18. Bangkitlah Bila Menjadi Muridku!

853 19 4
                                    

"Sobat, engkau seorang pendeta, tidak pantas mencampuri urusan orang lain!"

"Siancai (damai)......! Pinto (aku) tidak mencampuri urusan, hanya ingin mengetahui apa yang terjadi maka seorang gagah seperti engkau hendak memaksa seorang pemuda yang lemah."

"Dengarlah, tosu yang baik! Pemuda ini minggat dari rumah orang tuanya dan aku diutus Ayahnya untuk membawanya pulang! Pantaskah kalau engkau menghalangiku?"

Tosu itu menoleh kepada Bouw Cu An. "Orang muda, benarkah engkau minggat dari rumah dan sobat ini diutus Ayahmu untuk mengajakmu pulang?"

"Totiang (Bapak Pendeta), saya tidak percaya kalau dia diutus Ayah untuk mengajak saya pulang. Orang Mancu ini pasti mempunyai niat jahat terhadap saya karena saya dia anggap sebagai penghalang semua niat buruknya."

Tosu itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Dua keterangan yang berbeda dan saling bertentangan. Sekarang begini saja, Sobat. Kaubiarkan pemuda ini pergi dan jangan ganggu dia lagi, lanjutkan saja perjalanan masing-masing dan aku berjanji tidak akan mencampuri urusan kalian berdua."

"Tidak bisa!" Hongbacu berseru marah. "Dia harus ikut aku pulang ke rumah orang tuanya, mau atau tidak dia harus ikut!"

"Siancai......! Ini namanya pemaksaan sewenang-wenang dan pinto jelas tidak dapat mendiamkannya saja."

"Bagus, Tosu usil, siapakah engkau yang berani mencampuri urusanku dan menentangku?"

"Pinto bernama Ouw-yang Sianjin, pinto tidak menentangmu, Sobat, melainkan menentang perbuatan jahat dan sewenang-wenang."

Ouw-yang Sianjin ini adalah seorang tokoh kang-ouw yang terkenal di dunia persilatan karena dia merupakan seorang pendekar perantau yang berilmu tinggi dan selalu menentang kejahatan. Dia adalah sute (adik seperguruan) dari mendiang Pat-jiu Kiam-ong Ong Han Cu, ayah dari Ong Lian Hong atau guru dari Hwe-thian Mo-li Nyo Siang Lan.

Pada senja hari itu, secara kebetulan saja dia melihat Bouw Kongcu didesak oleh Hongbacu, maka dia segera turun tangan membela Bouw Kongcu.

"Ouw-yang Sianjin, tosu keparat! Engkau sudah bosan hidup!" kini Hongbacu tidak sabar lagi.

Memang pada dasarnya orang Mancu ini berwatak keras dan sombong karena bagi seluruh suku Mancu, dia merupakan jagoan yang sudah tersohor dan jarang dapat ditandingi. Setelah membentak dia sudah mencabut gergajinya dari pinggang.

Senjata ini menyeramkan. Sebatang golok yang lebar dan berat, berkilauan saking tajamnya dan punggung golok itu bergigi seperti gergaji! Tanpa bicara lagi dia menggerakkan goloknya yang berat itu dengan cepat. Golok itu mengeluarkan bunyi berdesing dan mengandung kekuatan yang dahsyat menyambar ke arah leher Ouw-yang Sianjin.

"Yaahhhh!" Ouw-yang Sianjin cepat mengelak dan dari serangan pertama itu saja tahulah dia bahwa orang Mancu yang menjadi lawannya itu merupakan lawan yang tangguh. Maka dia pun melompat ke belakang menghindari serangan susulan sambil mencabut senjatanya yang aneh dan ringan, yaitu sebatang pedang terbuat dari bambu! Akan tetapi begitu dia menggerakkan dan memutar-mutar pedang bambu itu, tampak gulungan sinar yang bercuitan mengelilingi tubuhnya seperti membentuk sebuah perisai sinar!

Hongbacu merasa penasaran dan sambil mengerahkan sin-kang dia menyerang dengan goloknya dengan maksud untuk mematahkan pedang bambu lawan. Sinar goloknya meluncur hendak menerobos gulungan sinar pedang bambu itu.

"Singgg...... takk......!" Golok yang berat itu terpental ketika bertemu pedang bambu. Akan tetapi Ouw-yang Sianjin juga merasa betapa tangannya yang memegang gagang pedang kayu tergetar hebat.

Keduanya terkejut dan mundur, maklum bahwa lawan memiliki sin-kang yang kuat dan seimbang. Hongbacu sudah menerjang lagi. Ouw-yang Sianjin bergerak cepat mengelak lalu balas menyerang. Pedang bambunya itu amat lihai dan mampu menembus kulit daging lawan yang betapa kebal pun!

Serial Iblis & Bidadari - ASKPHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang