06. Apakah Panglima Kui Pengkhianat?

1K 23 2
                                    

Nyonya Kui terkejut dan keduanya terdiam, tenggelam ke dalam lamunan dan bayangan masing-masing yang amat menggelisahkan. Akhirnya Nyonya Kui bertanya.

"Suamiku, apakah engkau tidak bisa membebaskan tiga orang itu?"

"Hemm, kepala penjara itu termasuk anak buahku, tentu saja aku bisa mengusahakan agar mereka dapat dibebaskan, akan tetapi......"

"Akan tetapi apa lagi?"

"Bagaimana mungkin aku membebaskan mereka yang menjadi tokoh-tokoh pemberontak? Berarti aku mengkhianati negara dan aku dapat dihukum mati......"

"Aih!" Isterinya terkejut dan memandang suaminya dengan mata terbelalak. "Kalau begitu, jangan bebaskan mereka!!"

Kui Ciang-kun menatap isterinya dan mengerutkan alisnya. "Dengan begitu membiarkan puteriku dibunuh penculik? Kau ingin ia dibunuh penculik?"

"Aku...... aku tidak ingin engkau dihukum mati, suamiku!"

"Huh, sudahlah! Biar urusan ini ku pikirkan sendiri!" katanya, hatinya menahan kemarahan karena kini dia menyadari bahwa isterinya ini tidak begitu peduli akan nasib Li Ai yang menjadi anak tiri isterinya itu.

Dia lalu meninggalkan kamar isterinya, kegelisahan dan kebingungannya bertambah dengan perasaan marah kepada isterinya yang dianggap tidak mempedulikan nasib puterinya. Dia mengambil keputusan, setelah semalam suntuk tidak tidur dan gelisah dalam kamarnya sendiri, untuk menyelamatkan puterinya, kalau perlu dengan pengorbanan apapun juga!

Menjelang fajar, diam-diam ia keluar dari gedungnya dan pergi berkunjung ke rumah Perwira Ciok, anak buahnya yang menjabat sebagai kepala penjara di mana tiga orang tokoh Pek-lian-kauw itu ditahan. Dengan singkat dia menceritakan persoalannya kepada Perwira Ciok dan minta agar Sang Perwira membantunya membebaskan tiga orang tahanan itu.

"Aih, Ciang-kun, bagaimana mungkin kita melakukan hal itu?" kata Perwira Ciok terkejut sekali.

"Apa engkau hendak mengatakan bahwa sebagai kepala penjara engkau tidak mampu melakukannya?" tanya Kui Ciang-kun sambil menatap tajam wajah bawahannya itu.

"Bukan begitu, Ciang-kun. Maksudku, hal itu tentu akan diketahui akhirnya dan akan menerima hukuman berat!"

"Jangan khawatir! ini kuberi surat perintah untuk membebaskan tiga orang sehingga kalau engkau dipersalahkan, engkau tinggal memperlihatkan surat perintah. Sebagai bawahan, engkau harus menaati perintah atasanmu sehingga bukan engkau yang dipersalahkan, melainkan aku!"

"Akan tetapi...... Ciang-kun akan dianggap pengkhianat, membantu pemberontak, dan akan dihukum berat sekali!"

"Aku tahu, mungkin aku akan dihukum mati. Akan tetapi aku sudah siap mengorbankan nyawaku demi keselamatan anak tunggalku. Cepat lakukan, Perwira Ciok, kalau engkau mau membalas budi kepadaku!"

Mula-mula Perwira Ciok masih ragu, akan tetapi setelah diingatkan akan budi kebaikan yang berkali-kali dia terima dari atasannya ini, akhirnya dia mau melaksanakannya juga. Dia menerima surat perintah dari Kui Ciang-kun itu dan pergi ke penjara, membebaskan tiga orang tokoh Pek-lian-kauw dan mengatakan kepada mereka bahwa yang membebaskan mereka adalah Panglima Kui Seng dan agar tiga orang tokoh Pek-lian-kauw itu segera membebaskan Nona Kui Li Ai yang dijadikan sandera. Tiga orang tokoh Pek-lian-kauw itu menyatakan sanggup dan di pagi hari buta itu mereka bertiga meloloskan diri keluar dari penjara lalu langsung keluar dari kota raja dengan bantuan kawan-kawan mereka yang sudah siap menyambut mereka di luar penjara!

Setelah menyampaikan surat dan perintahnya kepada Perwira Ciok, Kui Ciang-kun pulang ke rumahnya dan dia mengurung diri dalam kamar dengan hati berdebar penuh ketegangan. Dia tidak khawatir akan dirinya sendiri. Yang terpenting baginya adalah menyelamat Li Ai!

Serial Iblis & Bidadari - ASKPHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang