Karena ini dan itu jadi anu

424 24 11
                                    

Yak sesuai judul :v karena ini dan itu jadi anu. Satu part lagi untuk dirinya yang tersakiti (tanpa sengaja)

Colek si eneng dulu Dark_Reason

Sorry neng, saia akan menebus dosa-dosa saia *bungkuk dan mulai nulis*

>>><<<

"Apa tidak ada yang tertinggal?" tanya wanita dengan balutan busana kasual. Sang Pria mengangguk, mengelus pelan pipi pujaan hatinya. "Kau gugup?" tanya pria itu.

Dani hanya dapat menggigit bibirnya dan mengangguk kecil. Bagaimana tidak? Hari ini adalah bulan madu hari kedua bersama Jumin Han, seorang mantan atasan yang kini berstatus suami Dani.

Jumin terkekeh melihat sikap istrinya. Dulu ia ingat bagaimana ia dengan tega mencampakkan Dani. Namun itu tak berlangsung lama ketika ia sadar benih cinta tertanam dalam hatinya.

Genggaman lembut terasa di tangan Dani. Mereka berjalan meninggalkan rumah pribadi Jumin yang berada di tepi pantai. Mobil sport hitam terparkir manis, siap ditunggangi membawa pasutri itu menghabiskan waktu.

Jumin membukakan Dani pintu sebelum ia duduk di kursi kemudi. "Sabuk pengaman jangan lupa," ucap Jumin sembari menarik sabuk pengaman milik Dani dan memasangkannya.

Hal itu membuat wanita tersebut gugup, jarak yang sempat menipis membuat napas Jumin terasa di wajah Dani. "Keselamatan nomor satu," lanjut Jumin kemudian ia menancap gas.

Perjalanan menuju villa milik Jumin yang berada di daerah pegunungan memakan waktu kurang lebih 3 jam. Tak elak, Dani tertidur lelap. Mungkin karena kemarin ia lelah bermain di pantai.

Sesampainya di tempat tujuan, Jumin tak tega membangunkan istrinya. Namun itu harus. Dikecupnya kening Dani dan berkata, "My Lady, ayo bangun."

Bagai dalam cerita sleeping beauty, Dani terbangun. Ia mengusap matanya lalu melihat sayu ke arah Jumin yang telah keluar dari mobil. Pintu Dani terbuka, uluran tangan Jumin dibalas oleh Dani.

Dinginnya udara menjilat kulit Dani, seketika wanita itu memeluk diri dan bergidik. "Dingin...," ucapnya serak khas orang yang baru bangun.

Jumin merangkul Dani, membagi kalor agar Dani tak kedinginan lagi. Dituntunnya sang istri masuk ke dalam villa. "Minumlah ini, kudengar jahe dapat menghangatkan tubuh." Jumin menyodorkan segelas ale--campurah teh dan jahe--hangat pada Dani saat mereka duduk berdampingan di ruang makan.

Dani meraih gelas itu. Masih panas. Meniup dengan lembut, Dani menyeruput sedikit demi sedikit minuman itu. Hambar. Dani menahan tawa melihat hasil karya suaminya.

"Bagaimana rasanya?" tanya Jumin yang duduk di hadapan Dani.

"Enak," dusta Dani kemudian menaruh gelas itu.

Jumin mengerutkan keningnya. Ia segera menyambar dan menegak sedikit minuman yang ia buat. Setelah itu Jumin menyentil kening Dani. "Pembohong," ucapnya.

"Eh? Tidak kok, menurutku itu enak," tukas Dani menaikkan satu jempolnya. "Tapi aku lebih suka pancake buatanmu!"

Jumin mengangguk. "Pancake blueberry?" tawarnya. Dani berdiri dan menggaet tangan Jumin. "Ayo! Aku sudah lapar~" ajak Dani dan mereka pergi ke dapur yang jaraknya tak lebih dari lima meter.

Sepanjang hari mereka habiskan untuk memasak, mengobrol ringan, memancing dan merencanakan bulan madu hari berikutnya.

-End-
Minggu, 28 Mei 2017
15:02 WITA

Hope you like it :v karna idenya ngalir sendiri. Hohohooo :v jan sedih yo Dan :v *pukpuk Dani*

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 28, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SAUVETAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang