13. Persyaratan Belajar Ilmu Silat

952 25 0
                                    

"AKAN kulaksanakan syarat itu, Paman, sungguhpun syaratmu ini aneh. Baik, aku akan selalu menyebutmu Paman Bu-beng-cu."

"Syarat kedua, aku tidak mau tinggal di dalam perkampungan Ban-hwa-pang karena sebagai seorang laki-laki, tidak pantas tinggal di perkampungan wanita. Aku tinggal di dalam guha di lereng sebelah utara sana. Kalau engkau belajar ilmu, engkaulah yang harus datang ke sana setiap hari di waktu matahari mulai bersinar. Engkau akan kuberi pelajaran dan latihan sampai siang hari."

"Baik, Paman. Syarat kedua ini pun akan kutaati dan kulaksanakan dengan baik."

"Sekarang syarat ketiga dan terakhir, namun aku merasa sangsi apakah engkau akan dapat memenuhi syarat ini ataukah tidak."

"Apakah syarat itu, Paman. Kedua syarat pertama amat mudah kulaksanakan dan betapa pun berat syarat yang terakhir, pasti akan kutaati dan kulaksankan!" kata Siang Lan penuh semangat karena hatinya merasa girang sekali bahwa laki-laki yang amat lihai ini sudah mau mengajarinya ilmu silat tinggi.

"Syarat terakhir ini harus kaujanjikan dengan sumpah."

"Baik, Paman! Aku akan bersumpah. Katakan apa syarat itu!"

"Syaratnya adalah, setelah engkau mempelajari ilmu-ilmu dariku, engkau harus bersumpah kelak tidak akan melakukan pembunuhan lagi. Selama hidupmu engkau tidak boleh lagi bersikap ganas dan kejam, mudah membunuh orang!"

Wajah Siang Lan berubah agak pucat alisnya berkerut dan mukanya muram. Ia segera teringat kepada Thian-te Mo-ong. Justeru ia ingin memperdalam ilmu silatnya agar kelak dapat membunuh musuh besar yang telah merusak kebahagiaan hidupnya! Biarlah ia selamanya tidak boleh membunuh orang, asalkan ia mencapatkan ilmu-ilmu untuk membunuh Thian-te Mo-ong!

"Paman, bagaimana kalau aku diserang orang dan terancam bahaya maut di tangan musuh itu?"

"Kalau terpaksa sekali untuk membela diri, tentu saja itu bukan merupakan kekejaman membunuh. Maksudku kalau masih ada jalan lain engkau sama sekali tidak boleh membunuh orang. Cukup dengan mengalahkan, merobohkan dan melukai ringan saja. Bagaimana, apakah engkau sanggup? Kalau sanggup, bersumpahlah sekarang juga!"

Karena merasa tersudut, Siang Lan lalu nekat. Ia berlutut dan mengucapkan sumpahnya. "Aku bersumpah untuk tidak membunuh orang lagi kecuali membela diri karena terancam bahaya. Sumpah ini berlaku untuk semua orang di dunia, kecuali satu orang, yaitu Thian-te Mo-ong. Aku bersumpah untuk membunuhnya karena membalas sakit hati dan membunuhnya merupakan satu-satunya keinginanku dalam hidup ini!"

Mendengar sumpah itu, Bu-beng-cu memandang dengan wajah pucat, alisnya berkerut, matanya tampak gelisah dan dia menghela napas panjang. "Hwe-thian Mo-li, agaknya engkau tidak dapat mengampuni musuhmu yang satu itu......"

"Mengampuninya? Hemm, mau rasanya aku membunuhnya sampai seribu kali untuk menebus dosanya terhadap diriku! Aku menggunakan sisa hidupku ini hanya untuk membalas dendam kepadanya, Paman. Apa pun akan kujalani untuk dapat berhasil membunuhnya!"

"Baiklah, Hwe-thian Mo-li. Harap engkau memegang sumpahmu, yaitu tidak akan membunuh siapa-siapa lagi kecuali musuh besarmu yang satu itu." Dia menghela napas lagi.

Memang sejak terjadi peristiwa jahanam di malam itu, dia sudah mengambil keputusan. Untuk menebus dosanya, dia harus mati di tangan gadis ini. Akan tetapi sebagai seorang gagah, baik dia sendiri maupun Hwe-thian Mo-li, kematiannya harus terjadi sewajarnya, yaitu dalam perkelahian. Dan dia sendiri yang akan melatih gadis ini agar tingkat kepandaiannya cukup kuat untuk mengalahkan dan membunuhnya!

Dengan cara ini, bukan saja dia dapat menebus dosanya, juga dia dapat membuat Hwe-thian Mo-li tidak putus asa dan memiliki semangat untuk terus hidup dan berjuang. Selain itu, dia juga dapat mengubah sifat gadis yang tadinya liar dan ganas, mudah membunuh orang itu dengan ikatan sumpahnya. Dengan mengorbankan dirinya kelak, dia dapat membuat banyak kebaikan, bagi dirinya sendiri, bagi Hwe-thian Mo-li, juga bagi rakyat karena mereka kini terbebas dari ancaman maut di tangan Si Iblis Betina Terbang ini.

Serial Iblis & Bidadari - ASKPHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang