08. Jatuh, Ditimpa Tangga Pula!

941 21 0
                                    

Setelah membunuh dua orang tosu itu, Siang Lan merasa kepalanya pening. Pedang itu terlepas dari tangannya, tubuhnya terasa lunglai dan ia masih dapat melihat wajah seorang laki-laki berpakaian sederhana, berwajah lembut dan tampan, berusia sekitar empatpuluh tahun.

Ia masih teringat akan pertolongan tadi dan dapat menduga bahwa inilah orang yang tadi telah menolongnya. Akan tetapi kepalanya semakin pening, pandang matanya kabur dan ia pun tidak ingat apa-apa lagi. Ia tidak tahu bahwa sebelum tubuhnya terjatuh, sepasang lengan yang kuat menangkapnya lalu merebahkannya di atas rumput, tak jauh dari tempat di mana ia tadi berkelahi dan di mana terdapat dua mayat tosu yang telah terpenggal kepala mereka.

Tak lama kemudian Siang Lan sadar dari pingsannya. Ia teringat akan perkelahiannya tadi dan cepat ia melompat bangkit berdiri. Pundak kirinya terasa perih dan ketika ia merabanya, ternyata jarum itu telah tercabut dan lukanya telah ditempel ko-yo (obat tempel). Rasa nyerinya hilang tinggal sedikit rasa perih dan lengan kirinya dapat ia gerakkan kembali seperti biasa! Juga pedang yang tadi terlepas kini telah berada kembali dalam sarung pedang yang tergantung di pinggangnya! Akan tetapi mayat dua orang tosu tadi tidak tampak pula di situ, hanya tinggal bekas darah mereka yang membasahi rumput dan tanah.

Siang Lan dapat menduga bahwa agaknya laki-laki yang dilihatnya sebelum ia tidak sadar tadi, laki-laki yang menolongnya mengalahkan dua orang pengeroyoknya, telah mengobatinya, menyimpankan kembali pedangnya, dan pergi dari situ sambil membawa dua mayat tosu Pek-lian-kauw! Ia merasa heran sekali. Laki-laki itu tentu lihai bukan main karena mampu membuat dua orang tosu melepaskan pedang mereka sehingga ia dapat membunuh mereka.

Melihat laki-laki itu membantunya, jelas bahwa dia bukanlah orang Pek-lian-kauw. Akan tetapi mengapa ia membawa pergi dua mayat tosu Pek-lian-kauw? Ia sama sekali tidak mengerti dan merasa penasaran. Orang dengan kepandaian sehebat itu dapat ia jadikan gurunya agar ilmu silatnya meningkat sehingga kelak ia dapat membalas dendam kepada Thian-te Mo-ong!

Tiba-tiba ia teringat akan Kui Li Ai, puteri Kui Ciang-kun yang ia tinggalkan di tempat ia menemukannya, yaitu di tengah hutan. Cepat Siang Lan berlari menuju ke tempat itu. Gadis itu ternyata masih berada di situ, duduk menangis di bawah pohon.

Dapat dibayangkan betapa hancur hati Kui Li Ai. Ia seorang gadis bangsawan dan baru saja ia mengalami musibah yang amat hebat bagi seorang gadis. Ia diperkosa dua orang biadab dan kini ia ditinggalkan seorang diri di tengah hutan. Tentu saja ia tidak berani pergi karena ia tidak mengenal jalan.

Begitu mendengar Siang Lan yang menghampirinya, Kui Li Ai mengangkat mukanya yang pucat dan basah air mata.

"Li Ai, tenangkanlah hatimu. Dua orang manusia iblis itu telah mampus di tanganku!" kata Siang Lan sambil mendekati gadis yang malang itu.

Mendengar ini Li Ai terisak dan merangkul Siang Lan. Hwe-thian Mo-li tak dapat menahan keharuan hatinya dan kedua matanya menjadi basah. Ia teringat akan keadaan dirinya sendiri yang mengalami musibah seperti yang dialami Li Ai. Ia mengelus rambut gadis itu dan membiarkan Li Ai menangis sepuasnya. Setelah tangis itu agak mereda karena Li Ai kelelahan, ia berkata dengan nada menghibur.

"Sudahlah, Li Ai, mari kuantar engkau pulang ke rumah orang tuamu," katanya dan hatinya terasa seperti diremas kalau ia ingat betapa ayah gadis ini telah tewas membunuh diri.

Ia tidak tega untuk memberitahuan hal ini kepada Li Ai. Gadis yang menderita pukulan batin yang luar biasa hebatnya itu, bagaimana mungkin akan dapat menahan kalau diberi pukulan kedua yaitu berita tentang kematian ayahnya?

Seperti orang kehilangan semangat, Li Ai hanya mengangguk. Siang Lan membantunya bangkit berdiri, membetulkan letak pakaiannya, menyanggul rambutnya, kemudian karena Li Ai merasa lemah dan lemas hampir tidak mampu melangkahkan kakinya, Siang Lan lalu memondongnya dan membawanya lari cepat.

Serial Iblis & Bidadari - ASKPHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang