Untuk kali pertama seorang Jumin Han memohon padanya. Ia segera membukakan akses masuk untuk Jumin. Akhirnya Jumin dapat masuk dan mendapati Seven yang sedang bekerja. "Ada apa?" Seven memutar kursinya dan menatap Jumin. Yang ditatap sibuk dengan ponselnya."Apakah kau datang hanya untuk menyombongkan ponselmu?"
Jumin menghentikan aktivitasnya. "Ah, maaf. Asisten Kang tadi menghubungiku."
"Jadi... Apa yang bisa God Seven lakukan?"
"Seven, bisakah kau mencari seseorang?"
Seven memutar kursinya 360ᴼ. "Tentu saja~ Itulah keahlian God Seven!"
Jumin tersenyum. Masih ada harapan untuknya setelah mendapat kabar kegagalan Jaehee dalam mencari info. Asistennya itu masih mencari, namun tak tahu kapan akan menemukan info. Ia tak dapat hanya mengandalkan Jaehee.
"Tolong carikan keberadaan gadis ini." Jumin menyodorkan selembar foto dan kertas. "Terakhir dia berada di toko perlengkapan kucingnya. Dua hari yang lalu."
"Natasha...," eja Seven saat menerima data dari gadis tersebut. Dia seakan pernah mengenal gadis ini. Atau perasaannya saja? "Untuk apa kau mencari gadis ini?" Seven sudah menghadap kembali pada komputernya.
"Aku tidak tahu."
"Tidak tahu?" Seven terkekeh. "Mungkin kau menyukainya."
Jumin hanya bisa diam. Tak tahu mau membalas apa.
Kumpulan kode terpampang pada layarnya. Jumin mengamati kegiatan kawannya yang ia ketahui sebagai hacker. "Ah! Itu dia?" Tunjuk Seven pada salah satu layar komputernya. Nana tampak mengayuh sepedanya lambat, ini adalah rekaman CCTV taman.
Jumin berjalan mendekat. Memerhatikan tiap gerak-gerik Nana. Mengapa ia mau repot-repot mencarinya? Apakah perkataan Seven tadi benar? Dan berbagai pertanyaan berputar-putar sampai...
"Itu... Siapa?" Jumin memicingkan matanya saat melihat seorang pemuda mendekati Nana. Mereka tampak akrab. Seven dan Jumin tak dapat memerhatikan pemuda itu dengan jelas. Malam memburamkan kamera.
"Mana kutahu," jawab Seven sembari memakan HBC-nya (HBC is Honey Buddah Chips. Kind of kripik kentang manis wkwkwk) yang tinggal setengah. "Mungkin pacarnya," imbuhnya. Seven mendengar sandaran kursinya yang teremas kuat setelah itu.
Seven dengan terburu mengklik 'enter' pada keyboard untuk mengganti. Selanjutnya adalah rekaman CCTV pada apartemen. Ternyata kamar apartemen Nana berada di ujung, tepat di bawah CCTV.
Hal itu memudahkan Seven untuk mengidentifikasi pemuda tersebut. Namun sayang, pemuda tersebut memalingkan wajahnya dari CCTV. Seven merasa pemuda itu sadar akan keberadaan kamera.
Rekaman selanjutnya adalah ruang tengah apartemen. Di sana tampak pemuda misterius memasukkan sesuatu ke dalam minuman Nana. Gadis malang itu akhirnya ambruk setelah meminum teh buatannya. Suara cengkeraman pada sandaran kursi Seven kembali terdengar.
"Hey. Aku akan meminta biaya ganti rugi untuk kursiku," ujar Seven masih menatap layar. Jumin tak mengindahkan hal itu, ia masih menatap fokus pada layar dimana Nana dibopong oleh pemuda tersebut.
Saat layar kembali menampakkan kamera di depan pintu apartemen Nana, pemuda tersebut menghadap ke kamera. Ia menembak kamera CCTV setelah tersenyum puas.
Layar kemudian menghitam. "Seven! Cepat cari kemana mereka pergi!" Jumin tak mendapat respon apapun dari kawannya yang masih duduk terpaku menatap layar.
"Seven?" Jumin sedikit memutar kursi yang ia remas sedari tadi, ia kini dapat melihat Seven.
Terdiam.
Dengan wajah yang pucat.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAUVETAGE
FanfictionMystic Messenger by Cheritzh Fanfict by Kasukma Cover by @immirahan Jumin Han x MC 2 -Bahasa Indonesia- Well... hope you like it