Dalam ruangan gelap gulita terbaring sosok musa dengan wajah kusut jaket jaket jeans yang sudah sebagian bercampur dengan kotoran tanah.
Ia, musa terbaring di sebuah lantai suasana hampa.
Sekelilingnya kosong tidak ada barang apapun, ia pelan-pelan sadar dan membuka matanya.
Kepalanya amat berat. Mungkin bekas pukulan teroris terhadapnya.
Sebuah pintu tak jauh dari hadapannya terbuka.
Cahaya redup mulai masuk di celah-celah pintu hingga pintu terbuka sempurna.
Sesosok bayangan tampak mulai menghalangi cahaya masuk, sosok itu dan cahaya berebutan utuk masuk.
Tidak terlihat jelas siapa sosok tu. Hingga perlahan-lahan menghampiri musa yang mulai bangkit duduk dalam ruangan hampa itu."Ibu!?"
Musa dengan mata yang tertutup silau cahaya memandang jelas pada sosok bayangan yang merangkak masuk diantara cahaya."Ibu!?"
Bergegas musa beranjak memeluk sosok ibunya di hadapannya."Aku udah mati bu!?"
Ia mulai bertanya pada sosok ibunya yang sejatinya sudah meninggal.Bayangan ibu musa lantas menjawab tanda tanya musa hanya dengan senyuman.
"Bu, ibu kenapa ninggalin aku bu!? Aku belum berbuat apa-apa untuk ibu! Kenapa ibu pergi pas aku gak ada!?"
Rasa haru itu di curahkan musa dengan memeluk sosok ibunya di hadapannya."Apa aku terlalu nakal? Sampai-sampai ibu harus ninggalin aku!? Aku mau ibu omelin, ibu ceramahin seumur hidup aku, aku mau bu.. Asal jangan pergi."
Tak ingin melepaskan ibunya itu, musa memeluknya dengan erat.Sang ibu hanya tersenyum pada musa yang dengan rasa tak ingin kehilangan terus memeluknya.
"Apa yang ayah bilang itu benar!? Iya bu!? Siapa orang yang buat keluarga kita jadi berantakan!? Jawab!"
Tangis musa mulai menuai harapan terjawab oleh ibunya.Kali ini sosok ibu yang dirinukan musa itu menjawab putranya yang tampak dirundung kesedihan.
"Nak, ini bukan soal menyalahkan siapa yang berbuat demikian"
Sosok ibunya membelai rambut musa.
Ia tersenyum kepada musa menambahi pembicaraannya.
"Ini soal tanggung jawab, ini soal berjuang, ini adalah jalan ibu dan jalan kita, katakanlah ini pengorbanan, tapi jauh dari pada itu, kita patut melindungi sesuatu, berjuang demi sesuatu.""Apa!? Rahasia ibu di selecta!? Alamat yang di kasih ayah ke aku!? Benda bodoh apa yang mampu ngancurin keharmonisan keluarga aku!?"
Musa memberontak.Sosok ibu itu kembali membelai musa.
"Musa, ibu akan selalu menjaga kamu dimanapun kamu berada, ibu melindungi kamu, maafkan ibu atas semua yang sudah terjadi pada kita..
Maafkan ibu yang sudah merengut kasih sayang dari seorang ayah yang harusnya ada diantara kita.
Tapi, disana ada sesuatu yang lebih sejati, lebih penting dalam hidup di dunia, ada tujuan yang pasti alasan kita semua berada di dunia. Dan beruntunglah kita berada didalamnya."Musa terdiam mendengarkan ucapan ibunya,
Tatapannya kosong menerawang ruangan di balik pelukannya pada ibunya."Apa maksud ibu?"
Suaranya lirih mencoba mencari keyakinan."Ibu sudah berusaha yang terbaik, ibu hanya punya kamu musa, harapan ini akan kamu teruskan, selesaikan musa, sekarang kamu sudah besar, kamu yang menentukan mana yang baik dan mana yang buruk. Ibu akan selalu menjagamu, setiap hari. Allah akan mengirim malaikatnya melindungimu."
Sosok ibu itu melepaskan pelukan musa.Musa berontak meronta mencoba menggapai ibunya yang melepaskan diri.
"Bu tunggu bu ..! Tunggu! Aku gak mau ibu pergi lagi, aku gak mau!"
Tatapannya haru, nelangsa, pilu. Kegalauan hebat tepat di hadapan musa.
KAMU SEDANG MEMBACA
SELECTA
Ação- Latar belakang cerita. (The first story theme in indonesia) Pertama kali di infonesia Mengangkat kisah fiksi agen intelijen, dengan yang sesuai dengan keadaan indonesia dalam badan intelijen negara (BIN). Seperti halnya james bond (MI-6), ethan hu...