Raynal memutuskan untuk kembali ke kelasnya lalu belajar untuk ujiannya yang tinggal hari ini. Ia kembali dengan perasaan yang amat sangat bingung. Raynal pun menghembuskan nafasnya berat dan mencoba berdamai dengan pikirannya.
Brakk
Raynal tidak sengaja menabrak seseorang sampai terjatuh dan buku yang perempuan itu bawa, pun ikut kececeran. Raynal segera membantu mengumpulkan buku-buku yang perempuan itu bawa.
"Eh maaf gue gak sengaja." Kata Raynal meminta maaf kepada perempuan yang tak sengaja ia tabrak.
"Eh—eh iya gak apa kak." jawab perempuan yang memakai kacamata dan terlihat canggung untuk sekedar menatap Raynal.
Raynal membantu perempuan itu untuk berdiri lalu memberikan buku tadi kepada pemiliknya.
"Kalau boleh tau, nama kakak ini Raynal ya?" Tanya perempuan itu membetulkan letak kacamatanya.
"Iya." jawab Raynal singkat, padat dan jelas.
"Boleh kenalan gak kak?" Tanya perempuan itu lagi.
Raynal merasa ada yang aneh dengan perempuan ini.
"Boleh." Jawab Raynal singkat.
"Karisa Vadlena." katanya mengulurkan tangannya.
"Antonio Raynal." Jawab Raynal sambil membalas uluran tangan Karisa.
"kelas 10?" Tanya Raynal datar.
"Iya." jawab Klarisa gugup dan langsung pergi menuju kelasnya.
Raynal menatap bingung ke arah Karisa yang menurutnya aneh. Entah kenapa ia sedikit risih dengan perkenalan singkat dari Karisa tadi. Raynal mengangkat bahunya tidak peduli lalu segera berjalan menuju kelasnya.
Raynal duduk dibangkunya lalu melihat sekilas ke arah Anya yang sudah ramai sendiri bersama teman-temannya. Dan sesekali berbuat jahil kepada Kayla yang terkenal dengan sebutan Medusa. Kayla orangnya pemarah, makanya mereka semua menjulukinya dengan nama itu.
Raynal tidak peduli, lalu ia kembali fokus ke buku yang ia bawa.
****
"Ini ujian terakhir kalian berdua dan ibu harap besok kalian berdua tidak bertengkar lagi. Dan ini khusus untuk Anya, ibu harap kamu tidak berbuat onar lagi disekolah ini. Mengerti?" kata bu Linda tegas.
"Baik bu." jawab Anya dan Raynal kompak.
Anya dan Raynal keluar dari ruangan bu Linda dengan perasaan lega karena telah menjalani ulangan matematika selama seminggu. Fyi, setelah ini Anya bisa bebas main bersama teman-temannya tanpa ada beban pikiran ulangan yang terus terngiang-ngiang dipikirannya.
"Nya," panggil Raynal.
"Ha?"
"Lo nanti sibuk gak?" tanya Raynal.
"Kayaknya sih enggak. Kenapa emang?"
"Ikut gue ntar malem, mau gak? Gue mau nyari kado." Kata Raynal yang masih saja berekspresi datar.
"Boleh-boleh. Emang kado buat siapa?" tanya Anya.
"Buat temen gue." Jawab Raynal yang diberi anggukan paham oleh Anya.
Mereka berdua masih berjalan beriringan tanpa ada pembicaraan lagi. Sangat canggung memang untuk saling memulai topik obrolan. Yang bersuara hanya Anya yang sekedar membalas sapaan dari adik kelas sampai teman seangkatannya. Selain itu, Raynal masih tetap diam.
"Ray, nanti sama ikut gue ke Richeese ya," kata Anya yang adalah peminat Recheese nomer satu. Karena mottonya adalah NO RICHEESE, NO LIFE!
"Iya, sekalian juga gue mau beliin adek gue."

KAMU SEDANG MEMBACA
Good Boy And Troublemaker Girl [END]
Fiksi RemajaPintar, pendiam, dingin, irit bicara. Itu adalah sifat yang sangat melekat dalam diri Antonio Raynal. Atau lebih sering dipanggil Raynal. Most wanted, traublemaker, cantik, cuek. Siapa yang gk tau dengan sifat cewek populer disekolah. Varisa Kanya...