16. Persekongkolan Jahat Pangeran Bouw

982 17 0
                                    

"Aku pasti akan membantumu, Hwe-thian Mo-li. Akan tetapi mendengar pengakuanmu bahwa engkau hendak membunuh diri, membuat aku merasa ngeri. Apa artinya bagiku bersusah payah mengajarkan semua ilmuku kepadamu, kalau akhirnya engkau hanya akan membunuh diri? Bunuh diri merupakan perbuatan yang paling rendah dan merupakan dosa besar, di samping memperlihatkan sifat pengecut.

"Kita hidup ini bukan atas kemauan kita sendiri, melainkan ada yang menghidupkan. Karena itu, kita tidak berhak menghentikan kehidupan kita. Yang berhak menghentikan hanyalah Dia yang telah menghidupkan kita.

"Bunuh diri hanya dilakukan oleh seorang pengecut yang tidak berani menghadapi kehidupan. Apakah engkau kelak ingin disebut seorang pengecut yang berdosa besar, berdosa dan melakukan sesuatu yang sama sekali bukan menjadi hakmu? Kalau begitu, aku tidak mau mengajarkan apa-apa lagi kepadamu!"

"Paman Bu-beng-cu, setelah aku bertemu denganmu dan menerima pelajaranmu, juga mendengarkan semua nasihatmu, aku menyadari bahwa bunuh diri bukan merupakan perbuatan orang gagah. Baik, Paman, aku akan menambahkan janji dan sumpahku. Pertama, aku tidak akan membunuh diri dan kedua, aku tidak akan sembarangan membunuh orang kalau tidak terpaksa untuk membela diri. Akan tetapi hanya satu kecualinya, yaitu aku pasti akan membunuh Thian-te Mo-ong!"

Bu-beng-cu menghela napas lega.

"Sekarang hatiku lega, Hwe-thian Mo-li, karena aku yakin bahwa kelak engkau benar-benar akan menjadi seorang pendekar wanita yang bijaksana. Nah, marilah kita mulai berlatih. Akan tetapi, untuk melatih agar sin-kangmu benar-benar kuat, membutuhkan waktu lama, sedikitnya satu tahun. Dan untuk mengembangkan dan mematangkan ilmu pedangmu, juga membutuhkan waktu sedikitnya satu tahun."

"Aku akan belajar dengan tekun, Paman, berapa lama pun sampai akhirnya akan dapat mengalahkan musuh besarku yang amat lihai itu."

Demikianlah, mulai hari itu, Siang Lan dengan amat tekun dan penuh semangat mulai menerima gemblengan lagi dari Bu-beng-cu yang mengajarkan cara menghimpun dan memperkuat tenaga sakti dengan sungguh-sungguh. Seperti juga dulu, Siang Lan datang ke lereng itu setiap pagi dan pulang setelah tengah hari. Waktu yang tersisa ia pergunakan untuk mengajarkan ilmu silat kepada Li Ai yang juga memperoleh banyak kemajuan. Juga para anggauta Ban-hwa-pang tekun mempelajari ilmu silat.

◄Y►

Pada waktu itu, sekitar tahun 1602, Dinasti Beng semakin kehilangan pamornya. Hal ini terjadi karena banyak terjadi pemberontakan-pemberontakan dari rakyat di daerah-daerah yang merasa tidak puas dengan pemerintah. Waktu itu yang menjadi kaisar adalah Kaisar Wan Li (1572-162O) yang sudah berusia sekitar limapuluh tahun.

Dapat dibilang bahwa seluruh pejabat pemerintah, dari para Thai-kam (Orang Kebiri), pejabat tinggi sampai yang paling rendah, hampir tidak ada yang jujur. Semua melakukan kecurangan, korupsi dan pemerasan terhadap rakyat, berlumba-lumba untuk memperkaya diri sendiri. Keadilan hanya digembar gemborkan belaka oleh para pejabat. Kesejahteraan rakyat juga hanya digambarkan sebagai mimpi, namun kenyatanya yang sejahtera, bahkan jauh lebih daripada sejahtera, adalah para pejabat dari yang rendah, terutama yang tinggi.

Para pejabat hidup bermewah-mewah, memborong tanah sampai beratus hektar bersekutu dengan para pedagang hartawan sehingga mereka hidup berlebihan. Rakyat kecil sama sekali tidak pernah merasakan apa yang digembar-gemborkan para pembesar tentang kemakmuran. Mereka hidup serba kekurangan, masih ditekan lagi oleh para pembesar daerah yang bersikap seolah menjadi raja di daerah mereka. Para petani diwajibkan memberi sumbangan dengan ancaman hukuman kalau menolak. Penindasan dan pemerasan terjadi di mana-mana sehingga rakyat mulai bersikap tidak setia terhadap pemerintah.

Masih untung bagi kerajaan dinasti Beng bahwa pada saat kerajaan itu tidak populer lagi di mata rakyat dan di mana pemberontakan-pemberontakan terjadi di utara dan barat, pemerintah mempunyai dua orang menteri yang setia dan bijaksana. Dua orang menteri itulah yang seolah merupakan tiang penyangga sehingga pemerintah Kerajaan Beng tidak sampai ambruk.

Serial Iblis & Bidadari - ASKPHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang