Teman?

86 4 0
                                    

Dua hari pun berlalu. Setelah pelatihan kerja sama untuk membekuk sindikat narkotika mereka jalani. Kini, para anggota tes itu pun bersiap berangkat menuju kebun raya bogor, tempat penangkapan target sasaran. Mereka mengenakan pakaian yang tidak mencolok, cukup santai, ada yang mengenakan kaos lengan panjang, kaos oblong, kemeja, sedangkan musa sendiri mengenakan jaket jeans tidak di kancing, berkaos polos hitam, dan celana jeans hitam lengkap dengan sepatu cat. Mereka dilengkapi dengan alat bantu komunikasi semacam hands-free bluetooth, yang di sambungkan pada obrolan telepon.

"Kurasa lembaga ini berbakat buka konter pulsa." Ucap musa sembari memasang handsfree itu di telinganya.
Kemudian ia melanjutkan, mendekati maggie dan bertanya.

"Kita naik angkot pak?" Tanya musa saat beserta anggota lain menuju gerbang markas.

"Permisi, kita tepatnya bukan mau ke pasar baru belanja kacang." Jawab maggie.

Saat setelah sampai di depan markas datasemen 17, mereka di jemput menggunakan 2 kendaraan sejenis land rover hitam.

"Wow, amazing.." Ucap musa.

"Tidak perlu terkagum, itu sudah biasa disini" jawab arman menyambung pembicaraan.

"Oke, para anggota, tolong jangan kecewakan kepercayaan yang sudah di alihkan pada kita. Pulanglah dengan misi selesai dan kehormatan. Ingat! Kerjasama harus di utamakan dan jangan sampai ada kerusuhan. Terlebih jangan ada yang mati." Ungkap maggie.

Siap pak !

Para peserta menjawab dengan penuh semangat.

Musa tidak menanggapi arman, teman seangkatan yang merasa menjadi rival dari setiap gerak-geriknya. Kemudian mereka masuk ke masing-masing mobil.

Saat berada di dalam mobil, musa mengingatkan samuel dan yang lainnya soal strategi dan taktik penangkapan sindikat. Musa yang sebelumnya dipilih sebagai pemimpin regu A, mencoba untuk mengkoordinasi rekan-rekannya.

"Guys, sesuai sesuai yang di bilang sama si bos menurut sumber tertutup pihak BNN, mereka melakukan transaksi tepat jam 12 di daerah taman rusa, pelaku berciri-ciri membawa koper berisi laptop. Ingat! Tangkap sindikatnya, jangan rusanya, oke!" Ucap musa.

"Siapa yang juga yang mau menangkap rusa, kau ada-ada saja, tidak ada rusa pakai sabu-sabu setau saya." Jawab samuel.

Musa menatap samuel dengan pandangan serius.
"Aku pernah melihat jerapah ngisap ganja!" Pandangan serius itu benar-benar tidak seperti bercanda.
Kemudian musa menambahi.

"Aku hanya mengkhawatirkan kalian, takutnya salah sasaran."

"Kite juga kalo salah sasaran mikir-mikir juga kali, nangkep nya orang, bukan rusa." Jawab sani.

"Bagus guys, berarti aku gak perlu cemas." jawab musa.

"Yang kami cemaskan itu kewarasan jiwamu sekarang.. Bukan sindikat itu, bagaimana bisa kita di pimpin orang sinting?" Kata bima.

"Tenang guys, ini tidak seperti yang kalian pikirkan. Kita semua rekan, kita harus kerja sama biar sama-sama lolos." Ucap musa.

"Kau dari tadi saya dengar cuman bahas rusa." Sambung samuel.

"Kita tidak perlu tegang sam, telax men, relax.. Kita harus tutup semua daerah disana , kita kepung saat mereka melakukan transaksi."

SELECTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang