Musa tersadar, ia membuka matanya. Pandangannya kabur, tangannya lemas, kepalanya amat-sangat berat. Ia melihat sekelilingnya. Ruangan yang cukup asing untuk, dengan beberapa peralatan medis seperti infus, alarm perawat, sebuah TV tampak tergantung dengan TV hanger di langit-langit.
Kemudian seorang wanita mengenakan pakaian dinas berwana putih lengan panjang dan celana putih panjang memasuki ruangan tempatnya terbaring itu. Wanita itu meletakan topi perawat miliknya, kemudian memeriksa infus musa.
"Udah baikan pak?" Tanya wanita yang merupakan perawat itu.
Ahh..
Musa merasa ada kejutan yang menyakitkan kepalanya saat ia hendak bertanya pada wanita itu.
"Dimana aku? Jangan panggil pak , musa aja.." Kata musa.
"Hm, oke, mas musa, mas lagi di ruang rawat inap, mas musa pingsan di ruang ICU" jawab wanita itu.
Pikir musa pun tersadar akan hal terakhir yang dia ingat, saat itu dia berada di ruang ICU, tempat dimana diana mendapat rawatan intensif karena peristiwa yang menimpanya. Musa pun langsung mencoba bangkit dari tempatnya.
"Ahh, dimana diana !? Kenapa aku bisa ada disini !? Gimana keadaannya !? Aku harus temuin dia sekarang!" Jawab musa yang mendadak terlihat panik dan gelisah.
Badannya yang masih terasa lemas itu di paksa untuk meronta. Ia sangat ingin menemui kekasihnya yang keadaannya memprihatinkan saat terakhir kali ia melihatnya.
"Aku harus kesana! Aku harus kesana!" Musa sembari menggapai tangannya yang masih tertancap jarum infus.
Ia berhasil bangkit terduduk dari tempatnya, kemudian mencabut infus yang tertancap di tangannya. Perawat yang berada bersama musa itu terkejut dengan tindakan musa.
"Mas! Jangan mas! Ya ampun.. Aduh, mas tenang jangan di cabut infusnya. Mas masih belum stabil, mas drop dan pingsan 2 malam." Jawab perawat itu mencoba menghalangi musa.
"Nggak mbak, aku udah janji sama dia aku mau nemanin dia, aku udah janji gak akan kemana-mana! Aku janji sama dia! Sama dia!
tapi, kok aku udah ada disini aja tiba-tiba? Udah, mbak tenang aja, aku gak apa-apa kok.. Mbak jangan khawatirin aku, aku gak apa-apa , nanti aku yang bilang ke dokternya kalau mbak takut di marahin."
Musa berjalan menuju pintu ruangan dengan meyakinkan perawat itu dia baik-baik saja, dengan dia mencoba menenangkan ketegangan dirinya untuk tidak terlalu panik dan meredakan suasana."Mas, mbak nya udah di bawa pulang, dia tidak disini lagi, mas istirahat aja dulu ya? tenangkan dulu mas." Jawab perawat itu menggapai tangan musa.
"Pulang!?"
Musa pun tak tahan dan kembali gelisah."Iya mas, udah di bawa pulang sama keluarganya."
"Gimana bisa? Dia kan perlu di rawat!?"
Jawab musa yang semakin tak mampu menahan kegelisahannya."Mas musa udah 2 malam 1 hari di rumah sakit ini gak sadarkan diri, kemarin tepatnya mbaknya sudah di bawa pulang, mbaknya udah baik-baik aja sekarang." Jawab wanita itu sembari memegang bahu musa dan mencoba menggiringnya ke tempat tidurnya.
"Beneran? Kok gak ada yang ngasih tau aku?" Tanya musa.
"Mas, kan udah saya bilang mas gak sadarkan diri 2 malam, gimana mau ngasih tau? Udah ya tenangin diri dulu. Nanti kalau sudah baikan, mas bisa nemuin mbaknya, ya mas?"
Perawat itu meyakinkan musa semuanya baik-baik saja, dan meminta musa untuk kembali ke tempatnya beristirahat.

KAMU SEDANG MEMBACA
SELECTA
Ação- Latar belakang cerita. (The first story theme in indonesia) Pertama kali di infonesia Mengangkat kisah fiksi agen intelijen, dengan yang sesuai dengan keadaan indonesia dalam badan intelijen negara (BIN). Seperti halnya james bond (MI-6), ethan hu...