Akhirnya

2.6K 110 0
                                    

Tujuh hari luruh begitu saja.

Pagi-pagi sekali, ketika matahari baru manampakkan sebelah wajahnya. Aku melirik arloji yang melilit di tangan.

Waktu yang aku nanti-nanti akhirnya tiba. Wisuda.

Mama dan Abah sudah datang dua hari yang lalu. Mereka terlihat bahagia melihatku.

"Selamat siang semua. Hari ini merupakan hari yang sangat membahagiakan. Saya ucapkan selamat kepada semua mahasiswa dan juga mahasiswi yang telah menyelesaikan studinya. Terutama pada salah orang-orang yang mendapatkan nilai terbaik di kampus ini, saya ucapkan selamat. Baiklah, langsung saja kita panggilkan orangnya. Kepada saudari Inaya Azmi Athifa, dari Fakultas Bahasa, prodi Pendidikan Bahasa Inggris. Mohon untuk segera naik ke atas panggung."

Riuh suara tepuk tangan dan sorak sorai terdengar memenuhi ruangan aula.

💞

Hanya tinggal beberapa hari lagi. Waktu terasa seperti peluru yang melesat begitu cepat.

Beberapa hari lagi aku akan berangkat ke Maroko untuk melanjutkan studi pascasarjanaku.

Aku merasa bersalah pada Venus, karena telah menyembunyikan hal ini darinya. Tapi aku tak bisa mengatakan alasan sejujurnya kenapa aku ingin pergi ke Maroko. Mama dan Abah juga terlihat khawatir. Namun, aku berusaha untuk menenangkan mereka dan meyakinkan bahwa aku akan baik-baik saja.

Sebelum meninggalkan kota ini untuk waktu yang cukup lama. Aku memutuskan mengunjungi tempat favoritku. Taman belakang kampus.

Hari ini tanggal merah. Disana tidak akan ada siapa-siapa. Tapi entah kenapa aku ingin pergi kesana. Aku membawa gitarku dan meminta izin pada Faiz. Mama dan abah sudah pulang kemarin sore. Mereka bilang akan menyiapkan segala keperluanku, dan akan datang lagi untuk mengantar pemberangkatanku ke Maroko nanti.

Aku tancap gas menuju kampus. Memutuskan ke taman lewat belakang, karena memang ada jalan.

Aku duduk di bangku biasa. Di bawah rimbunnya pohon yang memberikan keteduhan nyata.

Aku mengeluarkan gitar dari dalam tas. Saat ini rasanya aku ingin bernyanyi sebagai perpisahan dengan taman ini, pikirku. Aku mulai memetik senar-senar gitarnya.

If I walk would you run
If I stop would you come
If I say you're the one would you believe me
If I ask you to stay would you show me the way
Tell me what to say so you don't leave me
The world is catching up to you
While your running away to chase your dream
It's time for us to make a move
Cause we are asking one another to change
And maybe I'm not ready

Belum sempat aku menyelesaikan laguku. Aku terhenti saat tiba-tiba ada suara yang mengejutkanku. Dia memanggil namaku tadi, dan aku tau siapa dia. Aku mengenali suara itu.

"Suaramu bagus, Nay. Kenapa berhenti?" ia tiba-tiba duduk di sampingku.

"Eh, kenapa kamu ada disini?" tanyaku heran.

Kulihat Alif duduk di sampingku. "Sarnya aku yang lebih dulu ada di sini. Aku tadi di belakang pohon itu, terus dengar ada yang nyanyi."

Aku menatapnya tak percaya. "Ngapain kamu ke sini? Ini kan tanggal merah, gak ada siapa-siapa di kampus," ujarku.

Alif menatapku sejenak, kemudian tertawa.

Back On True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang