. Hape gue juga lupa ngecas, jadi lowbat deh."


"Lu enggak sakit, kan?" 


"Lo lihat gue kelihatan kayak orang sakit, enggak?" tanya Ify menunjuk dirinya sendiri. Raffa menatap gadis itu sejenak, meneliti. Kemudian menggeleng pelan. 


"Enggak, sih."


"Nah, yaudah. Lagian kenapa dah bisa mikir gue sakit?"


"Semalem ditelpon. Lu bilang mau beli syal sama masker. Gua kira lu flu."


Ify tertegun sebentar. 


      Gadis itu jadi teringat, semalam saat mengangkat telepon dari Raffa sebenarnya gadis itu sedang belanja lewat online shop. Ingin membeli syal dan mantel untuk di bawa ke London, tapi tidak mungkin ia menjawab yang sebenarnya kepada Raffa. Jadi ngeles. Diingatkan kembali, Ify jadi merasa sedikit kaget. 


"Hm? Enggak gitu. Syal cuman buat style aja. Sama masker, biar enggak terpapar polusi," sahut Ify asal, sudah mengarang bebas. Matanya menatap danau, tidak berani melihat Raffa. 


Raffa tak menyahuti apapun, hanya bergumam mengerti. Percaya.


"Ini bukannya lagi jam pelajaran, ya? Bolos kelas lo?" tanya Ify setelah melihat jam tangannya. 


"Tadi istirahat pertama gua ke sini, enggak denger bel. Yaudah sekalian aja," sahut Raffa tanpa beban. Ify yang mendengar itu jadi mendelik tak percaya. 

FRIENDZONE [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang