"Permisi, assalammualaikum." Salam Anya ketika berada di luar pagar rumah Raynal. Sebelum berangkat tadi, Anya menelfon Raynal dulu untuk menanyakan alamatnya.
"Ehm siapa ya?" Tanya wanita paruh baya. Anya menebak itu adalah ibu Raynal.
"Oh saya Anya tante, temannya Raynal" jawab Anya ceria dan sangat sopan.
"Oh yang diantar Raynal pulang tadi ya? Masuk masuk" mamanya Raynal langsung menggandeng tangan Anya untuk masuk kerumahnya.
"Iya tan, makasih." Kata Anya sambil tersenyum.
"Sebentar ya nak." Mamanya Raynal langsung menuju kamar Raynal yang berada dilantai atas.
"Kalian berdua tante tinggal ya. Oh ya Ray, ada cemilan didapur kamu taruh sini ya buat Anya." Kata mamanya Raynal senang.
"Aduh jadi ngerepotin tante aja." Kata Anya sambil menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.
"Gak apa lah Anya, sekali-sekali." Kata mamahnya Raynal lalu meninggalkan mereka berdua.
"Tumben lo sopan?" Tanya Raynal yang membawa cemilan dari dapur.
"Gini-gini gue masih punya tata krama, nyet!" kata Anya yang mulai mengeluarkan bukunya.
"Ya ya serah lu, gue percaya aja." kata Raynal yang mulai membuka bukunya.
"Yaudah. Oh ya, ni kacamata yang gue janjiin." Anya menyodorkan kacamata berwarna kepada Raynal.
"Ha? Kan gue udah bilang Nya gak usah lo gantiin juga gak apa." Kata Raynal mendorong tangan Anya kembali.
"Udah lah Ray terima aja, lagian ini gratis kok." Kata Anya yang kembali menyodorkan kacamata itu lagi.
"Oh, eh lo gak nyuri kan?" tanya Raynal yang menjurus ke tuduhan.
"Enak aja, mami gue punya perusahaan optik terus gue cerita kalau gue habis mecahin kacamata lo. Btw cepet terima kacamata ini elah, tangan gue capek ni." Kata Anya yang merasa tangannya mulai kesmutan. Raynal langsung menerima kacamata yang Anya beri dan memakainya.
"Cepet mulai yuk belajarnya biar gue bisa cepet-cepet maen. Kata Anya.
"Kalau niat lu maen, ya gak usah belajar." Kata Raynal.
"Lo ikhlas ngajarin gue apa gak sih?! Kalau gak yaudah gue pulang aja." Kata Anya yang sudah tersulut emosi. Dan sudah berdiri dan mengemasi buku-bukunya.
Raynal mencegah Anya dengan memegang lengannya Anya. "Gak gitu maksud gue Nya. Udah ayo buruan taruh buku itu lagi biar cepet selesainya. "
Anya cuman bisa nurut sambil nyumpahin Raynal untuk kedua kalinya.
...
Sudah satu jam mereka belajar dan Anya benar-benar bosan dan ingin pulang rasanya. Tapi gimana lagi, di luar lsedang hujan dan membuat Anya hanya mengotak-atik ponselnya saja dari tadi.
"Ck bete ah!, ngapain sih harus hujan?!" gerutu Anya yang menatap jendela rumah Raynal.
Raynal hanya diam dan mengabaikan Anya yang sedang menggerutu tidak jelas.
"Halo." Kata Anya ketika menerima telfon dari seseorang.
"Ini siapa ya?" lanjut Anya yang belum mendapat sautan dari sang penelfon.
"Ini Kevin, tetangga kelas, Nya. Hehe." Jawab penelfon itu yang ternyata bernama Kevin. Anya tau orangnya karena Kevin adalah cowok terkenal di sekolahnya.
"Oh Kevin. Ada apa Vin?" tanya Anya yang juga heran kenapa tiba-tiba Kevin menelfonnya. Secara, ia tidak pernah dekat sekalipun dengan Kevin.
"Tadi aku pengen chat kamu, Nya. Tapi gak di bales hehe." Jawab Kevin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Boy And Troublemaker Girl [END]
Teen FictionPintar, pendiam, dingin, irit bicara. Itu adalah sifat yang sangat melekat dalam diri Antonio Raynal. Atau lebih sering dipanggil Raynal. Most wanted, traublemaker, cantik, cuek. Siapa yang gk tau dengan sifat cewek populer disekolah. Varisa Kanya...