"Kau ingin tahu kemana saja aku pergi selama ini?" Sooyeon mengangguk pasti. Jelas saja ia butuh penjelasan dari pria yang sudah meninggalkannya 3 bulan terakhir ini. Sooyeon sudah menderita menahan rasa cinta dan rindunya untuk Kyuhyun.
"Aku mencoba menyembuhkan penyakitku di Amerika. Aku ingin kembali padamu sebagai pria sehat, bukan pria lemah seperti yang ada dihadapanmu saat ini." Kyuhyun meneteskan airmata yang sejak awal ia tahan. Ia kini benar-benar menjadi pria lemah dihadapan gadis pujaan hatinya.
Gadis yang selama ini membuatnya berdebar, yang membuatnya rela memindahkan kuliahnya dari Inggris ke Korea, dan yang membuatnya rela menghentikan pengobatannya di Inggris demi bisa bernapas dibawah kolong langit yang sama dengan gadis itu.
"Tapi semua terlambat. Kesalahanku adalah dengan meninggalkan pengobatan rutinku saat di Inggris untuk bisa kembali ke Korea tanpa melanjutkan kembali pengobatanku disini. Dan saat ini, aku sudah masuk ke tahap stadium akhir."
Hati gadis itu bergetar perih. Membayangkan pria tercintanya harus merasakan sakit yang seperti ini. Sooyeon ikut menitikan airmatanya. Beriringan dengan rintik-rintik hujan yang kini kembali turun membasahi sebagian daerah di Seoul. Ia benci dengan segala hubungan yang diakhiri dengan perpisahan. Dan ia kini ingin mengutuk takdir yang telah terajut. Mengutuk betapa menderitanya cinta yang ia rasakan saat ini. Mengapa harus seperti ini?
"Kanker darahku sudah memasuki stadium akhir. Apa yang harus ku lakukan sekarang? Aku juga mencintaimu, Yeon. Sangat amat sangat. Tapi mengapa aku harus pergi darimu secepat ini? Bukankah takdir terlalu kejam untuk kita berdua? Apakah benar keajaiban itu ada? Kalau iya, bisakah aku memaksa Yang Maha Kuasa untuk memberikan keajaiban itu padaku?"
Keduanya hanya bisa menangis dalam diam. Tenggelam dalam suasana yang benar-benar meremas hati. Mengapa harus ada cerita cinta seperti ini? Mengapa keduanya harus merasakan cinta yang menyakitkan seperti ini?
Hidup bagaikan permen yang ada dalam boneka pinata. Kau tak bisa memilih rasa apa yang akan keluar dari dalam pinata itu. Tapi kau bisa menikmati seluruh rasa permen yang keluar saat pinata itu dipukul.
Dan Sooyeon harus memakan permen masam dan manis disaat yang bersamaan saat ini. Ia bahagia, sangat. Namun disisi lain hatinya teriris perih melihat Kyuhyun dalam rasa sakit yang teramat sangat.
"Aku akan memohon pada Tuhan. Aku akan mengemis dihadapan-Nya agar ia memberikan sedikit saja keajaiban-Nya padamu. Bahkan jika itu harus membuatku menelan pil pahit kehidupan disepanjang hidupku. Aku akan melakukannya asal kau kembali sehat, Cho." Sooyeon menghambur dalam pelukan Kyuhyun. Menangis dan menangis saja yang saat ini bisa ia lakukan. Dalam hatinya ia kembali meminta pada Tuhan agar ia sedikit berbelas kasih pada Kyuhyun.
"Tidak, Yeon. Jika kau harus menderita disepanjang hidupmu, lebih baik aku tetap dalam keadaanku seperti ini. Aku tak ingin melihat seseorang yang ku cintai menderita. Hatiku sakit saat melihatmu menderita."
KAMU SEDANG MEMBACA
Until The End
NouvellesHidup tak selamanya berakhir dengan kata HAPPY ENDING. Begitupun dengan kisah hidup seorang gadis bernama Lee Sooyeon. Semua kisah hidup yang indah ini berawal dengan hadirnya seorang pria tampan bernama Cho Kyuhyun. Pria dengan seluruh sifat angkuh...