Akhir dari nasehat dan kenyataan tersembunyi

120 7 7
                                    

Di sebuah ruangan khusus kedap suara, hanya 2 kursi dan 1 meja, duduklah seorang dengan rambut ikal kusut dengan tangan di borgol. Ruangan petak dengan 1 cermin dan 4 lampu neon melengkapi suasana ruangan yang sangat minim perabotan itu. Di balik cermin ada beberapa orang memperhatikan gerak-gerik orang yang  berada dalam ruangan dalam keadaan terborgol itu.

"Apa dia sudah siap dimintai keterangan dan memberikan informasi tentang sindikatnya?"

"Entahlah, kuharap dia berbicara tanpa harus menerima threatment dari kita" ujar maggie pada salah seorang anggotanya.

Tak lama kemudian, seorang investigator dan orang yang terlihat seperti pengawal masuk ke dalam ruangan menghampiri pria itu. Sang investigator duduk dan memperkenalkan diri.

"Perkenalkan, saya harry, saya akan menanyai anda beberapa pertanyaan." Sang investigator membuka koper yang  ia bawa dan mengeluarkan isi dari koper.

Orang itu hanya diam tak menjawab sepatah katapun.

"Hmm, menurut informasi yang saya terima, bahwa salah satu anggota BNN telah menembak lutut anda sampai cacat dan membekap mulut anda dengan kaktus,
Bagaimana keadaan anda? Apakah sudah membaik?" Tanya investigator itu.

Pria yang ternyata adalah salah satu sindikat yang sebelumnya di bekap musa dengan kaktus itu, tetap tidak menjawab pertanyaan sang investigator. Bibirnya terlihat dower dan bengkak, mungkit itu membuatnya sulit bicara.

"Apa anda kesulitan berbicara pasca apa yang dilakukan anggota itu terhadap anda?"

"Sssffhakitt" jawab pria itu merintih dan kesulitan berbicara dengan mulut bengkaknya.

"Saya heran kenapa anda yang harus saya interigasi. Baiklah, saya akan bertanya, dimana sindikat kalian berada? Berapa banyak anggotanya, dan kemanakah jalur penyebaran narkotika kalian?" Tanya nya.

Pria itu tidak menjawab, ia memandangi ke arah investigator dan pengawalnya.

"Oke, mungkin anda kesulitan berbicara, mari kita coba dengan kertas dan pena." Investigator itu mengambil kertas dan pena dari kopernya dan di berikan pada pria sindikat itu.

Di balik cermin maggie bertanya pada anggotanya.

"Kenapa harus dia yang di interogasi? Mana sindikat yang membawa koper atau yang lainnya? Kenapa dia tidak berbicara sedikitpun?"

"Mungkin mulutnya masih sakit karena  di bekap musa menggunakan kaktus. Para sindikat yang lainnya sedang mendapat perawatan intensif. Itu sebabnya komite menunjuk dia."

"Intensif ? Kenapa bisa?" Tanya maggie lagi.

"Pada saat polisi mengamankan mereka semua, yang lain memberontak dan berusaha kabur, sehingga terpaksa di lumpuhkan, hanya dia yang tersisa, karena pada saat diamankan dia tidak berkata sepatah katapun." Ujar anggota maggie.

"Oh, musa.. " Ucap maggie terheran.

Pria yang telah di berikan investigator sebuah pena dan kertas, tetap diam dan tidak menulis apapun. Sesekali ia melihat kertas dan pena yang di berikan padanya, sesekali menatapi investigator dan pengawalnya.
Sang investigator melihat ke arah pengawalnya tanpa mengatakan apa-apa, pengawalnya pun mengangguk, ia menghampiri sindikat yang terborgol itu kenudian,

Braaakk!!

"Aaaaaagghhh!"

Sindikat menjerit kesakitan. Kepalanya di bentukan oleh pengawal investigator di meja. Menekannya di meja, kemudian memukuli kepalanya bberapa kali.

"Aaaaaagghhh , ohkee ohkeee sayhaa huuliissff .. sayhaa huuliish" jawabnya kesulitan bicara sembari kesakitan karena di pukuli oleh pengawal investigator tersebut.

SELECTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang