Sudah 3 bulan Anya koma. Raynal telah mendaftar kuliah dan diterima di UI. Meskipun Raynal disibukkan dengan kegiatan ospek dikuliahnya, ia masih tetap mengunjungi Anya dirumah sakit.
Hari jumat pagi sebelum Raynal pergi kekampusnya, ia menyempatkan untuk pergi kerumah sakit menjenguk Anya. Raynal membawakan bunga yang begitu besar dan cantik.
"Selamat pagi suster Tata," sapa Raynal yang sudah akrab dengan pegawai rumah sakit. Yaaa, meskipun Raynal tau kalau suster Tata itu menyukai dirinya. Tapi mau bagaimana lagi, hatinya hanya untuk Anya saja.
"Duh enak ya Anya punya pacar yang setia kayak mas Raynal," goda suster Tata dengan khasnya yang centil itu.
Raynal hanya menanggapi dengan tersenyum, lalu menuju ruangan Anya.
"Assalamualaikum," salam Raynal.
"Wa'alaikumsalam. Masuk nak Raynal," sambutan hangat selalu terbuka untuk Raynal. Meskipun raynal telah sering mengunjungi Anya. Mereka semua tidak bosan untuk menyambut Raynal.
"Gak kuliah Ray?" Tanya papinya Anya.
"Nanti jam delapan om. Saya kesinimau ngomong kalau saya mau dipindah ke Jepang kalau saya berhasil ngedapetin beasiswa," kata Raynal yang sebenarnya sangat berat untuk meninggalkan Anya.
"Hm.. om ngerti perasaan kamu, Raynal. Kamu kejar dulu aja impian kamu. Kalau kamu emang jodoh sama Anya, inshaAllah kalian dipertemukan lagi," jelas papinya Anya.
"Iya Raynal, kamu kejar aja dulu prestasi dan cita-cita kamu. Kalau jodoh mah udah ada ditangan tuhan," timpal maminya Anya.
"Makasih ya om, tante, udah mau ngasih semangat dan nasehat buat Raynal," ucap Raynal yang sangat terharu sekaligus senang.
"Iya Raynal, sama-sama. Jangan sungkan-sungkan kalau sama kita berdua. Anggap aja kami orang tua keduamu," kata maminya Anya yang sengaja menggoda Raynal. Raynal tersenyum malu, tapi yahhh namanya juga Raynal. Ia pintar sekali menyembunyikan ekspresinya.
"Ehm, yaudah om, tante, Raynal berangkat dulu. Assalamualaikum," pamit Raynal dan juga mencium tangan kedua orang tua Anya.
"Iya wa'alaikumsalam,"
Namun tanpa disadari oleh mereka bertiga, Anya mengeluarkan airmatanya.
****
"Ray, gimana lo jadi gak ikut tes beasiswa ke Jepang?" Tanya Boby teman dekat Raynal dikuliahnya.
"Iya Ray. Kalau kita bertiga sih ikut," timpal Shella yang juga teman dekatnya Raynal.
"Kamu ikut aja, Ray." Timpal Feyza juga.
"Gimana ya Shel, Bob, Fey. Kalau gue gak ikut, sayang banget kan kalau ada peluang emas kayak gini gak digunain. Tapi kalau gue ikut-"
"Gue ga bisa liat Anya lagi dan gue takut kalau Anya bakal benci sama gue. Ray, kata-kata lo sampai gue hafal loh. Sekarang gini ya Ray, kalau misalnya Anya sekarang sembuh, pasti dia lebih nyaranin lo ikut beasiswa ini. Meskipun Anya sama gue gak pernah kenal, tapi Anya tuh meskipun anaknya bisa dibilang, maaf ya... Bad girl, tapi kenakalannya itu gak kayak yang lain, Anya itu istimewa." Jelas Shella yang sangat panjang lebar dan sengaja memotong perkataan Raynal.
"Omongan Shella ada benarnya juga tuh Ray. Anya pasti bakal nyuruh lo ikut beasiswa ini, dan lo jangan takut ditinggalin Anya demi cowok lain gitu dong... ya, gue juga tau sih kalau Anya itu cantik pake banget anaknya," kata Boby yang awalnya bijak dan berakhir nyeleneh itu hanya ditanggapi oleh putaran mata oleh Raynal.
"Coba kamu pertimbangin dulu, Ray." Fayza mengatakan sambil tersenyum lembut.
"Oke deh FIX, gue ikut!" jawaban Raynal membuat ketiga temannya senang dan kegirangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Boy And Troublemaker Girl [END]
Dla nastolatkówPintar, pendiam, dingin, irit bicara. Itu adalah sifat yang sangat melekat dalam diri Antonio Raynal. Atau lebih sering dipanggil Raynal. Most wanted, traublemaker, cantik, cuek. Siapa yang gk tau dengan sifat cewek populer disekolah. Varisa Kanya...