Hati yang terpukul

150 8 4
                                    

KEESOKAN HARINYA, saat musa terbangun dari tidur saat setelah pulang dari cafe milik dio, ia tidak sadar telah tertidur lebih selama 15 jam.

"Aih jam berapa ini?" Kata musa sambil melihat jam tangan yang menunjukan jam 07.18 wib.

"Aih, gila, aku tidur dari jam 3 sore! Apalah kata ibuk ku tau aku seharian tidur gini!?" Keluh musa ngedumel sendiri dan tampak sibuk bangun dari tempat tidur.

Kemudian ia beranjak dari tempat tidurnya menuju lemari pakaian untuk mengambil handuk dan segera menuju kamar mandi. Setelah 15 menit ia mandi dan berpakaian. Musa langsung mencari ibunya di ruang tamu.
Biasanya, ibu musa tiap pagi hari membaca buku di ruang tamu, sekaligus mengontrol usaha suplay bahan kain miliknya via telepon.

"Bu, ibu udah sarapan ?"
Tanya musa duduk di sebelah ibunya dan merangkul ibunya.

"Eleh , gausah pura-pura baik kau musa, seharian kerjanya tidur dari kemaren gak ada suaranya dan wujudnya sama sekali! Aku kira kau mati itu tadi." Jawab ibu musa menyingkirkan rangkulan tangan musa.

Jengkel dan merasa ibunya adalah orang yang resek, musa memprotes.
"Isss !! parah ibu ini ngomongnya, ya gak lah, gatau aku. kemarin itu aku ngerasa kayak capek banget bu, Habis dari cafenya dio.."

Ibu musa mengenal dio sahabat musa, keduanya setelah lulu sekolah 2 tahun yang lalu sering menghabiskan waktu berdua, baik mereka menginapdirumah musa, atau sebaliknya, menginap di rumah dio, untuk menikmati akhir pekan, bahkan tak jarang untuk waktu yang lama.

"Ngapain kamu kesana? Dio nya sekarang gimana? Mau lanjut kuliah apa kerja?"
Ibu musa menanyakan kabar dio dengan penasaran.

"Dia sih mau daftar kepolisian bu, kemaren baru tau aku, selama ini dia mana pernah cerita ke aku.. Aku aja baru tau kemarin" Jawab musa menggaruk-garuk kepalanya.

Ibu musa terlihat sedikit antusias mendengarkan kabar teman anaknya.
"Nah! Dia aja daftar kepolisian, kau mau lanjut kemana coba? Masa kau mau luntang lantung gak jelas terus-terusan?"

"Iyaa .. Aku juga ada plan sih, cuman , ya .. belum tau plan nya apa, hahaha.." Jawab musa sambil bercanda.

Terbelalak ibu musa mendengar celotehan aneh anaknya yang kurang masuk akal.
"Ngomong apa sih anak kencur ini? Heh! Yang namanya rencana itu heus di bangun, langkahnya di rinci, tindakannya progress.. Itu baru gimana menuju visi dengan melalui misi-misi yang konkret.."

"Iya bu, iya.. Oh iya, aku mau cerita bu.. Serius!"

"Apaan? Gak usah alasan mau minta duit dengan alibi abis nabrak gerobak bakso orang lagi ya! Camkan itu!"

"Eeeh ibu ini , itu terus di bahas , yang lalu biarlah berlalu bu.. Aku kan kehabisan akal waktu itu, jadi aku alasan nabrak gerobak bakso keliling langganan kita biar ibu kasih uang." Jawab musa saat ibunya mengingatkan musa tentang perbuatannya menipu ibunya.

"Ya apa? Habis kebiasaan kau gitu! Untung aja ibu mu aku, kalau orang lain kau udah di usir.."

"Jangan lah bu , jahat amat ibu ini. Gini bu, kemaren itu aku pas di cafenya dio, ketemu orang, katanya dia agen rahasia dia tau apa-apa tentang aku bu"

Ibu musa sedikit terkejut dengan jawaban musa. Tatapnya tiba-tiba berubah memandang musa dengan serius.
Tak seperti sebelumnya, kini ia tak main-main.

"Terus? Kenapa? Siapa dia?"

Kemudian musa menjelaskan pada ibunya tentang orang yang bernama randra itu. Ia memberitahu ibunya semua tentang randra yang ia ketahui hari itu, dan juga memberi tahu ibunya peryataan randra tentang dirinya dan dio, sekaligus tawaran untuk menjadi anggota intelijen. Ibu musa pun mendengarkan semua cerita anaknya dengan seksama. Kemudian ia menanyakan pada musa tentang orang yang di temui musa kemarin.

SELECTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang