Mau ngingetin lagi kalau chapter ini jumlahnya 2k+ word. Jadi kalai bisen bisa dicicil bacanya:)
Dalam perjalanan menuju rumah mamah alias tante Lena. Anya dan Anita tidak berbicara sama sekali. Mereka berdua asik dalam pikirannya masing-masing. Saking asiknya melamun, Anya tidak sadar jika ia sudah sampai depan rumah tante Lena.
"Lo mau sampai kapan duduk disini Nyet?" Tanya Anita yang sudah memiringkan motornya agar Anya turun.
"Hehe,"
Anya turun dari motornya Anita dan menghembuskan nafasnya panjang. Anya menekan bel rumah dan berharap jika Anita tidak salah alamat dan rumah. Tak lama kemudian muncul sosok perempuan yang seumuran dengan mami Anya.
"Cari siapa ya?" Tanya tante Lena bingung. Tante Lena masih sama seperti dulu. Masih cantik,gaya ngobrolnya kepada orang yang tak ia kenal. Meskipun kini disekitar wajahnya sudah banyak kerutan.
"Saya Anya mah. Varisa Kanya Sarvia." Ucap Anya. Tante Lena langsung membulatkan matanya terkejut tak menyangka.
"Kalau saya Anita mah. Anita Adelia."
Tante Lena langsung membukakan pagarnya lebar dan tampak senang melihat kehadiran Anya dan Anita yang sudah ia anggap menjadi anaknya sendiri.
"Ya Allah, mamah gak nyangka kalian bakal kesini," ucap tante Lena senang sambil memeluk Anya dan Anita erat. Tante Lena kini telah berhijab dan memberi kesan cantik dan kalem.
"Hehe maaf ya mah, kalau Anya jarang kaket main kerumah ini semenjak mamah pindah." Kata Anya sambil memeluk tante Lena seperti ia memeluk maminya.
"Iya gak apa Anya, Anita. Kalian berdua main kesini aja mamah udah seneng kaket kok." Tante Lena tampak sangat bahagia sekali didatangi oleh mereka berdua.
"Mah, gimana kabar Vero?" Tanya Anita yang membuat Anya bingung.
"Alhamdulillah baik Nit." Jawab tante Lena tersenyum.
"Sebentar. Siapa Vero?" tanya Anya.
"Vero itu adik Vino. Mereka selisih 2 tahun. Kalau kamu lihat foto waktu kecilnya Vero, pasti kamu langsung keinget Vino." Jelas tante Lena yang melihat kearah pagar rumahnya.
"Kok lo tau Nit?" Tanya Anya heran.
"Gue dikasih tau bunda gue. Kalau wajahnya gue kagak tau." Jelas Anita mengangkat bahunya.
"Oh. Kalau sifatnya gimana mah?" Anya masih sangat penasaran dengan adik Vino. Jika mereka hampir mirip, itu berarti Anya tidak usah jauh-jauh untuk bisa melihat Vino.
"Haduh, kalau sifatnya beda jauh. Vino kan anaknya kalem, sopan, gak jail, pendiam. Lah ini si Vero, anaknya pecicilan, playboy, sopannya sih sama, tapi jailnya naudzubillah!" jelas tante Lena bersemangat dengan gayanya yang masih sama jika menjelaskan sesuatu.
"Waduh berarti cuman wajah aja dong ma yang sama," kata Anita tertawa melihat reaksi tante Lena yang lucu.
"Assalamualaikum. Mamah, Vero yang ganteng pulang......"
ketiga perempuan yang asik tertawa langsung menoleh kearah sumber suara. Tampak disana ada laki-laki tinggi, postur badan yang tegak, rambut hitam yang berantakan, belum lagi wajahnya yang sagat tampan, hidung mancung dan bibirnya warna merah asli.
"Waalaikumsalam. Ayo masuk nak," Vero mencium tangan tante Lena dengan ekspresi bingung.
"Mah, mereka siapa?" Tanya Vero berbisik.
"Sini duduk dulu," Vero hanya menurut mamahnya dan duduk berhadapan dengan Anya dan Anita.
"Vero ini kak Anya sama kak Anita. Mereka berdua teman almarhum kakak kamu dulu, sekarang mereka berdua kamu anggap kakak sendiri ya, tapi kalau lebih ya gak apa kok." Kata tante Lena sengaja menggoda Vero yang sedari tadi menatap Anita lama. Lalu dengan gerakan cepat Vero mengubah wajahnya menjadi datar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Good Boy And Troublemaker Girl [END]
Novela JuvenilPintar, pendiam, dingin, irit bicara. Itu adalah sifat yang sangat melekat dalam diri Antonio Raynal. Atau lebih sering dipanggil Raynal. Most wanted, traublemaker, cantik, cuek. Siapa yang gk tau dengan sifat cewek populer disekolah. Varisa Kanya...